Chapter 15. Taman bermain.

7 0 0
                                    

Seperti biasa, vote sama komen ya ^^
•••

|Pacaran kok ngingetin shalat, ngingetin 17.32 juga dong!|

-Jessy Revalia Sevie -
•••
{Happy Reading}

Hari minggu berjalan begitu cepat, Cilla merebahkan tubuhnya di kasur setelah berjam-jam ia duduk dengan laptop dihadapannya. dari jam satu siang sampai jam empat sore ia habiskan untuk menulis. Salah satu hobi Cilla adalah menulis, ia menulis satu cerita yang dia upload di aplikasi wattpad. Pembacanya sudah lebih dari tiga ratus ribu pembaca, padahal masih setengah jalan.

Dulu waktu awal menulis, cerita yang Cilla published sepi pembaca. Namun setelah ia mengenal promosi, karya yang Cilla tulis menjadi ramai pembaca.

"Nanti endingnya gimana, ya?" Cilla kebingungan menentukan ending yang nanti akan ia tulis nanti. "Keluar bentar kali ya? Siapa tahu dapet ide."

Cilla membuka lemari untuk mengambil cardigan rajut dan memakainya. Cilla berjalan menuju garasi dimana motor maticnya terparkir.

Cilla meminta tolong kepada bi Ani untuk membukakan gerbang rumahnya.

"Makasih, bibi. Cilla pamit dulu, ya? Assalamualaikum," ucap Cilla. Ia mencium tangan bi Ani untuk berpamitan.

"Waalaikumsalam. hati-hati, ya, non," jawab bi Ani.

Cilla tersenyum dan segera melenggang pergi.

°°°

Setelah tiga puluh menit Cilla mengendarai motor tanpa tujuan, akhirnya ia memutuskan untuk berhenti di salah satu taman bermain.

"Permen kapas!?" pekik Cilla ketika melihat penjual permen kapas yang mangkal di taman bermain tersebut.

Cilla berlarian kecil menghampiri penjual permen kapas itu sehingga ia tidak memperhatikan langkahnya. Cilla hampir terhuyung akibat menginjak lubang.

"Untung nggak ada airnya." Cilla mengelus dadanya, hampir saja ia membuat dirinya malu akibat ulahnya sendiri.

"Mas, beli permen kapasnya satu, ya?" ucap Cilla kepada penjual permen kapas tersebut.

"Mau yang mana, mbak?"

"Itu aja, mas, yang warna pink," jawab Cilla.

Setelah Cilla membayar, ia buru-buru membuka plastik pembungkusnya dan memakannya dengan perlahan.

Ketika Cilla masih fukus dengan makanan yang ada di tangannya, tiba-tiba anak kecil berumur sekitar tiga tahunan datang menghampirinya.

Karena Cilla masih belum menyadari kehadirannya, anak kecil tersebut menarik-narik ujung cardigan yang Cilla kenakan. Sehingga akhirnya Cilla menundukkan kepalanya melihat manusia menggemaskan dihadapannya.

Cilla berjongkok menyetarakan tingginya dengan bocah tersebut. Cilla tersenyum dan mengelus pipi gembulnya.

"Adek mau ini?" Cilla menunjuk permen kapas yang dibawanya, tapi anak tersebut menggeleng.

Cilla tersenyum hangat. "Nama kamu siapa?"

"Aku namana adel, kak," jawabnya.

"Hai, Adel. Kenalin nama kakak, kak Cilla." Cilla meraih tangan kecil Adel untuk bersalaman dan Adel langsung mencium punggung tangan Cilla.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 06, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

GalaCillaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang