"jadi kita pancing keluar sesuai rencanamu begitu?"
"iya"
"kebetulan aku sangat suka membuat keributan"
"bagus hwang hyunjin, buat dirimu berguna"
"aku bingung itu sebuah pujian atau hinaan. Terimakasih Han Jisung "
Begitulah cuplikan sebelum mereka bisa masuk kedalam sebuah bangunan besar.
Kini dihadapan mereka hanya terdapat ruangan kosong, Jisung benar - benar bingung apa yang harus dia lakukan, untungnya Hyunjin berhasil mengalihkan perhatian dan untungnya juga dia Hyunjin berhasil masuk sebelum pintu tertutup.
"gila tempat macam apa ini" ujar Changbin melihat sekeliling bangunan yang sudah rusak.
Christ sedikit menghela nafas mengingat sedikit kejadian yang terjadi pada masa itu.
"ini semua hancur gara gara orang brengsek yang serakah" ucap Christ sembari melangkah kedepan.
Bagaimapun juga masalalu yang ada di tempat ini memang memilukan namun terdapat rahasia yang tersimpan. Hanya Sky lah yang tau.
Mereka melangkah semakin dalam ke ruangan, tiap ruangan di gedung ini begitu luas sekali. Sesaat Jisung terdiam, telinganya mendengar sesuatu tengah melangkah kearah mereka secara perlahan. Melihat yang lain masih fokus berjalan Jisung menyimpulkan hanya dirinya yang mendengar.
"Jisung ada yang mendekat"
Minho yang berada dibelakang Jisung menahan lengan Jisung, ternyata Minho juga mendengar.
"apa sebaiknya kita waspada?"
"sepertinya harus"
Baru saja Jisung ingin memperingatkan, tembok di sebelah kiri mereka sudah runtuh akibat dihantam sesuatu.
Jisung mengibaskan tangannya akibat debu yang berterbangan, di dekat reruntuhan Jisung dapat melihat sebuah mesin besar berjalan memiliki mata merah menyala tengah menatap mereka.
"i-itu robot, robot yang menciptakan portal portal itu!"
Teriak Leon panik, tentu semuanya pun ikut panik. Jerome dengan cepat melempar 3 pisau yang ia simpan disakunya, sayangnya pisau itu tak menimbulkan efek apapun pada Robot itu.
"bodoh! Dia itu besi!"
Kesal Sam pada adiknya itu."Aku panik?!"
"panik pun harus berpikir bagaimana menyerangnya, bukan asal serang begitu. astaga" Sam mengusap wajahnya, Jerome selalu saja begini.
"fokus!" kali ini Minho yang berteriak untuk memberhentika perdebatan antar adik kakak itu.
Bisa bisanya mereka berdebat dalam situasi seperti ini, apa mereka ingin mati. Begitulah kira-kira yang dipikirkan Minho sekarang.
Robot yang tadinya hanya berdiri menatap mereka, kini mulai mengayunkan tangannya dengan kuat kearah mereka.
"menghindar!"
Hampir saja Chan terkena hantaman tangan robot besar itu, gila saja jika sampai kena, Chan tak bisa membayangkan.
"aku hampir menjadi manusia gepeng"
"jeongin bagaimana ini?" tanya Hyunjin panik pada Jeongin yang terjatuh disampingnya.
"robot ini tidak bisa dihancurkan! Kita hanya perlu mencari tahu bagaimana untuk mematikannya!"
Teriak Leon sembari menghindari hantaman robot itu.
"bagaimana cara mematikannya?!" tanya Felly.
"aku tidak tahu"
Jisung menggeram. gawat, mereka harus segera bertindak jika tidak ingin mati disini.
Tanda ragu Jisung mengeluarkan cahaya dari telapak tangannya untuk mengikat robot itu. Seakan satu pemikiran dengan Jisung, Changbin melakukan hal sama. Changbin mengeluarkan akar dari tanah untuk mengikat kakinya agar tak kemana mana.
"sembunyi terlebih dahulu!" seru Jisung yang masih menahan robot itu.
"cari cara untuk mengalahkan robot ini! Cepat!" seru Jisung kembali.
Christ dan yang lain mengangguk, tetapi Sam, Luwis, Jeongin dan Minho tidak ikut pergi.
"aku akan membantu"
Dengan cepat Sam mengeluarkan pedang dan mencoba menyerang robot itu.
Minho pun ikut mencoba menyerang dengan pedang merah yang ia keluarkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My LEVANTER ☆2
FantasySeseorang yang mereka lihat sudah tiada, kini muncul kembali dengan nama yang sama wajah yang sama namun sifat dan perilaku yang berbeda. Jisung terus meyakinkan dirinya bahwa dia bukan lah seseorang yang ia rindukan. DIANJURKAN BACA LEVANTER 1 DULU...