12

3.7K 373 5
                                    

Felix menyenderkan tubuhnya di bahu mungil milik Larian.

"Felix tolong pakai ini" Larian yang baru selesai merakit mahkota bunga menyematkannya di atas kepala Felix.

"Felix kamu sangat cantik mengenakan ini" Larian terkagum-kagum menatap bocah di hadapnya.

Kulit puti susunya bagaikan porselin, mata abu-abu berpadu dengan biru bagaikan kombinasi danau dan bulan, kecantikan Felix bahkan lebih indah dari kelopak bunga di kepalanya.

"Tidak, menurutku Rian lah yang paling cantik" Felix mengembalikan mahkota itu, menempatkannya di atas kepala Larian.

Wajah Laria memerah terkejut dengan tindakan Felix, ditambah anak yang selalu dingin kepada orang lain tersenyum manis ke arahnya.

" Iya, iya, a aku yang paling cantik" Larian membuang wajahnya menyampingi Felix karena malu.

Wajah Felix kembali suram. Sudah sejak lama Felix jarang memperlihatkan senyumannya pada Larian, dan itu membuat gadis kecil ini merasa sakit di bagian lain.

"Apakah orang-orang itu menyusahkan ayahmu lagi? " tanya Larian khawatir.

Felix sering menceritakan permasalahan keluarganya kepada Larian. Di rumah dia tidak punya siapa-siapa untuk bisa diajak bicara, orang tua yang selalu bertengkar setiap hari memikirkan tentang wilayah mereka, adik-adiknya yang masih kecil dia hanya bisa bersikap dewasa untuk mengurangi beban semua orang.

Walaupun Larian adalah anak jalanan, tapi dia sedikit mengerti tentang hubungan para bangsawan. Felix telah mengajarinya beberapa hal, cara bergaul masyarakat kelas atas, bagaimana membangun hubungan satu sama lain, bisnis seperti apa yang lebih menguntungkan, hampir semua hal diajarkan Felix untuknya.

Secara garis besar Larian tau, keluarga Felix sudah berada di ambang kejatuhan. Banyak orang-orang yang datang menagih hutang kepada mereka, ditambah dampak kekeringan yang membuat sumber utama penghasilan County Berenice tidak stabil.

Larian tidak tau keluarga mana itu, tapi ia pernah mendengar isi bahwa Count pernah melakukan hubungan bisnis dengan Marquees Hestelin.

Keluarga itu mempunyai kekayaan yang sangat banyak, pertambangan, pertanian, bisnis kapal laut, hampir semuanya dijalankan keluarga Hestelin.

Bisnis Berenice yang hancur, kemudian pinjaman yang besar kepada Hestelin, membuat setengah bisnis yang dijalankan keluarga ini diserahkan kepada keluarga Marquees.

Hal itu belum cukup, membuat orang tua Felix pergi melakukan perjalanan bisnis sendiri karena mereka sudah tidak punya apa-apa lagi. Tapi pada akhirnya, semua itu hanya membawa kematian count dan countess.

Alasan itulah kenapa Felix sangat membenci Hestelin.

Larian cuman bisa menatap sapu tangan itu, mengingat kembali momen kebersamaan mereka dulu dengan harapan untuk bisa kembali seperti semula.

..........
Killian, sekarang orang itu adalah pengawal pribadi yang ditunjuk Zoerla.

Sejujurnya itu jauh melenceng dari standar yang dibuat Zoerla.

'Dia berisik'

Zoerla merasa kepalanya akan meledak, orang ini memang tidak secara langsung mengatakan bahwa dia tidak suka.

"Ah tuan putri tanaman disini baunya sangat busuk"

"Saya kedinginan disini"

" Apakah anda benar-benar suka membaca? "

"Saya akan mati kebosanan jika anda hanya berdiam diri di kamar"

"Tuan putri, apakah anda juga akan mengikuti acara berisik di luar sana? "

"Tuan putri apakah anda ingin berburu?"

Apapun yang dilakukan Zoerla, orang itu selalu mengeluh.

Melontarkan ucapan absurd membuat kepalanya sakit.

"Killian apakah kau bisa diam sebentar"

"Tuan putri apa anda membenci saya seperti lainya? "
Zoerla menghela nafas kasar, kenapa dia bisa memilih orang ini menjadi pengawalnya.

Selain berisik, berisik, dan berisik tidak ada hal lain yang bisa dilakukan orang ini untuk Zoerla. Pikirannya untuk bisa mendapatkan anjing setia, yang di tangkap malam anjing yang suka menggonggong.

"Tidak, lupakan saja"
Zoerla kembali berjalan ditemani Killian di sampingnya.

"Nona" Amy dengan wajah yang panik  menghampiri Zoerla dan Killian yang sedang berjalan-jalan di taman.

"Nona sebaiknya anda segera bersembunyi? " menanggapi ucapan Amy, kedua orang itu hanya kebingungan tidak mengerti dengan apa yang terjadi.

"Sebaiknya anda segera pergi, Nona Alicia benar-benar sangat marah" Amy begitu khawatir menarik tangan Zoerla untuk melarikan diri.

"Berhenti! "

Terlambat, Alicia sudah menemukan mereka.

Tampar

Tangan Alicia mendarat untuk kesekian kalinya di pipi Zoerla.

Zoerla tidak tau apa yang terjadi, berdiri membeku di tempatnya. Begitu pula wajah Amy dan Killian yang terkejut.

"Dasar kau aib sialan" Alicia benar-benar marah, menarik rambut Zoerla dengan keras, mendorong tubuh gadis itu kebelakang. Membuat Zoerla jatuh mengenai pagar bunga yang baru di pangkas.

Tubuhnya tergores kayu tanaman yang meruncing bekas pangkalan tadi.

Semua pelayan di mansion hanya melihat kejadia itu tanpa ada yang berani untuk menghentikan perlakuan kasar Alicia.

"Nona apa yang anda lakukan? " Killian maju menahan tangan Alicia yang ingin menghajar Zoerla lagi.

"Minggir kau anjing sialan, berani-beraninya kau menahan diriku"
Sayang Killian hanyalah pengawal biasa, Alicia menerapkan beberapa mantra pada Killian membuatnya terpental jauh. Tubuh Killian seakan terkunci, dia berusaha memberontak untuk berlari menyelamatkan Zoerla dari amukan Alicia.

"Kau anak sialan, karena dirimu ibu mati, lalu sekarang kau juga ingin menyingkirkan ku"

Alicia juga menerapkan sihir pada Zoerla, membuat dia kesusahan bernapas di udara.

Selama ini Alicia memang bersikap kasar, tapi hanya hukuman fisik saja yang didapatkan Zoerla. Baru kali ini dia menunjukan kekuatan sihirnya.

Dibandingkan rasa takut, Zoerla hanya penasaran dengan kesalahan yang dia lakukan. Bagi Zoerla kematian adalah sahabatnya, dia sudah terbiasa dengan keadaan yang mengancam maut.

"Alicia apa yang kau lakukan" Lenox yang sedang berjalan di taman terkejut dengan pemandangan di hadapannya. Begitu juga dengan dua orang yang mengikutinya.











.............

Selamat membaca:) :) :)

Tolong dukung aku dengan vote+comment kalian yah😊☺☺☺

The Same LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang