5

5.1K 500 1
                                    

Alicia melangkah masuk kedalam tempat acara Larian. Langkahnya diayun dengan cepat, hari ini perasaanya benar-benar naik turun. 

Dia baru mengetahui bahwa saudara kembarnya, aib terbesar keluarganya, hal yang paling disembunyikan dalam keluarganya dibiarkan keluar begitu saja.

Yang paling menjengkelkan dia diijinkan untuk mengikuti acara sosial dan itu diselenggarakan oleh orang yang dibencinya.

Setelah namanya diumumkan, Alicia memperhatikan langkahnya dengan anggun dan masuk kedalam sambil mengatur ekspresi wajahnya agar terlihat lebih tenang.

" Halo Lady Alicia, terimakasih karena sudah menghadiri party tea saya" Alicia dengan tenag membalas sapaan Larian sambil terus mengedarkan pandanganya.

" Lady Alicia apakah ada sesuatu yang anda cari?"

"Ah tidak, bunganya mekar dengan indah seperti warna rambut anda" Alicia menggigit ujung lidahnya kesal karena tidak bisa menemukan sosok yang dia cari.

**********

Zoerla terus menyeduh tehnya, menikmati muffin, tar labu, pudding jeruk, dan cemilan lainya sambil terus memperhatikan Larian yang menyapa para tamu menebarkan pesona pemeran utama dengan senyum mansinya.

"Lady Alicia Valerian menghadiri tempat" Zoerla tersendak tehnya sendiri, mendengar nama saudara kembarnya di dunia ini.

Pikiranya kacau, tidak mungkin Larian mengadakan tea time sebesar ini tanpa mengundang tokoh penting lainya.

Dan lagi-lagi dia tersadar kalau ini adalah dunia novel, jadi apapun yang dilakukan tokoh utama pasti itu bagian dari cerita.

Melihat bagaimana sikap Alicia padanya selama ini, Zoerla merasa lebih buruk lagi. Ia merasakan bahwa jika Alicia menemukanya, maka semuanya akan berantakan, konflik dengan pemeran utama bahkan dengan penjahat itu akan membawa nasib yang lebih buruk.

Beruntung tempat yang Zoerla pilih terletak dekat bibir labirin, apakah di rumah bangsawan selalu ada labirin, tapi ia bersyukur.

Zoerla dengan hati-hati berjalan masuk kedalam, Alicia sudah berdiri di depan berbicara pada Larian. Mungkin Larian di sana juga menyadari apa yang akan terjadi jika Zoerla bertemu dengan Alicia, karena dia adalah orang yang menciptakan kekacauan ini.

" Lady Alicia apakah ada sesuatu yang anda cari?"

"Ah tidak, bunganya mekar dengan indah seperti warna rambut anda"

Beruntung Zoerla berhasil bersembunyi dibalik tembok bunga mawar yang besar.

Zoerla mengatur pernapasannya, gugup dengan apa yang terjadi.

"Gila, kalau sampai ku tertangkap, memikirkan apa yang terjadi saja sudah membuat leherku tegang"

Zoerla menetralkan kegugupannya memilih untuk bergerak mengintari labirin, bisa saja Alicia yang penasaran akan mencoba masuk, dan jika dia hanya bersembunyi di satu tempat, kemungkinan terbesar untuk tertangkap sangat besar, dan tempatnya bersembunyi ada di pintu masuk labirin, mungkin mengundang banyak perhatian.

Jika dia berjalan lebih dalam kemungkinannya akan diperkecil.

************

Zoerla terus berputar-putar didalam labirin sambil menandai jalanya dengan daun dan bunga yang bisa dijadikan sebagai penunjuk arah.

" Sepertinya disini tidak masalah" Zoerla sudah merasa kewalahan, menyapu lantai berumput dengan gaun birunya.

Benar merepotkan berjalan dengan pakayan ini

Zoerla mengeluh  betapa kewalahannya dia berjalan, padahal baru sebentar tapi itu sangat melahkan.

" Jangan lupa untuk menaruhnya, jangan sampai ada yang curiga"

"Tenag saja, urusan ini bisa kau serahkan padaku"

"Baiklah aku akan menunggu di belakang, berhati-hatilah untuk tidak mengacaukan misi kali ini"

Zoerla menajamkan pendengarnya, mendengar percakapan yang mencurigakan.

Dari balik dinding, Zoerla berusaha untuk mengintip memastikan siapa yang berbicara, tapi itu terlalu tinggi untuk melihat keluar labirin.

Zoerla merasakan ketidaknyamanan, dia tiba-tiba teringat dengan adegan Larian yang keracunan di acaranya sendiri.

"Apakah itu sekarang?" Zoerla berusaha mengelak dan tidak peduli, tapi sial instingnya dan ingatan tentang alur novel membuatnya goyah.

Zoerla menaruh kekuatan pada kakinya untuk melompati labirin yang tinggi.

Mendengar percakapan orang-orang itu dia yakin itu ada diluar labirin, dan jika ia memilih untuk kembali dengan mengikuti rute awal bisa jadi semuanya akan terlambat.

"Yah kehidupan ku yang dulu tidaklah sia-sia" Zoerla merobek rok gaun merasa tidak nyaman untuk bergerak dan terlalu berat, ditambah kapasitas tubuh ini sangat terbatas.

Zoerla yang dulu adalah anak haram dari keluarga kaya yang disembunyikan, ia dibesarkan dengan menjadi pembunuh bayaran, mengatasi segala musuh yang menggangu bisnis keluarganya.

Berharap untuk bisa mendapatkan perhatian, tapi keluarganya malah menatapnya dengan jijik dan selalu mengabaikannya.

Zoerla merasa lebih terluka lagi karena dia sudah melakukan semua yang dia bisa untuk keluarganya, meskipun harus melumuri tangannya sendiri dengan darah, tapi tetap tidak ada yang peduli.

"Sudahlan, itu hanya salah satu dari banyak kenangan buruk" Zoerla berhasil melompati labirin, tapi karena tubuh Zoerla yang lemah pada akhirnya itu melukai kakinya sendiri.

"Hah tubuh ini benar-benar lemah" Zoerla memijat kakinya sendiri yang terkilir, karena cedera seperti ini sudah sering didapatnya selama masa pelatihan Zoerla tidak terlalu merasa sakit dan berlari ke tempat acara.

The Same LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang