9 | Kejutan Harta

46 27 0
                                    

|||

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

|||

Padme menatap Liliane, dia merasa gugup. Mereka berdua kini sudah berada di depan pintu ruang konselor laktasi. Liliane mengatakan sebaiknya mereka kemari dan melakukan konsultasi mendalam.

"Ayo, Pad!" ajak Liliane.

Menarik napas, Padme mengangguk. "Bismillah. Ayo."

Mereka berdua masuk dan langsung di sambut oleh dokter wanita. "Selamat pagi," sapa dokter tersebut.

"Selamat pagi, Dok," balas Padme dan Liliane bersamaan.

"Silakan duduk."

Setelah duduk, Padme langsung mengatakan tujuannya datang.
"Induksi laktasi, ya?" ujar dokter yang bernama Mariana itu.

Padme mengangguk. "Benar, Dokter. Saya ingin melakukan program induksi laktasi."

"Anda belum menikah, bukan?"

Padme menggeleng. "Belum."

"Baik, kalau boleh tahu bayinya berusia berapa?"

"LIma tahun, Dokter. Sekarang masih tidak berada di sini, sampai proses adopsinya selesai."

Dokter Mariana mengangguk paham. Dia pun mengambil posisi dan bersiap menjelaskan.

"Baik. Karena Ms. Padme belum menikah juga tidak sedang mengandung, maka perlu perlakuan khusus dalam program induksi laktasi ini. Ada tiga cara, pada umumnya. Yang pertama adalah terapi hormon, lalu konsumsi obat-obatan, dan pumping.

Karena waktu yang kamu sebutkan tidak terlalu panjang, maka saya akan memberikan beberapa obat agar dapat merangsang produksi ASI. Sebab bila saya menyarankan kamu untuk melakukan terapi hormon saja, akan memakan waktu lebih. Lalu, kamu juga harus membarenginya dengan pumping atau memompa payudara menggunakan pompa elektrik."

Padme dan Liliane mengangguk paham secara bersamaan. Tidak ada yang berbicara, keduanya menunggu sampai konsultan itu melanjutkan penjelasannya.

"Pada langkah awal, kamu bisa memompa sepuluh menit setiap empat jam, atau minimal sekali saat malam. Setelah kamu mulai terbiasa, tolong tingkatkan waktunya menjadi 15 sampai 20 menit per dua  hingga tiga jam. Terus lakukan kegiatan ini sampai bayi kamu tiba, ya. Sebelum menyusui, saat sedang menyusui, juga setelah menyusui, kamu bisa melakukan pumping. Sesuaikan saja. Ini berguna untuk menyediakan persediaan ASI di pa*udara."

Padme ikut tersenyum membalas senyuman konsultan tersebut. "Saya mengerti, Dokter. Jadi, proses pumping ini harus diperhatikan sampai benar-benar terlihat hasilnya?"

"Benar. Kamu bisa melihat perkembangannya perlahan, nanti. Jangan sedih karena tidak kunjung menemukan ASi keluar, karena memang tidak semudah itu. Santai saja, tetap tenang, tanamkan sugesti positif di dalam pikiran kamu. Jaga makan, jaga tidur, jangan sampai kelelahan, apalagi sampai stress."

Kiriman Berharga Dari Negeri Piramid | EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang