2 - Alasan

4.1K 336 12
                                    

Setahun sebelum kepergian kedua orang tua Kenza. Ayah Kenza di phk dari tempat kerjanya.

Saat itu Deon masih duduk dibangku kuliah. Mau tidak mau Deon harus bekerja untuk menbantu ekonomi keluarga.

Hubungan papah dan mamah Kenza diambang perceraian. Sudah sejak lama hubungan mereka tidak baik.

Sejak Kenza dikirim smp ke sekolah asrama internasional, mamah Kenza lebih sering diluar dan jarang pulang kerumah. Jika dirumah pun mamah dan papah nya hanya akan bertengkar.

Semua bertambah parah karena papah di PHK.

Hingga saat ketika Deon meminta untuk menjenguk Kenza bersama sama. Karena selama ini mamah papahnya tak pernah datang menjenguk adik kecilnya itu.

Tapi kecelakaan mobil terjadi, menabrak sebuah trotoar pembatas jalan dengan keras. Dan membuat kedua orang tuanya meninggal ketika menjalani perawatan di rumah sakit. Anehnya Deon tak terluka parah.

Deon dihantui rasa bersalah.

Dia tidak tau bagaimana caranya merawat adiknya sendirian. Selama ini ayahnya lah yang selalu memperhatikan hal kecil apapun tentang Kenza. Hanya saja Kenza tak pernah tau. Karena ayahnya pasti akan menyuruh Deon melakukannya.

Mamahnya?

Jangan tanya.

Mamah mereka terlalu sibuk dengan dunia nya sendiri. Jarang pulang dan selalu pergi ke diskotik.

***

Detak jantung Kenza kembali.

Dokter dan tim medis lainnya akhirnya bernafas lega. Deon menunggu di luar ruang UGD frustasi. Pak Bram tak berhenti mondar mandir menunggu dokter keluar.

Deon tak bisa membayangkan kalau dia harus hidup sendiri. Ia remas tangannya yang gemetar. Tadi Deon memang terlalu keras pada adiknya itu. Tapi Deon pun tak tahan membiarkan adiknya yang semakin memberontak dan nakal di sekolah.

Mereka hanya tinggal berdua. Bagaimana kalau tidak ada orang dirumah, Deon hanya khawatir Kenza tak bisa menjaga dirinya sendiri. Bahkan di sekolah saja dia berani mencoba merokok.

Dokter keluar dari ruangan. Deon segera berdiri dan mendekat tanpa mengucapkan apapun, sang perawat langsung mengerti dan memberitahukan kondisi Kenza.

"Mas keluarganya?"

"Saya kakaknya dok"

"Adik mas tadi mengalami gagal nafas. Dan sempat berhenti jantung. Tapi Tuhan berkata lain dan detak jantung adik mas kembali. Saya sarankan untuk melakukan pemeriksaan lengkap ke dokter spesialis dan dirawat dalam beberapa hari. Kami akan memindahkan keruang inap, sebaiknya mas ke bagian administrasi"

Deon mengangguk mengerti dan berterima kasih.

Kenza sudah dipindahkan ke ruang rawat inap. Sedangkan Deon masih di administrasi untuk menyelesaikan segala prosedur rumah sakit.

Kenza membuka matanya. Seluruh tubuhnya terasa berat dan lemas. Ia tak bisa bernafas dengan baik. Sebuah selang tersambung dengan mulutnya, membuatnya juga tak bisa berbicara.

Karena alat alat itu, Kenza bahkan tak bisa dengan mudah menengok. Ia hanya bisa melirik dari ujung matanya ke seluruh ruangan. Tidak ada siapapun. Lagi lagi, dia harus sendiri setelah bangun dari kematian.

Dadanya mulai naik turun. Ini salah satu masalah Kenza. Ia sangat tidak bisa mengendalikan emosinya. Kenza sangat tempramen. Memikirkan dia bangun dan sendiri membuatnya sangat marah. 

Kenza berusaha bergerak tapi tak mampu. Seluruh badannya seperti remuk.

"Ennngggggggg" Kenza berusaha teriak dengan selang yang terpasang di mulutnya.

Kak, Gue kangen! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang