Kenza menyelimuti Deon dengan semua selimut di tendanya.
Wajah Deon sangat merah karena demamnya yang tinggi.
Sebenarnya Deon termasuk yang gampang masuk angin. Apalagi kalau ia kecapean.
Kenza pun tidak mengikuti kegiatan hari ini bersama siswa lainnya.
Sedangkan Raka sudah sibuk di tenda kesehatan.
"Ken,. Ga ikut outbound sama temen temen?" Tanya Deon lemas.
Kenza menggeleng pelan.
"Kakak mau tidur... Kalo Ken disini, kakak jadi gabisa tidur..." Ucap Deon beralasan.
Deon tak tega jika Kenza harus mengurusnya padahal ini adalah camping pertamanya.
Seharusnya Kenza sedang bersenang senang dengan temannya.
Tapi Kenza masih memilih untuk tetap menemani Deon.
Suara para siswa bernyanyi terdengar hingga ke tenda mereka. Kenza menengok penasaran.
"Serius gamau ikutan?"
Kenza berpikir lama.
"Kakak tidur dulu aja yaaaa... Ken kumpul dulu Hehehhe" ucap Kenza dengan senyumnya.
Deon mengangguk dengan senyum hangatnya.
Melihat itu, Kenza pun langsung keluar dari tenda dengan semangat.
****
Bukk
Kepalan tinju Kenza tepat mengenai wajah Ari.
Ari mengeraskan rahangnya marah. Ia pun bangkit dan balas memukul Kenza dengan kepalan nya.
"Apa apaan si Lo pada!" Geram Ega membantu Kenza yang tersungkur.
"Kelompok kita ketinggalan gara gara dia!! Dan sekarang Lo belain adek manja kaya dia?" Kesal Ari.
"Kenapa jadi salahin gue! Lo yang liat tali petunjuknya. Dan sekarang malah bawa bawa kakak gue!" Balas Kenza ketus.
"Emang Lo manja anjg!! NYUSAHIN!!" hujat Ari
"ANJG LO!!" Marah Kenza melayangkan kepalannya lagi.
"UDAH WOY!!!" Teriak Ega kesal dan menahan tangan Kenza.
Kenza dan Ari menghela nafas kesal.
"Udah sekarang, kita balik lagi aja ke jalan kita berangkat tadi." Ucap Ega.
Mereka terpisah dari kelompok lainnya ketika sedang kegiatan game mencari harta karun di hutan.
Ari, Ega dan Kenza pun memilih balik ke jalan berangkat tadi. Tapi anehnya, mereka tidak lagi menemukan tali rapia merah untuk petunjuk jalan dari sekolah mereka. Artinya mereka tersesat semakin jauh.
"Istirahat dulu napa, Ga! Gue cape" gerutu Ari.
"Udah mulai sore Weh, kabutnya udah mulai turun. Kalo kita ga nemuin petunjuk nya keburu ga keliatan ketutup kabut" ucap Ega panik.
"Gue bawa senter" Kenza menyodorkan senternya pada Ega yang di depan jalan untuk menyinari jalan yang mulai gelap oleh kabut.
Ari melirik gengsi ke arah Kenza.
"Lo.. gapapa?" Tanya Ari sok cuek, padahal dia sebenarnya dari tadi selalu berjalan di belakang Kenza, memastikan Kenza baik baik saja.
Kenza menengok heran.
"Hm" jawab Kenza.
Mereka pun lanjut berjalan menyusuri hutan.
Sebenarnya Kenza tidak baik baik saja. Nafasnya sudah mulai tak beraturan. Selain karena sudah kelelahan, juga karena oksigen yang semakin menipis karena kabut yang sudah mulai tebal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kak, Gue kangen!
AcakKehidupan Kenza, remaja pengidap asma yang akan menginjak usia 17 tahun itu berubah sejak orang tua nya meninggal 2 tahun yang lalu. Sang kakak menjadi selalu memarahi nya. Dia adalah Deon, yang berbeda 7 tahun lebih tua dari Kenza. #1 Sendirian (05...