*Happy Reading*
.
.Seperti biasa aku terduduk di tempatku. Seraya menopang dagu, ku pandang wajahnya dari samping. Binar bahagia tercetak jelas disana. Melemparkan beberapa lelucon bersama teman-temannya dan tertawa disana.
Aku turut tersenyum, walaupun aku tak tahu apa yang membuat mereka-terkhususnya dia- tertawa. Karena jarak kami yang memang cukup jauh.
Jika jam kosong menyambut seperti saat ini, maka memandanginya adalah salah satu kegiatan yang akan aku lakukan.
Melihat dia tersenyum maka aku oun akan turut tersenyum. Seakan ikut merasakan kebahagiaannya.
Andai saja, aku bisa pergi menghampirinya dan turut tertawa bersama. Ah, mungkin itu akan sangat menyenangkan.
Saat aku sibuk dengan segala pemikiran ku tetang dia; tentang kami, saat itu pula aku melihat kepala kuningnya tertoleh kearah ku.
Tersentak, aku segera mengalihkan pandanganku kearah lain. Tepat pada seorang siswa bersurai putih dengan kulit putih pucat yang rupawan.
Otsusuki Toneri namanya. Saat itu netra kelabu ku bersitatap dengan netra biru milik Toneri.
Aku terkejut!
Apa sedari tadi dia menatapku?
Toneri menatapku?Wajahku mulai terasa panas.
Rasa panas itu makin terasa ketika dia mengurva senyum tipis teramat tulus untukku.
Aku terpaku.
Sejenak, Toneri mengambil fokus-ku yang semula berpusat pada si pirang.
****
"Hinata pesan makananmu sekarang," ucap Sakura, membuat aku tersadar dari lamunanku. Sedari tadi aku sibuk Naruto yang tengah menyantap ramen-nya diatas meja kantin.
"A-aku pesan air putih saja," jawab-ku dengan sedikit gugup
"Kau yakin, pesan air putih saja? Apa tidak lapar?" Ino bertanya dengan dahi yang berkerut penasaran.
"Yakin! Bi, aku air putih saja ya," ucapku pada bibi kantin yang sedang berdiri disamping meja kami.
Bibi kantin mengangguk. "Hanya itu saja, tidak ada yang lain?"
"Baiklah, hanya itu saja bi," ucap Sakura. Setelah itu bibi kantin berlalu dari sana.
"Hinata, kamu harusnya pesan sesuatu yang lain lagi. Kamu mungkin bakalan lapar di jam pelajaran berikutnya nanti."
Naruto yang sejak tadi diam dan hanya fokus dengan ramen-nya kini bersuara dan menyatakan pendapatnya.
Aku tersentak mendengar suaranya. Lantas kepala ku menunduk.
"Aku kenyang," jawab-ku tanpa menatap kearahnya.
Naruto terdiam sesaat. Sebelum kembali menyantap ramen dihadapannya.
****
"Hinata, kau pulang dengan Naruto saja ya?" Sembari membereskan buku-bukunya diatas meja dan dimasukkan kedalam tas, Sakura berujar kepadaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
[6] Same Feeling ✔
Short Story"Aku mencintaimu. Sangat malah. Setiap hari ku habiskan hanya untuk memerhatikan dirimu dari jauh. Aku berharap bisa berdiri di sampingmu suatu saat nanti, walau mungkin itu mustahil, sebab kau punya seseorang yang kau cintai dan itu bukan aku." -H...