*Happy Reading*
.
.
"Karena itu," -Hinata menjeda perkataannya. Gadis itu menunduk dengan wajah memerah, tangannya terkepal erat di sisi tubuhnya. Sedangkan Naruto dia menatap Hinata lamat- "aku ingin jadi kekasihmu," lanjutnya dengan sedikit pelan.
Hanya bisa membeku ditempatnya, itulah yang terjadi pada Naruto sekarang.
Dia tak tahu kenapa, tapi seluruh tubuhnya terasa kaku.
Netra kelabunya sedikit berembun.
Benarkah, Hinata juga mencintaiku.
Dia bertanya dalam hati, lantas masih sedikit ragu.
Di tatapnya dalam netra kelabu itu. Berusaha sekuat tenaga mencari kebohongan disana.Namun, nihil. Dia tidak menemukan apapun, sebab Hinata berkata jujur.
Gadis itu serius.
Tes
Air mata menetes membasahi rahang tegasnya. Lantas kemudian tersenyum.
Grep
Dalam satu tarikan lembut namun cepat, dia membawa tubuh mungil itu ke dalam dekapannya yang kokoh. Naruto memeluk Hinata erat. Kepala kuningnya ia tenggelamkan di balik ceruk leher si gadis.
Hinata mematung. Sekarang berganti dialah yang terkejut. Tindakan tiba-tiba yang Naruto lakukan membuat laju jantungnya makin menggila.
"Terimakasih Hinata. Terimakasih."
Suara lirih penuh ketulusan itu menariknya keluar dari lamunannya.
Perlahan, tapi pasti kedua tangan mungilnya terangkat memeluk punggung tegap yang tengah bergetar itu, erat.
Hinata tersenyum haru.
Naruto bahkan sampai menangis, hal ini membuat Hinata makin merasa senang sekaligus bersyukur.
Apakah memang sebegitu besarnya kai mencintaiku, Naruto-kun?
"Aku yang harusnya mengatakan terimakasih. Sungguh terimakasih banyak Naruto-kun," ungkap Hinata lirih, tak kalah tulus.
Naruto kian mengeratkan pelukannya. Ini bukan mimpi. Semuanya nyata Hinata, miliknya!
Dia melerai pelukan itu. Lalu menyatukan kening mereka.
Sudut bibirnya kembali tertarik keatas melihat wajah bulat Hinata yang merona kian pekat.
Salah satu tangan kekarnya terangkat membelai sayang pipi gembil yang merona itu.
"Soal perkataan-mu tadi ..." Naruto menjeda perkataannya. Hinata merona makin pekat. Kepalanya bahkan mengeluarkan asap, rasanya memalukan sekali.
Naruto makin tersenyum lebar. Dia semakin mempersempit jarak diantara mereka.
Kedua hidung mancung itu bersentuhan. Naruto memejamkan mata, menikmati aroma lavender yang menguar dari tubuh gadis itu. Teramat menenangkan.
Hinata turut terhanyut. Secara refleks matanya pun ikut terpejam.
Cup
Mereka berciuman, cukup dalam namun singkat. Lalu, Naruto kembali merengkuh tubuh mungil Hinata erat.
"Mulai sekarang,you are mine, now and forever," bisiknya lirih tepat pada telinga Hinata.
Tes
Hinata terharu untuk kesekian kalinya. Air mata kembali menetes membasahi pipi gembilnya.
Kami-sama, terimakasih. Sungguh terimakasih!
KAMU SEDANG MEMBACA
[6] Same Feeling ✔
Short Story"Aku mencintaimu. Sangat malah. Setiap hari ku habiskan hanya untuk memerhatikan dirimu dari jauh. Aku berharap bisa berdiri di sampingmu suatu saat nanti, walau mungkin itu mustahil, sebab kau punya seseorang yang kau cintai dan itu bukan aku." -H...