8| Kalah?

1.8K 197 14
                                    

*Happy Reading*
.
.

"Yokatta, makanannya sudah habis." Hinata tersenyum manis karena Naruto sudah melahap habis sepiring makanan yang ia bawa.

Naruto menurunkan pandangannya dari wajah Hinata dan menatap kearah piring yang berada di pangkuan gadis itu.

Hais, kenapa pakai habis segala sih.

Dalam hatinya dia merasa sedikit kecewa karena makanannya sudah habis.

Itu artinya Hinata akan segera pergi 'kan?

"Terimakasih," ucap Naruto seraya kembali menatap wajah gadis dihadapannya.

Hinata tersenyum manis, hingga membuat kedua matanya sedikit menyipit indah. "Sama-sama Naruto-kun. Aku senang karena Naruto-kun mau memakannya."

Naruto terpaku. "Hinata, bisakah terus seperti ini? Bisakah terus lihat aku? Jangan alihkan pandanganmu dariku lagi."

Bluss

Hinata merona.

Apa itu artinya Naruto nyaman berada di dekatnya?

"A-aku akan mengantar piring kosong ini ke bawah. Jangan lupa minum airnya Naruto-kun," ujarnya gugup sembari bangkit berdiri dari duduknya dengan memegang nampan berisi sebuah piring yang kini sudah kosong.

Naruto tidak menjawab. Dia hanya menatap dalam diam punggung Hinata yang mulai menjauh, hingga pintu kamarnya itu terbuka dan kembali tertutup.

"Hah~" Naruto menghela nafas berat setelah itu dia kembali berbaring terlentang. Pandangannya terfokus pada langit-langit kamarnya.

Hinata, bisakah aku memilikimu?

***

"Bibi, Naruto-kun sudah menghabiskan makanannya," ucap Hinata pada Khusina yang sedang berdiri di depan counter dapur sendirian.

Wanita itu sepertinya sedang membuat segelas ocha panas disana.

Khusina menoleh pada Hinata yang kini sudah berdiri disampingnya. Gadis itu nampak sedang mencuci piring bekas makan Naruto yang tadi ia bawa.

"Hinata," panggil Khusina seraya menatap gadis manis disampingnya itu.

"Hai?" Hinata pun turut menoleh kepada Khusina seraya mengelap tangannya pada serbet.

"Jadi, kapan kalian akan menikah?" Tanya Khusina dengan sedikit berbinar.

"Heh?! M-menikah?" Mata Hinata melotot tak percaya. Siapa yang akan menikah?

"Hu'um," -Khusina mengangguk- "kapan kau dan Naruto akan menikah?" Lanjutnya.

Bluss

Hinata merona. Menikah dengan Naruto? Pacaran saja belum.

"Ano bibi, kami tidak punya hubungan apapun," jawabnya sendu.

"Hm benarkah? Lalu tadi yang dikamar?" Khusina mengerutkan keningnya, kurang yakin dengan apa yang Hinata katakan.

Hinata terdiam sesaat mencerna perkataan Khusina.

Yang dikamar?

Apa yang terjadi di kamar?

[6] Same Feeling ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang