Hari ini genap seminggu sudah Illyana bekerja menjadi sekretaris dari Naushad. Semuanya berjalan dengan lancar dan tak ada kendala sama sekali. dia sudah belajar banyak hal mengenai perusahaan. Dia sedikit demi sedikit lebih memahami tentang hal baru.
"Halo cewe gak mampu. Lihat tas ini cocok banget kan buat gue. Ya iyalah, tas ini sesuai dengan pemiliknya yang high class. Coba aja dipake sama lo pasti keliatannya kayak tas KW super." Ujar seseorang yang tiba-tiba datang membawa kerusuhan. Hal yang paling Illyana benci adalah ketika Ketenangannya di ganggu. Apalagi di ganggu oleh makhluk menyebalkan bernama Claudya.
"Eh kok ada suara gak ada orangnya ya. Dih kek kentut aja ya, gak ada wujud tapi ada baunya." Sindir Illyana dibarengi dengan tawa kecilnya.
"Enak aja Lo nyamain gue sama kentut. Udah deh kalo iri tuh bilang aja." Ujar Claudya dengan angkuhnya. Sungguh perempuan itu sangat ahli membangunkan singa yang sedang tertidur.
"Lo tuh ya daripada kesini Cuma gangguin anak orang mending kerja sono di rumah. ngapain gitu kek. Jangan main ke kantor orang terus Cuma mau caper aja deh Lo. Gak guna banget idup lo." Illyana berkata dengan sinisnya membuat Claudya mengeluarkan sungutnya.
"Sorry ya keluarga gue emang udah kaya dari lahir jadi buat apa kerja lagi. nanti nambah-nambahin harta keluarga gue dong. Nanti kalo gue makin kaya Lo nangis." Ejek Claudya tak mau kalah. Illyana benar-benar ingin mengeluarkan amarahnya namun dia sekuat tenaga untuk menahannya. Dia tak mau kejadian seperti kemarin terjadi lagi.
Untung saja pintu segera terbuka dan Naushad muncul dari sana. Dia segera mendekat dan melerai adu mulut mereka. untung saja dia tadi mendegar keributan di luar dan langsung mengeceknya.
"Hai Mas. aku kesini bawain kamu makan siang Loh." Ujar Claudya berubah menjadi manis sikapnya. Illyana sungguh muak dengan perempuan yang bermuka dua itu.
"Iya terimakasih Claudya. Ada hal lain?" Tanya Naushad dengan formalnya membuat Claudya mengerucutkan bibirnya tak suka.
"Ihh kan aku kesini pengen ketemu sama Mas Naushad. Aku kan kangen." Ujar perempuan itu lagi dengan manjanya. Illyana hanya menatapnya dengan jijik. Tapi seketika ide bagus pun muncul di otak Illyana. Kalau dia tak bisa mengungguli dalam hal harta pasti dia bisa menang kalau urusan Naushad.
"Ehmm.. for your information aja nih yaa, Mas Naushad ini calon suami aku. Dari kemarin aku udah sabar banget loh ngebiarin kamu deket-deket ama calon suami aku. Tapi kali ini sepertinya gak bisa deh. Iyakan Mas?" Tanya Illyana sembari mengalungkan tangannya di lengan Naushad.
Illya menatap tajam kearah Naushad untuk memberi kode pada lelaki itu. Naushad yang masih dalam keterkejutannya pun hanya diam saja karena tak tahu permainan apa yang sedang dimainkan oleh Illyana itu.
"Heh enak aja. Mana mungkin Mas Naushad mau nikah sama sekeretaris biasa kayak lo gini. Jelas dia pilih gue lah yang masa depannya udah terang." Ujar Claudya tak terima. Dia ikut menarik lengan Naushad kearahnya.
"Sayang, tolong dong jelaskan kepadanya kalo kita memang sudah berencana untuk menikah." Ujar Illyana sembari mencubit pinggang Naushad pelan agar lelaki itu bisa bekerja sama dengannya. Naushad pun paham dan mengikuti alur permainan Illyana.
"Iya, kita bentar lagi akan menikah. Jadi Illyana ini adalah calon istriku." Jelas Naushad pada akhirnya. Saat itu juga Claudya langsung mencebikkan bibirnya tak suka.
"gak ini pasti gak bener. Kamu Cuma boleh nikah sama aku Mas. Gak boleh sama dia." Ujar Claudya masih tak terima.
"Uuh sorry baby, but He is mine. Don't touch him anymore. Do you get it?" Ujar Illyana dengan senyum penuh kemenangan. Terlihat Claudya sangat marah hingga hampir menangis. Dia tak terima dengan kenyataan yang ada.
"Ada apa ini?" Tanya seseorang yang baru saja datang di tengah-tengah pertikaian mereka dan orang itu bukanlah orang yang diharapkan oleh Illyana untuk datang.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
My Husband My Enemy ( END ✅️ )
RomanceIllyana Labiqa Kabysa, seorang perempuan cantik yang terpaksa menikah dengan seorang lelaki yang ia benci. Lelaki itu tak lain dan tak bukan adalah kakak angkatnya sendiri. Entah apa yang dipikirkan kedua orangtuanya hingga selalu ingin menikahkan...