Naushad baru saja keluar dari mobilnya, namun sebuah telepon masuk ke ponselnya. Dia pun mengangkat telepon yang entah dari siapa itu.
"Halo nak Naushad,ini bu Renata. maaf menelpon larut malam begini. Ibu ingin meminta tolong boleh nak?" Tanya bu Renata dengan lembut. Beliau sebenarnya merasa tak enak mengganggu Naushad, tapi beliau tak tahu lagi harus bagaimana menghadapi putrinya.
"Iya bu, tidak papa. Apa yang bisa saya bantu bu?" Tanya Naushad pada Bu Renata yang tiba-tiba menghubungi via telepon itu. dia mendengar ada nada khawatir ketika bu Renata tadi berbicara padanya.
"Bisa ke rumah sakit sekarang nak? Claudya ingin bertemu denganmu. dia akan kabur dari rumahsakit jika tidak bertemu denganmu. aku tahu ini merepotkan tapi ibu minta tolong banget sama kamu ya nak. Ibu gak tahu lagi harus gimana ini. dia berontak terus dari tadi." Jelas bu Renata lagi dengan nada paniknya.
"Baik bu saya akan kesana." Ujar Naushad menyanggupi. Setelah menutup panggilan telponnya Naushad pun langsung bergegas ke rumah sakit tempat Claudya di rawat.
Malam itu sudah jam sebelas malam dan Naushad sudah amat lelah. Sebenarnya sampai di apartemennya dia ingin langsung berisitirahat saja, namun ternyata hal itu harus ia urungkan.
Sesampainya disana, Claudya langsung berlari memeluk Naushad. Lelaki itu terkejut dengan aksi Claudya yang begitu tiba-tiba. Dia sampai terhuyung ke belakang karena gerakan mendadak itu.
"Aku kangen sama Mas Naushad. Kenapa Mas gak jengukin aku? Mas Naushad kemana aja sih?" Tanya Claudya bertubi-tubi. Naushad bingung hendak bagaimana. Dia terlihat canggung karena kedua orangtua Claudya ada disana dan sedang melihat kearah mereka.
"Maaf ya, aku banyak pekerjaan di kantor jadi belum sempat menjenengukmu lagi. aku kemari kesini tapi kamu sedang tidur." Jelas Naushad pada perempuan yang masih memeluknya erat.
"Karena kamu sudah bertemu dengan Naushad, lebih baik kamu segera istirahat Cla. Kamu sedari tadi tidak mau istirahat. Makan pun Cuma sedikit." Omel bu Renata pada putrinya itu. Mendengar omelan itupun, Claudya mencebikkan bibirnya kesal.
"Iya, lebih baik kamu istirahat sekarang Cla." Ujar Naushad sembari melepaskan tangan Claudya yang melingkari tubuhnya itu.
"Aku mau istirahat tapi mas Naushad harus menunggu disampingku. Gimana?" Mendengar permintaan dari Claudya, Naushad pun merasa bingung.
Dia ingin menolaknya tapi dia tak tega melihat wajah cemas bu Renata. Jadi mau tak mau dia mengiyakannya saja. toh nanti jika Claudya sudah tidur, dia bisa pulang diam-diam.
Tapi ternyata semua tak semudah yang dia bayangkan. Perempuan itu malah asik mengajaknya mengobrol dan tidak kunjung tidur. Sepertinya dia lebih excited untuk mengobrol dengan Naushad daripada tidur. Padahal Naushad sudah merasa kelelahan.
"Cla, kamu cepat tidur dong. Kasihan Naushad kamu ajakin begadang. Dia besok juga mau kerja." Ujar bu Renata mengingatkan putrinya itu. dia merasa bersalah kepada Naushad yang nampak sudah lelah itu.
"Ah, Mama nih ganggu aja. Aku kan masih mau ngobrol sama mas Naushad." Protes Claudya dengan manjanya.
"Kamu pulang saja Nak, ini sudah larut malam." Ujar bu Renata pada akhirnya. Dia tahu jika Claudya pasti akan meminta lebih padahal dia sudah dituruti kemauannya.
"Mama kok gitu sih. Kan Mas Naushad bisa tidur disini. Aku masih mau sama Mas Naushad." Rengek Claudya layaknya seorang balita yang tidak mendapatkan lolipop kesukaannya.
"Claudya, kamu istirahat sekarang. biar Naushad juga istirahat. Besok kamu masih bisa bertemu lagi dengannya." Ujar Bu Renata mencoba memberikan pengertian kepada putrinya itu. Claudya pun mau tak mau harus mengalah.
"Tapi janji ya besok Mas Naushad kesini lagi?"Tanya Claudya penuh harap. Naushad pun menjawabnya dengan anggukan pelan.
"Makasih banyak ya Nak Naushad. Maaf karena sudah merepotkanmu." Ujar bu Renata entah sudah berapa kalinya.
"Iya bu, saya pamit dulu ya. Assalamualaikum." Pamit Naushad yang dijawab salam juga oleh bu Renata.
***
Thanks for reading gaiss :))
KAMU SEDANG MEMBACA
My Husband My Enemy ( END ✅️ )
RomantizmIllyana Labiqa Kabysa, seorang perempuan cantik yang terpaksa menikah dengan seorang lelaki yang ia benci. Lelaki itu tak lain dan tak bukan adalah kakak angkatnya sendiri. Entah apa yang dipikirkan kedua orangtuanya hingga selalu ingin menikahkan...