"Bisa aja kan, aku akan memasuki tubuh Ikbal pas anu," jawab King sedikit kikuk.
"Lah, kenapa?" Tanya Alina bingung.
"Aku akan menjadi yang pertama memiliki mu,"
"Hmm, kita lihat kedepannya saja,"
"Aku kembali, ada seseorang di balik pohon, bentar lagi dia akan menuju kesini," ucap King, setelah itu menghilang.
"Hilang," gumam Alina.
Alina pun berjalan ke depan, untuk mengambil air. Di saat akan berbalik badan, ia di kagetkan dengan seseorang.
"Ekhm," dehem orang itu.
Alina mendongkak ke atas. "Samuel," gumam Alina. Ya orang itu adalah Samuel.
"Lo ngapain di sini?" Tanya Alina sembari jalan.
"Lihat pemandangan," jawab Samuel dingin. Ia juga mengikuti langkah Alina.
"Ouh,"
"Gw duluan," ucap Alina pergi, namun Samuel mencekal tangan Alina.
"Tunggu," ucapnya.
Alina mengkerutkan keningnya. "Ada apa?"
"Gw mau ngomong," jawab Samuel.
"Ngomong aja," ucap Alina.
Samuel melepaskan tangan Alina. "Huft, tadi lo ngomong sama siapa?" Tanya Samuel.
"Gw lagi latihan drama," alibi Alina.
"Ada yang di omongin lagi?" Tanyanya.
"Hmm," angguk Samuel.
"Alina, sebenarnya gw suka sama lo!" Ungkap Samuel.
Alina tersentak kaget. "Suka? Ngapain lo suka sama gw? Bukannya lo benci ama gw?!"
"Gw gak pernah benci sama, lo. Tapi ini kenyataannya, kalo gw suka sama lo!" Jelasnya.
"Hanya suka kan?"
"Lebih tepatnya gw cinta sama, lo!"
"Sam, Sam, lu masih bimbang, jadi, pikirkan lah baik-baik, tidak bagus jika mengambil keputusan dengan cepat." Ucap Alina menepuk bahu Samuel. Setelah itu ia pergi dari hadapan Samuel.
"Lu akan jadi milik gw, Alina." Batin Samuel, menatap Alina yang sudah pergi.
.
.
."Lama amat sih, lo." Ketus Zahra, melihat Alina yang sudah kembali.
"Kirain gw, lo ke sasar." Sahut Giska.
"Ke sasar embahmu," ucap Alina meletakkan ember berisikan air.
"Huh," hela napas Alina setelah duduk di tenda.
"Kenapa?" Tanya bunga melihat Alina.
"Gak papa," ucap Alina menggelengkan kepalanya.
"Pijitin kaki gw, Bung," titah Alina menjulurkan kakinya ke paha Bunga.
Bunga memijit kaki Alina.
5 menit kemudian, makanan yang di masak Zahra dan Giska sudah matang.
"Nih, makan." Ucap Giska.
Mereka pun makan.
"Tidak seperti dugaan, si Sila tidak berulah." Batin Alina.
Acara makan pun selesai. Alina sudah tidur di tenda. Teman-temannya berada di luar.
Malam pun tiba. Kini mereka bersiap-siap untuk pergi ke acara api unggun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alina or Alana [END]
Teen Fiction⚠️ FOLLOW SEBELUM MEMBACA ⚠️ ⚠️ JANGAN LUPA KASIH VOTE PADA CERITA INI!!!⚠️ [CERITA INI MUNGKIN GAK AKAN DI REVISI! JADI, SETERAH KALIAN MAU BACA ATAU ENGGAK NIH CERITA. JUJUR!!! CERITA INI SANGAT ACAK-ACAKAN, PENULISANNYA BANYAK YANG SALAH, JADI SE...