Nusantara Empire || CH Indonesia [HIATUS]

Prolog

5 Tahun yang lalu ... Tahun dimana Indonesia tiada hanya karena sebuah fitnah yang terjadi, personifikasi kecil yang tak tahu apapun ini harus mati didepan semua orang

"Ada kata-kata terakhir Indonesia?"

Ia tersenyum aneh, "Jika aku dihidupkan kembali, aku bersumpah akan menghabisi kalian semua!!! Aku akan membunuh satu persatu dari kalian didepan mata kalian sendiri!!! Camkan itu keparat!!!" teriak Indonesia didepan semua orang

"Kurasa itu sudah cukup, lakukan sekarang!!"

Tak-

Besi tajam itu memotong leher Indonesia, darah dimana-mana, langit berubah menjadi gelap gulita dengan disertai gemuruh petir diatas sana

Mereka tidak tahu kematian Indonesia akan membawa petaka yang amat buruk bagi mereka, setiap tetes darah yang keluar dari tubuh Indonesia akan menjadi tetes darah mereka nantinya

Kakak-kakak kandung Indonesia yang melihatnya merasa dendam, mereka akan membantu Indonesia menuntaskan sumpahnya dan membunuh semua orang yang telah menyakiti adik tersayang mereka

5 tahun kemudian ... Semuanya memang terlihat baik-baik saja, namun tidak dengan semua personifikasi disana, mereka telah menemukan fakta sebenarnya dan menyesal telah menghukum Indonesia yang tak tau apa-apa

Tepat beberapa hari setelah Indonesia dieksekusi, ASEAN family yang berencana akan membakar semua barang-barang yang berhubungan dengan Indonesia menemukan 1 buku yang ternyata adalah buku diary nya, fakta mengejutkan tertulis disana, yang ternyata saat kejadian itu terjadi Indonesia sedang berada di negaranya mengurus beberapa hal penting

Disisi lain, kakak-kakak Indonesia sedang melaksanakan sebuah ritual untuk mengembalikan Indonesia namun dalam bentuk baru, selama 5 tahun mereka mempelajari tentang ilmu-ilmu tentang ritual dan baru kali ini mereka lakukan

Mantra-mantra asing mulai mereka rapalkan, cahaya kuning terang bersinar dan mulai membentuk sebuah portal

Seseorang keluar dari sana, manik merah Ruby bersinar dengan tatapan dingin yang kosong, atmosfer disekitar sana mulai berubah, orang itu bergumam pelan dan terdengar samar-samar

"Dendam..." gumam orang itu amat pelan

Dibelakangnya ia diikuti oleh banyak orang yang ikut keluar, mereka semua mengeluarkan aura negatif yang cukup mengerikan

"Sok bergaya amat lo keluar sambil natap sodara sendiri kek gitu," ucap Petrus

"Ish! Biar epik lah bang!"

TIIIIIT---

4 tahun kemudian, UN tiba-tiba mengadakan pertemuan secara mendadak karena ada hal penting yang harus ia katakan secepatnya!

"Cepat katakan apa yang ingin kau bicarakan," ucap NATO

"Personifikasi Indonesia terlahir ke kembali...-" baru saja ingin melanjutkan ucapannya, ASEAN sudah menyela duluan

"Benarkah?!"

"Iya SEAN, tapi..."

"T-tapi apa-?"

Cklek

"Tuan UN, saya harus-"

Seketika hening, semua personifikasi menatap orang itu, yang ditatap hanya memasang wajah tanpa dosa aka watados, padahal dosanya numpuk sampai melebihi gunung Everest

"A-ah tuan Nusantara, tolong kemari sebentar,"

Orang yang dipanggil 'Tuan Nusantara' itu mendekat, mereka berdua berdiri dihadapan para personifikasi dari berbagai negara dan juga para organisasi

"Sesuai yang saya sampaikan tadi, personifikasi Indonesia telah terlahir kembali dan inilah wujud barunya," ucap UN didepan semua personifikasi

"Maaf tuan UN, tapi nama saya adalah Nusantara Empire, bukan Indonesia lagi,"

Semuanya sama-sama terkejut, pasalnya wujud Indonesia kini bukanlah pendek + imut-imut kawaii, tapi agak tinggi dengan wajah datar juga sedikit tampan

ASEAN sendiri entah harus merasa sedih atau senang, ia merasa sedikit bersalah akan kejadian masa lalu dan merasa tidak pantas untuk menjadi ayah angkatnya lagi, disisi lain ia juga senang karena Indonesia telah kembali

(Mantan) saudara-saudara angkat Indonesia sangat-sangat ingin segera memeluk Indonesia saat itu juga, dan tak lupa membawanya pulang ke mansion ASEAN lalu membuat memori indah kembali

Sayang sekali sosok baru dari personifikasi Indonesia didepan mereka tidak merasa begitu, tatapan mata yang datar tersebut tersirat rasa dendam yang mendalam

Indo melirik ke semua personifikasi disana, ia menyeringai tipis dan membatin, "Saat yang tepat untuk memulainya,"

===========================
Next chapter : Pertemuan
===========================