ʿʿ ヤ ⏱ ✶ % Bab 9 : Your fault! ᯤ 𖠗 ⩉:⩉ ⛓️ ! ?

319 49 1
                                    

Keesokan harinya, lagi-lagi Akari mendapatkan telfon dari UN, Akari sudah lelah dengan sikap organisasi satu ini yang benar-benar seperti kehilangan harapan

"Tuan UN, tolong berhenti menelfon saya,"

"Akari, bisakah kau datang ke tempat ku? Ada hal yang perlu kau lihat,"

"Tidak, aku sibuk,"

"Aku tidak menerima satupun penolakan darimu,"

"Ck, organisasi menyebalkan, baiklah aku akan kesana,"

Akari menutup telfonnya lalu mengambil jubah hitam yang ia simpan di lemari nya, ia juga sudah meminta izin dari N.E karena sudah pasti kalau ia tidak meminta izin, N.E bisa-bisa mengamuk dan akan mencari nya sampai ujung dunia

Pernah sekali ia keluar untuk jalan-jalan disekitar hutan tanpa meminta izin N.E, pada akhirnya saat ia kembali keraton sudah berantakan dan ia harus menerima hukuman dari N.E karena keluar tanpa izin

***

Akari sampai di tempat UN berada, tepatnya di World Office atau apalah itu, ia masuk lewat jendela ruangan milik UN karena memang sudah kebiasaannya

"Ah, kau sudah datang Akari," sambut UN

Akari membuka tudung jubahnya kemudian menatap datar organisasi didepannya, kalau saja disana hanya mereka berdua, pastinya Akari akan langsung mencabik-cabik organisasi itu, sangking dendamnya dia

"Katakan apa mau mu, aku tidak punya banyak waktu di sini," ketus Akari

UN terkekeh, "Jangan dingin seperti itu, dulu kau tidak seperti ini Akari," ucap nya santai

Akari mengepalkan kedua tangannya berusaha untuk menahan emosinya, "Aku seperti ini juga salahmu."

"Ternyata kejadian itu benar-benar membekas di otak mu ya."

"Kau pikir aku akan melupakan kejadian itu dengan cepat? Setelah kau hancurkan kehidupan ku!"

"Oh well, aku memintamu kemari bukan untuk membicarakan masa lalu kita."

"Ya ya, terserah apa katamu."

"Kalau begitu, selamat malam~"

Akari tiba-tiba dibekap oleh seseorang, sudah pasti orang itu sebelumnya dipasangkan sihir untuk menutupi aura kedatangannya sehingga Akari tidak menyadarinya

***

Akari membuka kedua matanya, efek biusnya sudah hilang dan kini ia terikat, bagus sekarang ia tidak tahu harus apa

"Baguslah akhirnya kau sudah bangun, bagaimana tidur mu? Apakah kau mimpi indah?"

"Tsk, organisasi ini benar-benar membuatku ingin mencabik-cabik nya!!"

UN berjalan mendekati nya lalu menarik dagu nya, memaksa Akari untuk menatap manik mata biru laut UN

"Manik mata wisteria yang cantik, masih tidak berubah ya," ucap UN

"Singkirkan tanganmu itu sialan," balas Akari sembari menatap tajam UN

UN tersenyum, "Apa hanya karena kejadian di masa lalu kau melupakan kenangan indah kita berdua Akari?"

"Hanya? Hanya katamu?! Setelah kau membantai keluargaku dan membunuh ku tanpa sebab kau kira aku akan memaafkan mu?!! Kau membunuh ku! Dan sekarang dengan mudahnya kau meminta bantuan ku untuk berada di pihak mu! Pikirkan kembali rasa sakit yang kau buat saat pengkhianatan itu! Apa otakmu sudah tidak berfungsi?!" bentak Akari

UN diam dan termenung, sedetik kemudian ia sadar bahwa Akari sedang terisak

"A-akari?"

"Jauhkan..."

"Jauhkan tangan busuk mu bangsat!!"

UN menjauhkan tangannya lalu pergi, "Trauma ya..."

***

Nusantara Empire || CH Indonesia [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang