epilog

1.8K 175 16
                                    

Memastikan jika dia telah dikasihi.
{Luka}

Saat itu sebelum kehidupan milik kakaknya belum berakhir ada beberapa harapan yang selalu ia ingin sekali terwujudkan. Jika tidak bisa mendapatkan semuanya bahkan hanya beberapa bagian saja, Raksan hanya meminta setidaknya satu.

Satu tapi begitu berati, mungkin itu bertentangan akan cinta dan kasih sayang. Karena Raksan belum sepenuhnya merasakan hal seperti itu. Mungkin pernah, tapikan tidak seberapa. Sehingga dia terus berharap.

Sang adik dilahirkan dan mengubah segalanya. Dia membenci hal itu, harapannya adalah penyesalan kedua orangtuanya sebelum ia menyerah. Namun, sepertinya Tuhan lebih tahu jalan dan keputusan terbaik.

Penyesalan yang datang setelah kepergiannya. Raksan belum mendapatkan apa-apa dari keadilan yang dinamakan oleh cinta serta kasih sayang. Ia mati dan begitu saja berakhir. Kesedihan itu masih berlaku sampai saat ini.

Rakzhan tidak menjadi sosok setegar dulu dia menangis sepanjang hari membuat kedua matanya tampak sembab, ia cukup berantakan karena kehilangan kakaknya.

Dia juga punya harapan tapi Tuhan tidak mengabulkan itu untuknya. Ini semacam hukuman yang dia sendiri tak mampu menjalaninya.

"Kau menangis lagi?"

Suara itu, suara yang akhir-akhir ini ia dengar. Tak ada wujudnya. Tapi entah kenapa ini seperti nyata. Suara itu terus datang seolah-olah memperhatikan kenapa ia menangis tanpa henti.

Rakzhan mengahapus air matanya dan segera beranjak pergi. Sungguh hukuman yang sulit. Namun, setidaknya pula Rakzhan bisa merasakan kehadiran seseorang yang dia harapkan untuk tidak pergi.

"Mama sama papa kenapa mesti melahirkan anak sepertiku? Kenapa aku harus lahir kalo kakak justru berakhir," ucap Rakzhan ia menangis sambil melemparkan barang-barang didekatnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mama sama papa kenapa mesti melahirkan anak sepertiku? Kenapa aku harus lahir kalo kakak justru berakhir," ucap Rakzhan ia menangis sambil melemparkan barang-barang didekatnya.

Kedua orangtuanya tidak memberikan jawaban mata mereka ikut berkaca-kaca. Fakta bahwasanya kepergian Raksan merupakan luka bagi mereka juga. Sekarang menyesal tidak dapat mengembalikan sosoknya yang sedang dirindukan.

"Kenapa kalian malah diam! Aku menginginkan kakak kembali."

"Penyesalan datang diakhir, sayang. Mama menyesal mama juga menangis saat kakakmu pergi ninggalin kita semua. Gak ada yang akan mama panggil kakak lagi. Bayangkan tentang kakakmu selalu hadir mama bersalah karena enggak ngejaga bayi kesayangannya mama," tangis mama pecah setelah ia mengungkapkan perasaannya.

Kemudian papa memukuli dadanya yang penuh akan rasa sesak. Ia tak ada bedanya. Kehilangan dan tak berati untuk menyesali.

"Apa hukuman yang pantas untuk papamu ini, Han?" Tanya papa suaranya bergetar.

"Setelah kakak gak ada penyesalan itu yang paling aku benci."

"Apa yang belum kamu perbaiki?" Tiba-tiba mama bertanya sambil mengelus pundak Rakzhan.

Anak itu menatapnya dan berusaha memberikan balasan meski begitu, ia tak sanggup mengatakannya tanpa di iringi tangisan. Karena bagaimanapun ini merupakan hal yang paling sulit dalam hidupnya.

"Yang belum diperbaiki itu cuma satu, kasih sayang kalian sebagai orangtuanya."

"Mama menyayangi kalian berdua lebih dari apapun kalian adalah harta yang paling berharga. Saat mama kehilangan mama benar-benar gak tau gimana caranya melanjutkan kehidupan. Mama gak mau Rakzhan marah karena ini," jelas mama yang setiap kalimat terus di iringi oleh air mata bening.

"Papa juga begitu. Raksan putra yang telah di didik dengan kedewasaan. Apa dia sedang membuat papa menyesali ini semua. Raksan papa menyesal sekarang ayo kembali pada pelukan papamu."

Rakzhan tersenyum tipis ia telah menunjukkan jika ia dapat memperbaiki keadaan setidaknya hanya seperti ini. Satu-satunya perbaikan agar dapat membantu kakaknya pergi dengan tenang. Karena pada akhirnya, kedua orangtuanya merasa kehilangan. Kemudian menyatakan bahwasanya mereka sangat menyayangi Raksan lebih dari apapun.

"Kak semoga kau mendengar ini mereka amat menyayangimu."

Ini memang sangat terlambat tapi setidaknya dapat membantu membuktikan keadilan. Setelahnya sudah dipastikan, jika Raksan sudah tenang. Dia mendengarnya, Raksan pasti merasakan kebahagiaan juga. Karena Rakzhan memiliki peran paling baik dalam hidupnya.

 Karena Rakzhan memiliki peran paling baik dalam hidupnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tbcno one can afford to lose but life will continue with various wounds

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tbc
no one can afford to lose but life will continue with various wounds.

Hayo loh dulu ada yang ngira Rakzhan yang bakalan matiಥ‿ಥ

Tetap Anak Tunggal [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang