Prolog

3.9K 302 17
                                    

Di dunia ini yang paling aku benci adalah.




















Kehadiran seorang adik.

Bagaimana perasaan kalian setelah memiliki seorang adik? Apakah bahagia? Atau malah sebaliknya. Apa mungkin pemikiran kalian akan sama denganku? Ya pemikiran paling aneh karena aku tidak ingin posisiku tergantikan oleh siapapun. Aku beranggapan posisiku tidak boleh digantikan oleh siapapun, bahkan jika itu adalah adikku sendiri. Entahlah aku berpikir kasih sayang akan terbagi jika seseorang dihadirkan setelahku di dunia ini.

Saat mama memutuskan memiliki anak sebagai buah hatinya lagi, ketidak-sukaan itu mulai tumbuh. Bagaimana bisa aku selalu berharap adikku tak dilahirkan, aku ingin sekali mama keguguran atau segala hal lain yang terjadi asalkan aku tidak memiliki sosoknya adik dalam kehidupan ini.

Aku benar-benar tidak ingin memiliki seorang adik, aku tidak bisa menyayanginya. Aku mungkin akan membencinya lebih dari apapun.

Semua itu pasti akan ada sebab dan akibat bukan? Dan jawabannya memang benar. Aku memiliki satu sebab, aku percaya mama dan papa akan menyayangi anak bungsunya. Memintaku menjaga sang permata dan menuntut agar ia selalu punya ketenangan. Sementara aku? Bagaimana dengan aku nantinya. Ya, kemungkinan aku akan dibiarkan dewasa sendirian.

Tapi kenapa mereka tidak bisa berlaku adil padaku juga? Apa aku tidak pantas menerimanya? Mama dan papa memang jarang sekali memperhatikanku lagi setelah dihadirkan anak keduanya. Dugaan ku ternyata selama ini benar.

Sebenarnya juga sebelum memiliki adik saja kehidupanku tidak cukup baik. Aku tak punya hari-hari yang mampu membuatku mengakui hidup yang sedang kujalani adalah kehidupan yang membuat orang-orang merasa iri padaku.

Tak ada sama sekali karena 100% hidupku lebih buruk dari orang-orang yang tidak memiliki rumah. Dan hidup dengan serba kekurangan tidak! Aku tidak merendahkan mereka aku hanya mengasihi diriku sendiri. Karena aku salah satu diantara mereka yang tidak punya tempat ternyaman yang dinamakan sebuah rumah.

Aku harap tidak ada kata yang membuatku percaya bila kematian adalah satu-satunya cara agar aku bahagia. Mati di usia muda pasti sangat mengerikan, dan aku akan menghindarinya. Karena aku masih punya banyak impian dalam kehidupan ku yang tak menyenangkan ini. Aku belum mengoleksi banyak Jersey kesayanganku, dan membeli Lego untuk ku koleksi. Semua itu harus aku miliki.

Aku membenci adikku sendiri, bahkan saat papa memintaku memberikan nama untuknya. Aku tidak menolak, karena nama yang bagus sudah kupersiapkan.

Baiklah akan kuberikan nama untuk seseorang yang berani-beraninya menggantikan posisiku. Nama yang paling indah, dan ku harap nama itu tidak bisa membuatnya menggantikan segala posisi awalku. Karena aku tetaplah anak tunggal.

 Karena aku tetaplah anak tunggal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Tetap Anak Tunggal [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang