Teruntuk benih rindu yang berakhir perih;
Aku memungut sisa rindu yang masih terperangkap dalam banyangmu. Aku tetap tabah mendambakannya meski kerap berbalut luka. Lewat linang saat mengenang, ku sirami rindu yang tak tahu diri. Aku tak mencoba menahan tangis, sebab rindu itu makin mengiris kehilangan yang meringis.
Sudah kukatakan untuk berhenti mengasihi jejakmu. Nadi kehidupanmu dalam hatiku harus secepatnya kuputus. Sebab, meski degub lemah itu masih dibiarkan hidup, bahagiaku yang nyata menjadi tumbal dari bahagia fana yang kau suguhkan.
Menepilah, rindumu terlalu biru untuk cinta yang semu.
Lautan, 17 April 2022
KAMU SEDANG MEMBACA
Parade Ujung Tualang
PoesiaSeiraAsa Anniversary's Challenge SeiraAsa 20 Hari Menulis Senandika Start: 11 April 2022 #AnniversarySeiraAsa #EventMenulisSeiraAsa #20DSAWC #KamarFiksi #Senandika #Perayaan #Kehilangan #Perasaan