Bab 42

271 35 0
                                    


    Song Zhilin memiliki mimpi yang sangat panjang, dalam mimpi itu, dia berbaring di tempat tidur besar dengan seorang pria.

    Mata pria itu merah dan dia merasukinya, tetapi pada akhirnya dia tidak sampai ke langkah terakhir.

    Padahal baju tidur sutra di tubuhnya sudah kusut dan berantakan.

    Samar-samar dia ingat bahwa dia berlari ke kamar mandi sendirian, lampu di dalamnya menyala untuk waktu yang lama, dan suara air terus berlanjut untuk waktu yang lama.

    Ketika dia membuka matanya dan melihat ke cermin, ada tanda merah di seluruh bahu dan dadanya.

    Song Zhilin merasa sedikit sakit di tubuhnya, dan ketika dia melihat sekeliling, dia hanya menemukan sarapan hangat di atas meja.

    Jika bukan karena tanda di tubuhnya, dia hampir mengira itu benar-benar mimpi.

    Tapi——

    apa yang dia katakan di telinganya, bagaimana dengan konferensi pers keluarga lagu keluarga Chu, apakah yang dia maksud adalah saudara perempuannya?

    Bukankah manusia anjing ini terlalu tidak autentik, dan dia melarikan diri sendiri lagi?

    Pikiran Song Zhilin penuh dengan kebisingan sistem, dan dia tidak dapat memblokirnya sama sekali, dia tidak dapat mengingat apa pun, kecuali bagian-bagian yang sulit untuk satu sama lain.

    Dia dengan enggan mencari-cari, tetapi masih tidak menemukan jejak yang ditinggalkan oleh pria itu.

    apakah mereka sudah pergi?

    pergi tanpa pamit?

    Jadi mereka tidak mengatakan ya kemarin?

    Song Zhilin terdiam, menyesap moka di sebelahnya, dan menjadi sedikit marah.

    Tidak ada yang tahu apakah dia marah karena dia tidak bisa mengingat apa pun, atau dia marah karena pihak lain pergi tanpa mengucapkan selamat tinggal untuk kedua kalinya.

    Ketika dia kembali ke hotelnya, He Mengmeng sedang merias wajah.

    Melihat Song Zhilin menarik ritsleting jaketnya ke dagunya, dia bertanya dengan gembira, "Kenapa, di sini sangat hangat."

    "Oh, omong-omong, kamu bilang kamu bertemu seorang kenalan, teman?"

    Song Zhilin menjawabnya dengan tergesa-gesa, mengambil pakaiannya dan membanting pintu kamar mandi.

    Ada sedikit kebisingan di kepalaku.

    Air itu mengenai wajah.

    Dia berusaha keras untuk mengingat sesuatu, tetapi menemukan bahwa hal-hal itu sekali lagi di luar kendalinya.

    Dia melemparkannya sepanjang malam, tapi tidak ada yang terselesaikan.

    Ini membuat Tuan Song, yang selalu sangat efisien, diam.

    Apakah pria itu beracun?

Setelah umpan meriam yang kayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang