Sehun tidak punya keberanian. Dia bahkan tak akan terlihat. Gadis itu sangat cantik, matanya yang jernih dan sikapnya yang manis. Sungguh peri mungil yang diciptakan dengan sempurna dan tak akan pernah bisa ia jangkau.
Siapa Sehun?
Hanya anak culun, dengan rambut klimis hitam yang membosankan. Sigagap yang tak pernah bisa berbicara dengan lantang didepan pujaan hatinya. Dia hanyalah si culun yang berani jatuh cinta pada gadis cantik.
Gadis itu Luhan, semua siswa memanggilnya Primadona sekolah. Cantik, kaya, baik dan mudah bergaul membuatnya terlihat sangat luar biasa. Gadis manis dengan tingkat kesempurnaan yang tinggi. Ini hanya akan membuat sebuah cerita tentang bumi yang mengharap langit, dengan akhir yang tidak bahagia. Sehun sebagai bumi tentu akan kalah.
Sehun mendengar gosip yang menyebar dengan cepat, berita tentang hubungan asmara Luhan dengan Jongin. Siapa yang tidak kenal Jongin? Ia adalah pria yang dikagumi setiap siswa karena ketampanan dan kekayaannya. Sama halnya dengan Luhan, kesimpulannya Luhan ratu dan Jongin rajanya.
Sehun mendudukkan tubuhnya pada kursi panjang di tengah taman sekolah, ia merasa kalah sebelum sempat menyapa Luhan. Luhan tidak akan pernah tau, kalau ada seseorang yang satu sekolah dengannya dan memendam rasa sejak 2 tahun lalu. Sehun menutup matanya pelan, cinta pertama memang tidak akan berakhir dengan bahagia. Ia akan tetap memuja sosok cantik Luhan, meskipun Luhan tidak tahu keberadaannya.
"Em, maaf bisakah kau membantuku?"
Suara halus yang menyenangkan itu membangunkan Sehun dari lamunan panjangnya. Ia seperti mengenal suara ini, suara gadis pujaannya. Ia membuka matanya pelan, ia tak berharap sosok cantik itu akan ada didepannya dengan mata berkaca-kaca. 'Sayang, aku mohon jangan menangis.'
Sehun memandang Luhan dengan sedikit bodoh, dan tidak mencoba membalas pertanyaan Luhan. Sehun sedang mengalami keterkejutan yang sangat luar biasa, dan sialnya itu membuat Luhan merasa bahwa Sehun tidak akan membantunya.
"Oh maaf, sepertinya kau tidak mau membantuku," suara Luhan bergetar dengan sedih, Sehun yang bodohpun menyadari kesalahannya.
"Tidak, aku bisa membantumj. Jadi apa yang bisa ku bantu?" Ucapan Sehun terdengar cepat dan sedikit sulit untuk dimengerti. Untungnya Luhan dengan segala kepintarannya dapat memahami itu, meskipun memerlukan waktu yang sedikit lama.
"Aku melihat kucing yang terjebak di pohon belakang sekolah. Bisakah kau membantuku menyelamatkannya?" Ucap Luhan dengan mata rusanya yang cantik walaupun tertutup air mata menyedihkan.
Sungguh Sehun semakin kagum dengan kepribadian Luhan, dia menangis karena seekor kucing yang terjebak di pohon? Malaikatnya sangat luar biasa baik, hatinya pasti terbuat dari embun pagi yang terbentuk dimalam hari.
"Oh, baiklah aku akan membantunya."
Luhan menatap Sehun dengan senyuman yang menawan, dia memegang tangan Sehun dengan lembut dan mengucapkan terima kasih sebanyak yang Luhan bisa.
'Eomma, tolong tahan aku. Jangan biarkan aku mati disini.'
Sehun dan Luhan berjalan bersama menuju kucing yang terjebak di pohon belakang sekolah, ngomong-ngomong Luhan telah berhenti menangis.
Sehun melihat pohon tinggi menjulang dengan kokoh, sebenarnya ia tidak punya keahlian memanjat. Tapi dengan Luhan yang meminta dengan mata rusanya yang berair, Sehun rela untuk jatuh kedalam hati Luhan.
"Itu kucingnya, dia pasti ketakutan. Bisakah kau membantunya turun?"
"Y-a, aku bi-sa" Sehun meragu, tapi demi Luhan ia akan bertarung dengan ketakutannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ONESHOOT HUNHAN
FanfictionKumpulan Oneshoot (Cerita satu kali tamat) HUNHAN dengan berbagai Genre.