Milk (18+)

174 10 4
                                    

Luhan berjalan dengan pakaian yang terbuka, kemeja putih milik suaminya tidak dikancingkan dengan benar. Bahu mulusnya terekpos dengan sempurna, dan dibaliknya tidak ada penghalang apapun lagi. 

Luhan merasa marah pada suaminya, sekarang sudah pukul 1 malam dan suami gilanya itu belum berhenti bercumbu dari berkas-berkasnya. Ia ingin membuat suaminya sadar, bahwa ada sesuatu yang lebih panas yang bisa ia nikmati di malam hari daripada menikmati berkas putih itu. 

Maka dengan kemarahannya yang besar, Luhan membuat susu putih yang manis dan mulai melepaskan kemeja putih di tubuhnya. Mari kita menghancurkan kewarasan suaminya. 

"Sayang." 

Luhan memanggil nama Suaminya, dan suami sialan itu hanya menjawab dengan gumaman tanpa melihat ke arahnya. 

Memang punya nyali yang besar. 

Luhan menghampiri suaminya yang tampan dan menyimpan susu putih di sampingnya. 

"Susu? Kau membuatkanku susu? Kenapa tidak kopi saja sayang?" Pria sialan itu hanya menatap minumannya sebentar dan mulai sibuk kembali dengan berkasnya. 

Benar-benar bajingan, kau bahkan tidak melihat tubuh indah istrimu. 

Luhan mengambil minuman itu, 

"Yakin kau tidak ingin susu?" 

Luhan menuangkan susu itu ke tubuhnya dan sengaja mengenai bahu suaminya yang lebar. Sang suami akan menatap wajah istrinya dengan punggung, sebelum ia terpaku pada tubuh putih milik Luhan yang basah karena susu. 

"Ya Tuhan, keindahan apa yang aku lihat." 

Luhan mengamati wajah Sehun yang tidak berkedip sedetikpun. Ia condongkan tubuhnya untuk berbisik lembut di telinga Sehun. 

"Sayang, bisa bantu aku bersihkan susu ini?" 

Gila. Otak Sehun seperti disetrum dengan tegangan tinggi, melihat tubuh putih istrinya bersama susu putih membuat sebagian tubuhnya mulai panas dan menegang. Ditambah dengan bisikan seksual dari mulut manis Luhan telah membuat sisi buas dalam dirinya bangun. 

"Luhan, kau nakal sekali!" 

"Aku nakal dan kurasa aku harus dihukum olehmu!" 

Baiklah, Sehun tidak tahan lagi. Ia bawa tubuh telanjang Luhan untuk duduk dipangkuannya. Ia jilati tubuh lengket yang manis itu dengan lidah panasnya. Luhan yang menerima serangan itu hanya mampu mendesah dan menjambak rambut hitam suaminya untuk semakin menjilati tubuh putihnya. 

Setelah berhasil membersihkan susu yang melekat pada tubuh istrinya, Sehun mencium bibir Luhan dengan panas. Ia mulai menyesapi bibir Luhan dan masuk kedalam rongga mulutnya yang manis. Ciuman panas itu berlangsung cukup lama, Sehun seperti akan memakan bibir Luhan dengan rakus. 

Sementara itu, tangan Sehun memilih untuk terus memilin ujung payudara Luhan dan mencoba memasukan salah satu jarinya kedalam lubang surgawi Luhan 

Tolong, tubuh Luhan seperti dilecehkan dari segala arah.

Namun, ini begitu nikmat. Sehun mulai berhenti dari aktivitasnya, ia menatap wajah Luhan yang begitu berantakan namun sangat sexy sekali. 

Sehun berdiri dan membawa tubuh mungil istrinya menuju salah satu meja. Ia akan mulai menghabisi istrinya dengan berbagai serangan nikmat yang gila. Ia merebahkan tubuh Luhan dengan hati-hati, mencium keningnya dengan lembut dan mulai mengarahkan kejantannya pada lubanh surgawi Luhan. 

Pergulatan panas itu memenuhi ruangan kerja Sehun yang gelap, dua sejoli itu seperti magnet yang tidak pernah bisa lepas. Saat Sehun masuk dengan keras, maka Luhan akan melengkungkan tubuhnya keatas diiringi desahan yang membuat Sehun semakin buta. 

Mereka telah mencapai kenikmatan bersama, saling melepaskan sesuatu cairan yang hangat dan berdoa agar salah satu dari cairan itu menuntut mereka untuk memiliki buah cinta yang lucu. 

"Kau menakjubkan Luhan, Aku harap ada dari mereka yang tumbuh menjadi janin di perutmu. Aku mencintaimu sayang." 

"Kau juga luar biasa, sayang. Aku mencintaimu juga." 

Luhan sebenarnya sudah sangat lelah, suaminya yang perkasa tidak pernah puas jika belum mengalami orgasme sebanyak 2 kali. Jadi ia sudah memasrahkan dirinya dalam pelukan Sehun, dan bersedia melakukan segala posisi yang suaminya inginkan. 

"Sayang, aku ingin kau menungging."














FIN

ONESHOOT HUNHAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang