Pura-Pura (18+)

161 13 6
                                    

Awalnya Luhan tidak menyadari perubahan besar yang terjadi pada kekasihnya. Tetapi, setelah malam ini berlalu dengan desahan panjang mereka, Luhan menatap kekasihnya penuh tanya. 

Luhan menerawang jauh dalam ingatannya, kekasihnya memang berubah. Mungkin Luhan dapat mengingatnya sejak 1 bulan lalu, pria yang sudah menjalin kasih bersamanya selama hampir 5 bulan itu mulai merubah tampilannya. 

Kekasihnya dulu memiliki rambut berpotongan rapi dengan poni belah samping. Ia memakai kacamata kotak dan pakaian formal yang elegan. Kekasihnya mencerminkan pria tampan yang berpendidikan. Tetapi, ia mulai merubah tampilannya dengan rambut ikal berponi yang berantakan. Kacamata kotak itu menghilang dengan perubahan style pakaiannya yang suka memakai hoodie berwarna gelap.

Luhan mengakui bahwa kekasihnya memang benar-benar tampan, meskipun memakai style apapun. Luhan sempat terkejut dengan perubahan itu, dan bertanya dengan rasa ingin tahu pada kekasihnya. 

"Kenapa kau mengubah tampilan mu?" 

"Aku bosan dengan tampilanku yang dulu, kau tidak keberatan kan sayang?" 

Luhan mengangguk, ia memang tidak keberatan. 

Selanjutnya Luhan mengingat lagi, kekasihnya adalah seorang mahasiswa teladan yang menghabiskan waktunya dengan membaca di perpustakaan atau belajar sampai malam di kamarnya. Bahkan Luhan sempat marah karena kekasihnya lebih mementingkan tugasnya daripada menemaninya makan malam. 

Luhan hampir putus asa dengan sikap kekasihnya, namun kini sosok kekasihnya berubah. Dia bahkan mengabaikan kuliahnya untuk menemani Luhan belanja di Mall atau bermain di taman bermain. Luhan mengaku sangat bahagia dengan perubahan yang terjadi dengan kekasihnya. 

Selama menjalin kasih dengan kekasihnya, Luhan hanya merasakan kesepian. Ia bahkan berkali-kali sempat memikirkan untuk putus dengan kekasihnya, tapi ia selalu ingat dengan perjuangannya dulu. 

Luhanlah yang mengejar kekasihnya terlebih dahulu. Luhan bertemu dengan kekasihnya 5 tahun lalu, dulu ia hanya siswa baru yang terpesona dengan seniornya yang bermain basket melawan sekolah lain. Sejak saat itu ia mulai mencari informasi mengenai pria tampan itu, tetapi harus kecewa karena pria itu memutuskan untuk pindah sekolah. 

3 tahun berlalu, ia bertemu lagi dengan seniornya di perguruan tinggi. Mulai mengejarnya lagi dan memutuskan untuk menyatakan perasaannya. Kekasihnya memang sempat mengabaikan pernyataan tulus Luhan, tapi seminggu kemudian dia menerima Luhan menjadi kekasihnya. 

"Sayang, jangan melamun. Kau tidak lelah?" 

Ah satu lagi perubahan nyata dari kekasihnya, dulu ia tidak pernah memanggil Luhan dengan panggilan sayang. 

"Maafkan aku, tapi sepertinya aku tidak bisa tidur." 

Kekasihnya memeluk tubuh Luhan dengan erat. 

"Kau mau melanjutkan kegiatan kita lagi sayang?" 

Bisikan berat itu membuat wajah Luhan memerah. 

Luhan masih mengingat dengan jelas, kekasihnya yang tidak pernah menyentuhnya, kini bahkan mampu membuat Luhan mendesah dengan kerasnya. 

Kekasihnya mulai mengelus punggung Luhan yang telanjang, ia bahkan sudah menyesap kulit putih Luhan yang penuh dengan tanda cintanya. 

"Sehhaan" 

Peringatan Luhan tidak didengar oleh kekasihnya, pria itu semakin menyudutkan Luhan dengan sentuhannya yang panas. Ia menyentuh dan mencium tubuh Luhan dengan kasar, Luhan dapat merasakan rasa marah dari kekasihnya. 

"Sudah kubilang, jangan panggil aku Sehan, sayang." 

Ah Luhan melupakan itu. 

"Maafkan aku se-sayang." 

ONESHOOT HUNHAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang