Prolog

688 58 12
                                    


Seharusnya tidak boleh seperti ini. Menyukai, bahkan sampai mencintai orang yang sama dengan saudara sendiri bukanlah hal yang pantas.

Dengan lancangnya perasaan itu membibit dalam diri Gempa. Menyukai Yaya, seorang perempuan yang tidak lama lagi akan bersanding dengan Halilintar-— kakaknya.

“Uhuk … uhuk …!”

Noda merah darah mengotori tangan. Rasa sesak yang terkadang timbul.

Gempa mafhum dengan gejala-gejala ini. Dari mulai cinta bertepuk sebelah tangan, sesak di dada, serta kemudian batuk-batuk darah bersamaan kelopak bunga. Hanahaki disease, penyakit bagi mereka yang cintanya tidak terbalaskan.

“Kenapa? Perasaan ini terlarang, tapi aku tidak mampu lenyapkannya. Bodoh … kau bodoh, Gempa.”

Bohongi semuanya. Pendam seorang diri. Jangan sampai ada yang tahu.

***

“Sayangnya penderita penyakit ini hanya mampu bertahan selama satu tahun,” vonis dokter setelah memeriksa kondisi Gempa.

Pemilik iris emas itu sudah menduganya. Hidupnya sudah tidak akan lama lagi. Entah nantinya ia bisa melewati satu tahun itu atau justru kelewat cepat dari waktu yang diduga oleh dokter.

“Saya masih bisa sembuh, 'kan, Dok?”

Sang dokter menatap nanar pasiennya. “Saya pun tidak begitu yakin akan hal itu.”

Demi tidak membuat khawatir keluarganya Gempa akan terus berbohong sampai ia bisa mendapatkan titik akhir yang menantinya.

Demi tidak membuat khawatir keluarganya Gempa akan terus berbohong sampai ia bisa mendapatkan titik akhir yang menantinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

______________
18 April 2022

Lied || GempaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang