Chapter 4

664 55 1
                                    

“Obat ... obat ... obat vitamin doang, kok.” Adalah jawaban Gempa untuk kecurigaan Ice. Sementara Ice menyipitkan matanya, lalu mengendikkan bahu tidak acuh.

Gempa menghela napas lega, kebohongan yang sepele itu rupanya bisa dipercaya oleh sang adik.

Sepertinya Gempa harus berhati-hati lagi. Saudaranya perlahan sudah sadar akan perubahan sikapnya. Jangan sampai kecemasan mereka mencapai ke telinga Ayah dan Ibu.

“Aku sangat tidak suka dengan pembohong,” ucap Ice, menatap serius sang kakak.

‘Baguslah kalau kamu benci Kakak, Ice. Jadi begitu aku pergi, kamu tidak akan sedih,’ batin Gempa.

Ada yang mengatakan berbohong itu diperbolehkan jika itu demi kebaikan bersama, akan tetapi apakah kebohongan Gempa ini termasuk diperbolehkan? Apakah itu demi kebaikan bersama ... atau hanya kebaikan dirinya?

Dia bingung.

Beberapa kali bahkan Gempa dilema dengan pilihannya. Awalnya ia akan berbohong dan membuat semua orang membencinya, sehingga saat nanti ia tiada tak akan ada kesedihan. Lalu Gempa juga berpikir lebih baik menghabiskan waktu dengan berusaha membahagiakan semuanya dan masih ... berbohong.

Ujung-ujungnya juga adanya kebohongan belaka, 'kan? Dasar payah.

•••

“Kamu yakin tetap mau ikut program pertukaran mahasiswa? Pernikahan Kak Hali tinggal sebentar lagi, loh. Lagian kondisimu juga belum fit,” kata Taufan.

Sebenarnya ini hanya dalih Gempa untuk melarikan diri. Jujur saja, ia memang enggan untuk hadir di pernikahan Halilintar. Rasanya begitu sakit saat perempuan yang selama ini dicintai justru bersanding dengan sang kakak. Gempa sungguh tidak rela.

“Aku sudah tidak apa-apa, kok. Jadi Kak Taufan tidak usah khawatir,” balas Gempa seraya tersenyum tipis.

Tujuan lain Gempa pergi ke luar negeri adalah untuk melakukan operasi. Meskipun nanti harus lupa pada perasaannya dengan Yaya, atau bahkan kemungkinan terburuknya, Gempa harus mati karena operasi itu gagal. Rasanya jauh lebih baik daripada terus hidup dalam keadaan tersiksa batin.

“Baiklah, kalau itu keputusanmu ... aku hanya bisa mendukung,” kata Taufan, lalu ia memeluk sang adik. Hatinya merasa gundah, seolah menyuruh Gempa untuk mengurungkan niatnya pergi. Firasatnya mengatakan jika Gempa akan benar-benar sangatlah jauh.

“Hanya setahun atau paling sebentar enam bulan, pasti aku akan kembali.”

Tidak tahu harus bersikap bagaimana lagi, Taufan hanya mampu berdoa untuk keselamatan Gempa.

•••

Telah terjadi kecelakaan pesawat pada penerbangan internasional sore tadi. Penumpang serta awak kapal dapat dipastikan tidak ada yang selamat.”

Dua hari sebelum pernikahan Halilintar dan Yaya terlaksana, kabar duka menjadi guncangan besar bagi keluarga Gempa.

“Pasti ini hanya bercanda! Kak Gempa bukan naik pesawat yang itu!” raung Blaze. Emosinya sudah tidak terbendung.

Taufan terdiam. Harusnya ia percaya pada firasatnya dan mencegah Gempa untuk pergi.

‘Ini salahku, ini salahku, ini salahku, ini salahku,’ ulang Taufan dalam hati.

Kemudian Ice datang dengan secarik surat diagnosa. Tertera di kertas itu Gempa terserang hanahaki disease.

“Dasar pembohong. Kamu pembohong paling baik yang aku kenal, Kakak.” Ice meremas kertas di tangannya dan menangis. “Tapi aku tidak bisa membencimu.”

____________02 Juni 2022

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

____________
02 Juni 2022

Lied || GempaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang