Sialnya setelah kejadian itu Chenle dan jisung yang pada dasarnya tidak dekat malah semakin terlihat asing, hanya Chenle saja, sedangkan jisung terus berusaha mendekati chenle namun saat sudah hampir dekat Chenle selalu saja mendapat ribuan cara untuk menjauhinya.
Hal itu membuat Jisung geram sekaligus frustasi, karna semenjak saat itu Chenle dan damar malah semakin dekat saja, ia juga tidak tau ada apa dengan dirinya, kenapa dia merasa tidak suka ketika chenle dan damar bersama.
Seperti saat ini, ia dan juga teman²nya yang lain sedang bermain basket di lapangan yang ramai akan bnyk nya murid² yang berteriak ke arah mereka, jisung hanya bereaksi biasa saja namun yang jadi masalahnya adalah chenle.
Pasalnya sedari tadi chenle Tanpa henti meneriakkan nama damar, bukan hanya damar tapi sebagian anak² lain juga, tetapi namanya tidak sekalipun di sebutkan oleh chenle.
Sebenarnya dia sudah tau karna dari hari² sebelumnya sebelum kejadian itu chenle tidak pernah meneriakkan namanya dan hal itu tidak memberi reaksi apa² bagi jisung, toh masih ada banyak murid² yang meneriakkan namanya.
Namun berbeda kali ini, dia sedikit geram ke arah damar yang selalu mendapat perhatian dari chenle, senyum nya hanya terus di tujukan untuk damar, dan tanpa sadar dia mengepalkan tangan nya kuat menahan amarah.
"WUUUU YAKKK!!! DAMAR SEMANGATT!!!"
"TIOO SEMANGATTT!!!"
"JIVAN FIGHTINGG!!!"
"Man, bhs inggrisnya semangat apa?"
"Strong"
"Ooo,TAREL SETERONK!!!"
Tuk
"Strong bego bukan seteronk"
"Sama ae man"
"Karepmu"
Chenle kembali mengalihkan pandangan nya kelapangan, dia tanpa sengaja menatap jisung yang ikut menatapnya juga, namun chenle sengaja mengalihkan pandangan nya ke arah lain guna menghindari tatapan yang tidak disukainya itu.
Saat melihat anak² lain beristrahat dari permainan basket nya, chenle dengan antusias menghampiri mereka semua, anak² lain pun tersenyum ke arahnya saat tau bahwa ia akan kemari.
"Widih hebat bngt sumpah kalian main nya, ajarin aku main juga dong" ucapnya dengan tatapan binar.
"Mau di ajarin siapa nih?" Tanya damar.
"Pengen deh di ajarin sama aa jivan" ucapnya dengan nada yang di buat² sembari memeluk erat tangan sang oknum bernama jivan.
Mereka semua hanya bisa tertawa melihat tingkah chenle, ya sikap chenle ini sudah menjadi hal biasa bagi mereka.
Jivan dengan segera menarik pergelangan tangan chenle menuju lapangan basket, mengabaikan teriakan murid² lain yang masih berada di tempat.
Jivan mengajari beberapa teknik bermain basket ke chenle, padahal tadi dia terlihat sangat lelah setelah bermain, tapi Karena yang dia ajari adalah chenle maka dia harus mengesampingkan rasa lelah nya dulu.
Semua pergerakan mereka tak luput dari pandangan jisung yang malah makin tersulut emosi, botol air minum sudah sangat usak karna ulah nya.
"iii jangan berdiri disitu dongo ah, kan jdi ga masuk bola nya"
"Namanya juga basket ya gini le"
"Curang lu mah"
"Lohh? Gua ga curang le astaga"
Kali ini jivan harus di buat kuwalahan dengan chenle yang terus merajuk karena gagal memasukkan bola ke dalam ring tadi.
Saat sedang asik dengan acara bujuknya, dia merasakan sebuah bola basket terpantul ke arah chenle, mereka berdua dan yang lainnya bisa melihat jisung yang berjalan ke arah chenle dengan tatapan seperti mengajak chenle bertanding.
KAMU SEDANG MEMBACA
Katanya Musuh |•chenji
Fiksi Sejarahkatanya MUSUH tapi kok NIKAH? ⚠WARNING⚠ BXB MENGANDUNG KATA² KASAR/TOXIC MENGANDUNG UNSUR² 18+🔞🔞 MPREG📌