Keputusan

3.9K 350 52
                                    

Happy reading







Nyonya Wang menatap putra semata wayangnya, dengan hati-hati.
"Kecuali atas izin Tuhan, ayahmu sudah tidak bisa berlama-lama lagi, Wang Yibo. Dia sudah lelah, semakin hari keadaannya semakin memburuk." Nyonya Wang mencoba menahan tangisnya, dia juga melirihkan suara agar ucapannya tidak menyinggung hati sang putra.

"Jadi itu sebab nya ibu menyuruh Zhan untuk cepat memberikan cucu?" Wang Yibo bertanya, dengan suara dingin.
"Tapi kalian juga harus menunggu selama sembilan bulan, bukan?"

Nyonya Wang hanya bisa mengangguk, sambil tersenyum pahit. "Benar"
Dia beralih menatap menantunya yang sedang tertunduk. "Zhan Zhan sayang... Kemarilah"

Xiao Zhan mendongak lantas mendekat kearah sang mertua. "Iya Bu?"

"Ibu bawa sesuatu untukmu." Wanita itu tersenyum lagi. Dia mencoba melunakkan suasana hati Wang Yibo, yg sempat memanas tadi.

"Benarkah? Ibu bawa apa?" Xiao Zhan duduk di samping nyonya Wang. Dia terlihat begitu antusias setelah melihat kotak yg begitu familiar baginya. Ya, itu adalah kotak camilan kesukaan Xiao Zhan, sejenis biskuit lembut yang rasanya sangat manis.

"Wang Yibo, bagaimana pendapatmu?" Kini nyonya Xiao bertanya langsung kepada sang menantu. Dia melihat raut wajah pemuda Wang yg tampak sedikit lebih baik.

Wang Yibo, menoleh kemudian menghela nafas panjang.  "Baiklah, asal Zhan Zhan juga tidak merasa keberatan"

"Tenang saja Wangyi! Aku tidak merasa keberatan... Lagi pula, punya seorang bayi pasti akan sangat menyenangkan" Xiao Zhan mengepalkan kedua tangannya, membayangkan betapa lucunya anak mereka jika sudah lahir nanti. Sedangkan Wang Yibo, hanya bisa mengangkat kedua alisnya sambil menggelengkan kepala. Dia tahu istrinya sangat suka anak kecil, tapi apa seorang anak akan terus menjadi anak-anak? Tentu saja tidak, bukan? Mereka akan tumbuh besar sedangkan usia Xiao Zhan masih sangat muda untuk menjadi seorang ibu. Wang Yibo hanya khawatir terhadap keadaan dan kesehatan sang istri. Ucapan orangtuanya hari itu, juga membuat Yibo sedikit merasa ragu.

"Terimakasih Zhan Zhan... Kau memang yang terbaik" nyonya Wang memeluk remaja manis itu dengan senyumannya yang mengembang.

"Wang Lili, tunggu sampai Zhan lulus. Dan mari kita berdoa, agar Tuan Wang bisa kembali sehat seperti semula" nyonya Xiao, menampakkan ekspresi hangatnya.

"Ya, kau benar Xiao Xiao." Jawab nyonya Wang, sambil mengangguk





Ting

Tong

Ting

Tong




"Yibo.." Xiao Zhan melotot kearah Wang Yibo. Dia mengisyaratkan nya untuk segera bangun dan membukakan pintu sebelum ibu mereka yg bertindak.

"Ah, baik" dengan sigap, pemuda itu segera berlari menghampiri sumber suara tersebut, kemudian membuka pelan daun pintunya. Dan benar saja, kedua remaja itu sudah berdiri di depan pintu, sambil membawa sesuatu di tangan mereka.

"Mana Zhan?" Tanya Jili sambil menatap tajam kearah pemuda Wang seolah sedang mengintimidasi.

"Dia... Dia sedang tidak ada di rumah" Jawab Yibo asal.

Haoxuan melemparkan senyum smirknya. "Kau pikir kami bodoh? Mana mungkin Zhan Zhan, pergi keluar tanpa menggunakan sepatu kesukaannya"

Yaps, jawaban Wang Yibo memang sangat konyol. Dia tidak tahu kalau Xiao Zhan tidak bisa meninggalkan kebiasaan memakai sepatu kesukaannya kemanapun ia pergi. Pemuda itu meneguk salivanya sendiri dengan ekspresi gugup.
"Pokonya dia sedang sibuk! Kalian jangan mengganggu."

The Young Marriage (Yizhan Fanfic) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang