Hello, Tata!🐻
Gimana hari ini? Hari kamu udah berwarna belum?
Kalau belum warnai sendiri yaw, jangan manja👻 Wkwk.
Pertanyaan:
• Kamu paling takut sama apa?
• Momen apa yang bikin kamu malu?
• Mimpi paling aneh?
• Kamu pernah kejebak Friendzone gak?
• Apa trauma terbesar dalam hidup kamu?
Vote & Komennya jangan lupa yaw maniezKu✨
***
"Kucing Una namanya, MIKO! Bukan KIKO!" sewot Launa tidak terima nama kucing oren tampannya itu asal di ubah oleh Varen.
Masa bodoh, Varen tidak mempedulikannya. Yang penting saat ini adalah gadis itu harus bertanggung jawab atas ulah kucing oren peliharaannya yang tidak tahu diri. Belum satu hari tinggal di rumahnya saja kucing itu sudah membuat ulah, lalu bagaimana dengan hari-hari selanjutnya?
"Tanggung jawab kalau mau kucing lo selamat!" ancam Varen tak main-main.
Launa menggelengkan kepalanya cepat. "Nggak mau, ih! Itu pasti bukan Miko!" Launa tetap mengelak. Meskipun sebenarnya ia agak percaya bahwa itu adalah ulah kucingnya, tapi tetap saja Launa tidak mau tanggung jawab. Apalagi jika harus membershikan kotoran kucingnya itu. Ah, itu pasti sangat bau dan menjijikan!
Saat Launa tinggal di rumahnya yang di Bandung, kucingnya itu memang selalu membuang kotorannya di sembarang tempat. Dan itulah yang dia tidak sukai dengan kucing itu. Meskipun begitu, bukan ia yang membersihkannya melainkan asisten rumah tangganya. Tetapi entah mengapa Launa tetap menyayangi kucing oren pungutnya itu.
"Nggak mau ngaku, hm?" Varen menyunggingkan senyumnya miring. Wajah cowok itu seketika membuat Launa yang menatapnya bergidik.
"Itu emang bukan Miko, Reren!"
"Bersihin sekarang Tai kucing sialan lo itu!" sentak Varen tidak menerima pembantahan.
"Kan ada Bi Donat, kenapa harus Una?"
"Dia kucing lo, goblok! Bukan kucing Bi Dona!" Saat ini Varen sedang berusaha menahan emosinya yang ingin membludak. Ah, sungguh ingin rasanya Varen menggorok leher gadis itu. Kejam? Hahaha tentu, Varen memang cowok tidak berperasaan! Tetapi Varen masih berusaha bersabar agar emosinya tidak meluap begitu saja. Untung saja Launa, kalau bukan Launa mungkin ia benar-benar sudah menggorok lehernya.
"Maaf Reren... nanti Una gak akan biarin Miko masuk lagi ke kamar Reren, kok," Launa berujar dengan sorot mata memancarkan kesedihan dengan wajah cemberut. Secara tidak langsung ia mengakui kesalahan yang di perbuat kucingnya. Varen yang melihat raut wajah Launa cemberut seperti itu pun tampak sedikit iba. Wajah gadis itu malah terlihat sangat lucu dan menggemaskan jika seperti ini. Ah, tidak! Ia tidak boleh luluh begitu saja, bagi Varen siapapun yang bersalah tetap harus tanggung jawab dan ia tidak bisa memaafkannya begitu saja.

KAMU SEDANG MEMBACA
VARENZA
Teen Fiction🚫SEBAGIAN PART AKAN DIPRIVAT, MOHON FOLLOW AKUN AUTHOR SEBELUM MEMBACA🚫 Jangan nunggu End baru baca☠︎︎ *** Tentang Varen si cowok yang memiliki sifat berubah-ubah seperti bunglon. Namun sifat aslinya cowok itu kejam tak berperasaan. Sifat bunglonn...