1

16.5K 238 6
                                    

Aku menerima loyang lasagna dari ibu dan meletakkannya lurus di keranjang sepedaku. Kukenakan topi untuk melindungi pandanganku dari silaunya sinar mentari musim panas yang menyengat. Sewaktu bokongku melekat di jok sepeda, aku memekik kepanasan. Baru juga kuletakkan sebentar di luar, benda sialan itu sudah berniat membakar selangkanganku. Aku mengumpat, lalu tahu-tahu ibu yang ternyata mengikutiku ke depan memukul kepalaku dengan telapak tangannya.

"Sayang, jangan suka pukul kepala anak begitu. Nanti dia jadi bodoh," kata ayahku sambil memegangi jar berisi limun dingin dan menuangnya ke dalam gelas. Si sinting itu bertelanjang dada lagi. Panas-panas begini dia semakin suka mengumbar dada berbulunya seperti kera. Katanya panas, coba saja dia mencukur bulu dadanya, aku yakin dia tidak akan merasa sepanas itu. "Sampaikan salamku kepada Robert, Nina. Suruh dia membuat janji dengan kakak iparnya untuk makan malam. Segera. Jangan lupa itu. Se. Ge. Ra."

Bacot.

"Katakan apa pada ayahmu, Nina?"

"Yes, Daaad!" kataku riang sambil melambai.

"Sekali lagi kudengar kau mengumpat, kupotong lidahmu!" ancam ibu yang lalu menempelkan sebuah serbet basah ke jok sepedaku. Dia menepuk jokku, menyuruhku mencoba meletakkan bokongku di sana. Ahhh... rasa dinginnya sampai terasa ke balik celana dalamku. Ibu mencium pipiku, lalu menepuk pantatku kencang supaya aku lekas berangkat. Aku berani taruhan mereka akan langsung buka baju dan bercinta di ruang tamu. Menjijikkan sekali.

Maksudku, aku sudah dewasa. Aku juga ingin punya pacar yang pagi, siang, sore, malam selalu ingin menelanjangiku, tapi kalau itu terjadi di rumahmu, terhadap ibumu dan membuatmu terpaksa mengurung diri di kamar kalau tak ingin tiba-tiba menangkap basah ibumu berpakaian suster dan ayah tirimu menusuknya dari belakang dengan penisnya yang berbulu lalu menyapamu, "Ola, Nina, Kau sudah bangun?" lalu melanjutkan aktivitas seksual mereka karena mereka yang membayar semua tagihan di rumah itu, itu sangat tidak asyik.

Well, paling tidak ibuku bahagia. Tapi, serius, public display of attraction di rumahku sudah melampaui ambang wajar. Aku yakin kau tidak pernah melihat ibumu menjulurkan lidah ke dalam rongga mulut ayahmu dalam ciuman selamat pagi, kan? Mereka melakukannya. Setiap hari. Dan kalau aku memprotes, ibuku selalu bilang, yah begitulah pria Italia. Mereka suka menunjukkan kemesraan saat mereka jatuh cinta. Aku ingin memuntahi serealku kalau mendengarnya. Kalau nenekku masih hidup, lebih baik aku tinggal bersamanya meski setiap hari aku harus mengurus makanan sapi sebelum berangkat ke sekolah. Tapi, ya sudahlah, untung gara-gara dia hidup kami terselamatkan. Kalau tidak, aku sudah mencampur racun tikus ke dalam minumannya untuk membayar waktu tidurku tiga tahun ini yang selalu kurang.

Jadi, tiga tahun lalu, saat usiaku baru lima belas tahun, ayahku memiliki hubungan gelap dengan sekretarisnya di kantor. Kata ibu, usia pelacur itu hanya terpaut lima tahun dariku, usia ayahku saat itu sudah hampir lima puluh tahun. Ibuku hancur sekali. Selama seminggu pertama, dia tidak mau keluar dari kamarnya karena malu. Semua keperluanku diurus oleh Tanteku. Aku begitu sedih. Pada hari ulang tahunku yang ke-16, ayahku mengenalkanku dengan pacar barunya yang benar-benar seperti pelacur. Usianya mungkin dua puluhan, tapi bisa jadi ayah menganggap usianya sudah menginjak kepala tiga dengan riasan tebal dan dada implan sebesar buah melon yang bahkan buatku yang tidak tertarik pada buah dada, payudara itu membuatku susah mengedip. Aku tidak percaya ayah meninggalkan ibuku yang meskipun pekerjaannya hanya mengurus rumah tangga, tapi selalu cantik dan anggun. Ibu tidak pernah lupa mem-blow dry rambut dan merias wajahnya meski setelah itu dia hanya akan mencuci baju di rubanah. Saat itu juga aku memutuskan tinggal bersama ibu walaupun nasib kami mungkin akan tak menentu. Ibu sudah berhenti bekerja sejak aku lahir, dia harus menata kembali hidupnya dari awal. Berkali-kali dia merasa beruntung karena adikku gugur dalam kandungan sepuluh tahun yang lalu.

Beautiful DisasterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang