10. Liburan

438 35 4
                                    

Setelah adegan ala drama di depan pintu, Taehyung menutup pintu kamar hotel tanpa aba-aba, membuat Jungkook kaget dan menggedor pintunya. Pemuda kelinci tersebut membuat keributan hingga membuat pihak keamanan turun tangan. Takut mengganggu tamu yang lain. Taehyung sih bodo amat. Yang jadi masalah sekarang adalah Jungkook mendekati Jimin secara agresif dan ya seperti yang bisa di tebak, Jimin masih suka baper, Taehyung tau sih, namanya juga udah cinta dari lama.

Taehyung balik badan setelah menutup pintu, berjalan ke arah ranjang dengan mood yang berantakan. Bahkan dia tanpa sadar melepaskan pelukan dibahu Jimin. Membuat pemuda manis tersebut terkesiap, sebelum kemudian sadar apa yang membuat kekasihnya marah.

Jimin menarik tangan Taehyung, membuat empunya berhenti sejenak dan berdiri menghadap Jimin. Tapi raut wajahnya terlampau datar.

Jimin meringis dalam hati, Taehyung kalau marah serem juga ternyata. Pemuda itu lebih memilih diam dan tidak menghiraukan Jimin.

"Hyung," Jimin memulai.

"Apakah kamu gak bisa berpura-pura mencintaiku di depan semua orang?" Sebelum Jimin mengatakan hal apapun, dia memulai pembicaraan lebih dulu.

"Aku tau kau sangat mencintainya, tapi tidak bisakah menghargai ku? Meski hanya pura-pura?" Suaranya lirih, serak dan terdengar menyakitkan.

Jimin tersenyum lembut, paham apa yang ada di kepala kekasihnya, "Maaf Hyung, aku tidak bisa."

Taehyung memalingkan wajah, seperti tertampar oleh realita, dia tahu akan sulit mendapatkan hati Jimin, tapi apa sesulit itu?

Jimin kemudian menggenggam kedua tangan taehyung, sebelum kemudian badan maju ke depan berbisik lirih, "Aku tidak bisa berpura-pura mencintaimu, tapi aku kan membuka hatiku untukmu."

Setelah mengatakan hal cheesy yang membuat Taehyung kaget dan memalingkan wajah menghadap Jimin. Pemuda tampan tersebut mendapat serangan mendadak. Jimin mengecup bibirnya, hanya kecupan ringan dengan tujuan menenangkan. Tapi Taehyung mana mau rugi. Pemuda Kim tersebut menahan bibir Jimin, dan mencium kekasihnya lembut dan dalam. Setelah merasa kehabisan nafas, keduanya menyudahi ciuman tersebut.

Taehyung menyeka liur di sudut bibir Jimin, yang entah milik siapa. Pandangannya dalam dan menghanyutkan. Jimin hanya bisa tersenyum malu mendapatkan perlakuan seperti itu.

"Hyung tolong bersabar dan tetap bersamaku ya, aku janji akan membuka seluruh hatiku, mungkin butuh waktu lama tapi tolong jangan menyerah."

Jimin berkata pelan. Matanya berkaca-kaca, takut Taehyung meninggalkannya. Bagaimanapun dia sudah nyaman dengan keberadaan Taehyung di sisinya, selalu memanjakannya, memprioritaskan, hal yang tidak pernah dia dapatkan dari Jungkook. Makanya dia mengambil keputusan besar dalam hidupnya, dia benar-benar akan melepaskan Jungkook. Mana mau dia melepaskan orang yang tulus kepadanya.

Rasanya jalan terbuka di depan mata. Taehyung sampai tidak tahu harus berkata apa.

"Ayo sarapan dulu, kita jadi jalan-jalan kan?" Ajak Taehyung setelah lepas dari euforianya.

Jimin menggangguk dan tersenyum manis.
.
.
.
Pasangan Jimin dan Taehyung sedang breakfast sambil sesekali mengobrol, tiba-tiba datang tamu tak di undang.

Taehyung yang sudah lelah, malas berkomentar, sedangkan Jimin berusaha memperlakukan Jungkook sebagaimana teman biasa.

"Hyung, tidak mau sayurnya," Jimin merengek sembari menyingkirkan sayur dari piringnya, sebelum kemudian memindahkan sayur hijau tersebut ke piring kekasihnya sambil tersenyum.

"Sesekali harus makan sayur, Sayang," Jawab Taehyung, namun tak urung memakan tambahan sayur dari piring Jimin.

Jungkook yang melihat interaksi tersebut mendengus. Dulu Jimin hanya manja padanya, meski terkadang dia tepis. Namun, saat sudah tidak ada, dia baru kehilangan. Entah karena terlalu larut atau bagaimana, pemuda tersebut malah melamun. Membayangkan seandainya tidak ada Taehyung dalam hidup Jimin, pasti tidak akan seperti ini akhirnya.

FlechazoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang