Satu Minggu telah berlalu, acara MOS pun sudah selesai. Dan selama seminggu itulah Sera sudah mendapatkan informasi tentang Aris. Mulai dari nama, kelas, asal-usul dan semua hal yang bersangkutan dengannya. Selama seminggu itu pula semua siswa sudah di bagikan kelas oleh kepala sekolah. Sera berharap semoga ia satu kelas dengan Aris. Namun harapannya sirna, Sera dan Aris tak bisa bersama. Aris anak X IPA 1 sedangkan Sera X IPA 2.
Tapi no what-what, tidak masalah yang penting kelas mereka masih bersebelahan. Jadi bisalah Sera curi-curi pandang kepada Aris.
Aris Mahendra Wijaya seseorang yang dikagumi Sera mulai dari awal MOS. Laki-laki pendiam, pintar, ganteng dan ia juga anak dari pemilik sekolah SMA Wijaya. Di SMA Wijaya Aris sangatlah terkenal dengan parasnya. Tak heran jika setiap hari Aris selalu mendapatkan kado dari para siswi disini. Namun, karena dengan kedudukannya yang terkenal, Aris tak pernah berbesar hati. Aris tetaplah Aris. Jika disekolah ia tetaplah seorang siswa yang mencari ilmu bukan seorang anak dari Wiliam Mahendra wijaya yang sangat terkenal kekayaannya.
🌻
Tepat pukul 06.00. Sera telah sampai di sekolahnya. Ia sendiri kali ini tak berangkat bersama dengan kedua sahabatnya karena mendadak sang papa yang mendesak ingin berangkat bersama dan dengan tiba-tiba juga seorang client menelpon Vero supaya berangkat pagi dan segera melakukan meeting yang sangat mendadak. Jadi hal itulah yang membuat Sera harus berangkat pagi sekali.
Sera menyusuri koridor sekolah yang sepi. Ada rasa takut yang menyelinap di benaknya. Namun, rasa itu ia buang jauh-jauh dari pikirannya.
Perlahan Sera melangkahkan kakinya. Hingga ketika Sera berada tepat di depan kelas XII IPS 3, Sera di hentikan oleh sosok kakel yang sama sekali tak ia kenal
"Hai adek cantik, sendirian aja. Kenalan boleh?" goda laki-laki yang sedang berjalan mendekatinya
Sera memundurkan langkahnya. "Berhenti atau gue teriak sekarang!" ancam Sera yang sama sekali tidak membuat laki-laki itu menjauh.
Laki-laki itu semakin mendekat, sedangkan Sera semakin memundurkan langkahnya. Hingga langkahnya harus terpaksa berhenti karena ia sudah tersudut oleh tembok.
Sera memejamkan matanya. Ia pasrah dengan keadaan ini tapi ia juga berharap bahwa ada seseorang yang bisa menolongnya. Tapi mungkin itu hanya angan-angan saja, tak mungkin ada seseorang yang datang untuk menolongnya. Karna keadaan sekolah yang sepi dan di sini Sera juga anak baru dan tak banyaklah murid yang mengenalnya.
Sera tak bisa memikirkan apa-apa saat ini. Laki-laki itu semakin mendekat hingga Sera dapat merasakan deruan nafasnya. Sera memejamkan matanya dan meremas kuat roknya. Sedangkan orang itu memegang dagu Sera dan agak mengangkat dagunya supaya wajahnya menghadap kearahnya. Sedangkan pikiran buruk Sera mulai melayang kemana-mana. Ia takut ada hal-hal negatif yang akan terjadi padanya kali ini.
Hingga ...
Bugh. bugh ...
Seseorang datang menghajar cowok brengsek itu dan langsung memberinya beberap kali tonjokkan. Tak terima dengan apa yang Aris berikan, laki-laki itu membalasnya juga. Namun, apa yang di terima Aris tak ada apa-apanya karna sudah laki-laki itu sudah kalah duluan. Laki-laki itu tersungkur karena Aris telah memberikan satu lagi bonggeman tepat diperutnya. Akhirnya laki-laki itu kabur meninggalkan Aris dan Sera. Aris mendekat kearah Sera yang masih memejamkan matanya. Ia merasakan bahwa Sera sangat ketakutan dari laki-laki tadi.
"Tolong pergi! Gue takut ...." Sera yang tak kunjung buka mata.
Aris terdiam. Karna ia juga tahu bahwa memang gadis ini tak mengerti bahwa cowok brengsek itu sudah kabur.
KAMU SEDANG MEMBACA
ME OR HER
Teen Fiction"Pilih aku atau dia, aku pacar kamu sedangkan dia sahabat kamu!" ujar Sera dengan air mata yang bercucuran. Aris yang mendengarnya hanya terdiam tak menanggapi satu katapun yang terlontar dari mulut Sera. Ia bingung harus memilih siapa diantara mere...