ㅡO5.SURPRISE

526 124 59
                                    

⚠️GORE.





"Bahaya, tanda panah Y." Mashiho membaca sandi yang telah ia pecahkan.

"Pintu di tiang gerbang." gumam Doyoung sembari berlari menuju gerbang.

Sesampainya di sana, ia terlebih dahulu mengecek situasi. nyatanya para warga memang masih sibuk, mengingat ini hari terakhir atau bisa di sebut puncak acara. Setelah dikiranya aman, perlahan tapi pasti ia membuka pintu tersebut. Dan untungnya tak terkunci.

krieet

Terkejut?? tentu. Bahkan detak jantungnya sempat terhenti beberapa detik. Tubuhnya ambruk di tempat. Dengan jari jari yang masih gemetar ia segera menutup kembali pintu tadi. Yang pasti ia harus menjauh dari lokasi dahulu, lalu segera memberitahu yang lain.

Otaknya tak bisa memproses kejadian yang terjadi. Apa yang ia lihat? Bagaimana sensasi yang ia rasakan? Apa maksud dari kata kata anak tadi? mengapa ia harus melihat itu?. Hanya pertanyaan yang terus berputar di otaknya.

'sadar Doyoung' batinnya berusaha tak meninggalkan kesadaarannya.

Menenangkan dirinya sendiri. Doyoung ingin sekali menganggap ini mimpi. Oh, ayolah. Siapa yang tak terkejut ketika melihat mayat kedua temannya dipenuhi luka sayatan di sebuah ruangan sempit.

Kini ia percaya yang dikatakan Yedam, bahwa Junghwan sudah meninggal, tapi siapa yang melakukannya. Tak mungkin tiba tiba saja Junghwan menjadi seperti ini. Apakah mungkin warga desa?

Kakinya terus melangkah mengabaikan beberapa panggilan orang disekitarnya. Pandangannya kosong, mulutnya berkali kali menggumamkan kata 'sadar'. Tinggal sebentar lagi dan sampai di ambang pintu kamar. Ia harus segera memberitahu yang lain.

Kembali ke waktu di mana Masiho baru saja membacakan sandi yang ia pecahkan

"Bahaya, tanda panah Y."

"Nama? Yoshi? Yedam? Yoon Jaehyuk?." Sahut Junkyu.

"Gue kepikiran yang Yedam katain semalem. Gimana kalo sebenernya Junghwan beneran dibunuh Yoshi." Hyunsuk "Udah ke remes remes juga kotor, kemungkinan ini udah lama. Bisa aja ni kertas sengaja Yoshi umpetin biar kita ga tau. Karna di sini tertulis nama dia." Tambahnya.

Wajah Yedam terlijat sumringah mendengar Hyunsuk yang seolah memihaknya "Nah bener keputusan gue. Gue lebih percaya Yoshi pelakunya."

"Ya karna ga ada yang lain yang bisa lo tuduh." Jihoon menimpali.

"Ga mungkin, Yoshi kalau nemu kaya ginian langsung kasih tau pasti. Lagian bisa aja Yoshi mau ngasih tau tpi udah keburu di ambil Yedam buat nylametin diri." Pendapat Junkyu.

"Di sini Y bukan cuman Yoshi. Tapi juga bisa Lo! Yedam." ucap Jihoon.

Jihoon, Junkyu, Hyunsuk dan Yedam saling melempar angumennya masing masing. Bahkan kehadiran Doyoung seperti tak ada yang merasakannya. Jaehyuk berusaha menengahi mereka, mengantisipasi agar kejadian tadi malam tak terulang kembali.

"Dahh.. lo pada mau kaya tadi malem lagi?."

Terimakasih pada Jaehyuk yang memberi kesempatan Doyoung untuk bersuara

"Gu-gue!ㅡ  ucapnya gagap dengan nada tinggi.

Yang lain segera menaruh atensi pada Doyoung. Menunggu sang empu menyelesaikan kata katanya.

"Napa Doy?" Tanya Jeongwoo.

Doyoung membulatkan tekadnya, entah kenapa lidahnya terasa kelu seketika. Menarik nafasnyaㅡ

"Bisa ga? plis banget jangan curigai salah satu dari kita. Menurut gue pelakunya bukan salah satu dari kita."

"Trus siapa?."

SESAT || TREASURETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang