ㅡO6. PLANS

472 113 12
                                    

"Semua masuk akal sekarang. Kenapa Junghwan sama Haruto ilang." Ucap Doyoung memecah keheningan.

Setelah upacara entah apa tadi, anak anak trejo di pindahkan ke satu ruangan yang lumayan lebar. Seridaknya cukup untuk mereka, dengan 10 single bed yang tertata rapi. Penjagaan di sekitar mereka juga makin ketat.

Keadaan kembali hening untuk beberapa saat

"Dari awal feeling gue udah ga enak. Udah bener seharusnya gue ga usah ngikut kalian, gue nyesel. Ha ha." Ucap Hyunsuk disertai tawa hambar.

Jihoon berdiri dari tempatnya. "Ini semua gara gara lo!. Lo yang udah nyebab-in kita masuk ke sini." ujar Jihoon menunjuk pada Asahi. "Apa bapa gereja ga ngecheck ni tempat dulu?!." sambungnya dengan nada tinggi.

"Ga mungkin. Lo inget yang dikatain bu Yoon? bapa udah lebih dari dua tahun nyumbang di sini, dan selama dua tahun itu bapa juga yang ngunjungin tempat ini. Ga mungkin bapa ga tau tentang kejadian ini" Mashiho menahan gerakan Jihoon yang sudah siap dengan kepalan tangannya.

Jihoon duduk kembali di atas ranjangnya. "Hah? Maksud lo? bapa udah tau tentang semua ini? Gila."

"Ga gue ga tau. Bisa aja bapa ga tau ada aliran sekte sesat di sini." Jawab Mashiho

"Kalo semisal tau, berarti bapa sama aja sengaja numbalin kita. Atau cuman Asahi. Kita kan ga sengaja ngikut." tebak Yedam.

"Lo serius ga tau tentang ini?." Tanya Jaehyuk pada Asahi.

"Gue tahu. Lebih tepatnya di kasih tau sama Bang Yoshi, gue kira itu cuman pentas seni anak panti."

"Gue sadar waktu Junghwan ilang. Haruto sempet ngasih tau mayat Junghwan." Jelas Yoshi.

"Napa lu ga kasih tau kita?." Giliran Doyoung yang bertanya.

Yoshi tertawa, "Lo pada lebih dulu nuduh gue pelaku kematian Junghwan, dan juga gue masih rada curiga sama kalian."

Mereka semua mengangguk lalu tertawa canggung mengingat betapa konyolnya mereka saling tuduh menuduh satu sama lain. Karena itu pula yang menyebabkan mereka terpecah belah.

Dugh

"Elo sih." Jaehyuk menyenggol bahu Yedam membuag sang empu menoleh.

"Kok gue sih?."

Jeongwoo mendecak "Ya emang lo bang."

"Sekarang gimana?." Tanya Jeongwoo.

"Gue pengen pulangggg, kangen kasur gue di rumah." keluh Hyunsuk.

Junkyu mendekati Hyunsuk lalu mendorongnya dari atas kasur. "Semua juga pengen ga cuman lo doang."

"Kabur?." Usul Yoshi.

Tok

Tok

Tok

Terdengar suara ketukan dari arah depan, lantas mereka semua memberi isyarat untuk menurunkan nada bicara. Mashiho mengecek ke jendela, lalu menggeleng pasrah. "Ga mungkin. penjagaannya di jaga ketat." lirihnya

"Kasih tau rencanannya. Gue ga mau mati gegara cuman jadi tumbal. Belum sukses, masih jadi beban ibu bapak." Ucap Jeongwoo yang di setujui Doyoung dan Yedam.

"Yang mau kabur gabung ke Yoshi yang ga mau stay aja disini." Ucap Junkyu yang sudah berganti ke ranjang Yoshi.

Tentu saja, dibandingkan meninggal konyol lebih baik mereka kabur walaupun hanya ada sedikit celah. Semua setuju untuk kabur dari tempat ini. Berjam jam berdiskusi dengan rencana yang sudah diperhitungkan matang matang. Dari yang beresiko rendah hingga tinggi. Mereka juga memprediksi apa yang kiranya akan terjadi.

cklek

"Santai bg saya ga kabur. Kira kira upacara selanjutnya kapan bg?." Jeongwoo bertanya dengan nada santai namun nyeleneh kepada penjaga di depan pintu lewat jendela.

"Ada apa tuan bertanya seperti itu?."

Jeongwoo masukan kembali kedalam, "Apa?!" teriaknya sambil berbisik

"Terserah." jawab Jaehyuk berbisik pula.

Jeongwoo memutar otak kembali. Kira kira apa alasan yang bagus dan tepat untuk situasinya sekarang ini.

"Udah ga sabar saya." jawabnya enteng membuat anak trejo yang lain tercengang, dan menepuk dahi mereka Jeongwoo ini bodoh atau bego.

"Sungguh mulia orang yang terpilih. Kira kira 2 hari lagi, malam hari." Setelah mendapat jawaban Jeongwoo kembali masuk kedalam lagi. Kembali berdiskusi bersama. Menentukan hari pelarian.

"Jangan siang, warga pasti pada di luar rumah. Kalo malem yang jaga tambah banyak. Sorean aja gmn?."

"Deal sore?." Tanya Yoshi dijawab anggukan tegas yang lain.

ㅡㅡㅡ

Cklek

Pintu ruangan terbuka menampilkan seorang berusia muda berbadan tegap dengan wajah akuhnya. Berbalut pakaian khas maidnya ia segera membungkuk hormat pada orang tersebut.

"Ada apa tuan kemari? apakah ada yang bisa saya bantu?." Tanyanya sopan.

"Upacara persembahan dilakukan besok malam." titahnya.

Yang berpakaian maid terkejut, "Ta-tapi bapa belum kemㅡ

Menghela nafasnya, "Tak ada bantahan ini perintah 'dia'."

"Baik." Membungkuk kembali.

ㅡㅡㅡ

"Upacara di lakukan nanti malam?."

"Bukankah harusnya tak boleh jika bapa belum kembali?."

"Ya, katanya ini perintah dari 'dia', kau tahu kan kita tak bisa menentangnya?."

"Sebenarnya apa yang 'dia' pikirkan?."

Sekarang baru saja pukul 10 pagi namun kabar dari Ibu Yoon sudah sampai ke tengah tengah warga. Samar samar Jihoon yang baru saja selesai mandi, tentu saja dengan seorang penjaga ㅡyang terus saja mengikutinya seperti bodyguardㅡ mendengar perbincangan yang hangat di antara warga.

Ia sengaja mandi lebih siang untuk lebih waspada dan mendapatkan beberapa informasi dengan telinganya yang sangat sensitif terhadap suatu suara.

Sekarang pergerakan mereka pun terbatas, kemana mana selalu diikuti oleh seorang penjaga. Ruang makan mereka pun sekarang di gabung dengan para anak panti.

Setelah sampai di dalam kamar ia langsung mengumpulkan yang lain. "Lo denger?."

Yang lain menggeleng.

"Upacara persembahan di majuin ntar malem." ungkapnya.

ㅡㅡㅡ

Kini Trejo panik memikirkan cara mereka untuk segera keluar dari tempat terkutuk ini, walaupun sudah membuat rencana matang mereka masih bimbang untuk tetap melakukannya atau tidak.

"Oke sesuai rencana kita di bagi dua tim, tim gue satu keluar lewat pintu belakang, tim Jihoon lewat pintu kanan." Instruksi Yoshi yang di angguki mereka semua.

"Oke, Jeongwoo, lo alihin dulu perhatian penjaga."

Jeongwoo ngangguk dan segera keluar mengecoh para penjaga di depan, saat Jeongwoo bermain main dengan para penjaga, Yoshi dan yang lain bersamaan memukuli para penjaga hingga pingsan dan merebut kunci pintu utama.

"Lari!"

Mereka berlari sekencang mungkin yang mereka bisa, mencoba menyeruduk beberapa penjaga yang ingin menghentikan mereka.

ㅡㅡㅡ

"Sekarang saatnya..."

"jangan biarkan mereka pergi satu inci pun..."

29//04//2022

hello, sorry kemaren hiat beberapa hari. Sekarang lanjut dan fokus lagi...
Voment ya makasi!

SESAT || TREASURETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang