"Hei, Nigel. Kamu tidak apa-apa? Halo? Masih hidupkan?" Alvin mengguncang tubuh Nigel yang terbaring lemas di atas lantai putih bersih tanpa garis dan debu sedikit pun.
Pelan-pelan Nigel membuka kelopak matanya, memandang dalam diam dan bergumam lirih, "Uhhh ... Alvin? Kamu kah itu?" Pemuda itu menelan ludah beberapa kali. Tenggorokannya terasa kering seakan baru saja menelan segelas pasir.
"Ya, ini aku. Ada apa? Kamu habis mengalami hal buruk?" tanya Alvin lagi dengan cemas. Mereka memang terpisah dalam waktu yang cukup singkat, tapi kondisi Nigel yang terlihat lesu dan pucat meyakinkan Alvin kalau teman barunya itu telah mengalami hal yang lebih parah dari dirinya.
Apakah itu adalah efek karena dia telah menyelam ke salah satu ingatan Nigel? Batin Alvin mempertanyakan segala rangkaian kejadian yang sulit dijelaskan dengan akal sehat.
Nigel yang masih dalam posisi berbaring, menoleh ke penjuru tempat. Mencoba mengingat kembali apa yang telah menimpanya tadi. Ketika dia sudah bisa berpikir lebih jernih, spontan dia bangkit dan mencengkram kedua bahu Alvin. Tampak jelas ekspresi ketakutan di wajah Nigel. "Tadi, kamu lihat kecelakaan? Katakan, kalau kamu juga melihatnya!"
Dahi Alvin mengerut dan memandang heran ke lawan bicaranya itu. "Hah? Kecelakaan apa? Dari tadi aku ada di sini, cuman melihat ruang kosong tanpa ujung. Yah ... sebelumnya aku ada di lapangan luas, yang seingatku tidak pernah aku kunjungi."
"Ohhh, gitu ya." Nigel melepaskan cengkraman tangannya dan kembali ke posisi duduk. Dia menggaruk-garuk kepala sampai rambut gondrongnya berantakan ke mana-mana.
Alvin ikut duduk dan saling berhadapan dengan Nigel. Ada jeda panjang di antara mereka, yang pada akhirnya Alvin angkat suara. "Ngomong-ngomong, Nigel, mungkin ... aku kurang pantas melakukannya, tapi aku tadi tidak sengaja melihat masa lalumu."
"Masa ... laluku?"
"Cuman sedikit sih, dengan seseorang bernama Zea. Kalian sepertinya sedang berada di masa yang kurang baik, ya."
Nigel tersenyum pahit dan menundukkan kepalanya. "Apa saja yang sudah kamu lihat?"
"Cuman saat kalian bertengkar dan dari situ aku sudah yakin kalau kamu memang target yang aku cari. Jadi, ya ... aku berhasil menangkapmu, Nigel."
"Memang apa yang aku curi?" tanya Nigel sembari tertawa sedih.
"Kepercayaan seorang sahabat, mungkin? Aku juga masih ragu dengan jawabanku." Alvin ikut tertawa kecil, seakan apa yang tadi dia katakan adalah hal paling bodoh yang dia ucapkan hari ini.
Nigel sejenak menatap ke sepasang mata yang dari tadi melihat ke arahnya. Tatapan mereka berdua saling bertemu. "Artinya ... apa yang kulihat juga adalah alasan aku harus kabur darimu, ya."
Alvin memiringkan kepalanya. "Hm? Memangnya apa yang kamu lihat?"
"Yang aku lihat? Aku ... aku bisa merasakan penderitaanmu, Alvin," kata Nigel setengah bergetar.
KAMU SEDANG MEMBACA
ON Series: Game Over (REPUBLISH-NEW CHAPTER)
ParanormalApa yang akan terjadi jika Metaverse atau alam semesta fiktif mulai mengambil alih realita sebenarnya? Alvin, seorang mahasiswa di Universitas Clarius Jaya, mengalami kecelakaan maut yang menyebabkan dirinya kehilangan kedua orang tua dan adiknya. A...