Part 3🌙

48 16 6
                                    

Kalian baca jam berapa guys?
Siap mencari rahasia Langit??
Kalo baca ninggalin jejak ya...
Pastiin kalo pas nge vote itu online biar notifnya masuk.
Happy reading guys!!
*****

Malam ini suasana Masjid tampak ramai oleh para santri, banyak yang berlalu lalang dan ada juga yang duduk di depan masjid, menunggu sang kyai datang, tak lama dari itu ada satu santri yang berlari menghampiri segerombol orang yang berada di luar masjid. Para santri yang tadi berjalan menuju ke masjid dengan santai kini mempercepat laju jalannya.

"Ada Kyai Wee!!" Teriak salah satu santri yang akan memasuki masjid.

Para santri yang mendengar itu pun segera menggelar sajadah mereka membuat jalan untung sang Kyai lewat.

Seluruh santri menunduk saat sang Kyai memasuki masjid sambil membawa kitab tafsir jajalain.Santri putra dan putri di batasi dengan tabir dari depan sampai belakang sehingga santri putri tidak dapat melihat sang Kyai atau pun santri putra karena tertutup oleh tabir,

"Assalamualaikum" Ucap sang Kyai, dengan kompak seluruh santri menjawabnya.

"Al Fatihah..." Buka sang Kyai.

Ngaji ritinan pun berjalan dengan khusyuk, saking khusyuknya ada beberapa santri yang ketiduran dengan posisi yang berbeda beda, ada yang duduk dengan menyangga kepalanya, ada yang duduk menunduk kan kepalanya, dan ada yang paling bar bar, tidur telentang dan berbantal kaki temannya yang tidak tidur.

Jam menunjukkan pukul sepuluh malam sudah dua jam Kyai mengajar ngaji para santrinya.

"Wallahua'lam bissoaf..." Tutup sang Kyai. Seketika para santri yang tadi tidur kembali bersemangat, dan rasa kantuk mereka hilang.

Setelah mengucapkan salam sang Kyai pun keluar dari masjid dan kembali ke ndalem rumah beliau.
Para santri berhamburan keluar masjid dan mencari sandalnya masing masing, sudah hal biasa jika berangkat mengaji memakai sandal dan pulang tak bersandal. Sedangkan di sisi lain ada seorang santri putri yang dari tadi berkeliling di daerah putri mencari sandalnya, Langit yang tidak sengaja melihat itu pun memanggilnya dari kejauhan.

"Cia!" Suara itu membuat si punya nama melihat ke asal suara.

"Kenapa Lang?" Tanya Cia, Langit tertawa kecil sebelum bertanya pada Cia.

"Seharusnya ana yang nanya, anti kenapa?" Ujar Langit, Cia terlihat ragu ragu untuk menjelaskannya pada Langit, Samapi akhirnya Langit menebaknya sendiri.

"Sandal anti di ghasab?" Tanya nya, Cia hanya menganggukkan kepalanya.

Langit berjalan mendekat ke arah Cia, Cia yang melihat itu pun lantas menundukkan kepalanya

"Langit ngapain?" Tanya Cia saat melihat Langit sudah berada di depannya dan melepas sandalnya.

"Buat Cia" jawabnya sambil memberikan sandalnya pada Cia, Cia yang melihat itu merasa tidak enak pada Langit.

"Eh nggak usah repot repot, ana udah biasa kok kembali ke komplek nggak pake sandal" Cia merasa canggung dengan Langit, pasalnya dari kemarin saat pertama kali Cia bertemu dengan Langit, ia menyukainya." Udah pake aja" suruh langit.
Cia menatap sepasang sandal itu yang sekarang sudah berada tepat di depan kakinya. Pake nggak ya? -batin Cia.

"Engga- eh" Cia terkejut saat Langit berjongkok dan memakaikan sandalnya pada Cia. Cia tidak bisa mengucap sepatah kata pun.

"Nah gini dong, susah amat di suruh pake sandal" Ucap Langit dengan wajah tanpa dosa, sedangkan para santri yang masih berada di sekitar masjid tercengang melihat mereka berdua, Cia yang sadar menjadi pusat perhatian pun menundukkan kepalanya malu.Langit melihat Cia yang menunduk.

Masyaallah GusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang