Hallo Bestiii....😂
Maaf ya baru bisa up lgi
Selamat membaca.... Semoga suka.....
Jangan lupa vote nya, saia memaksa😂
Happy reading🥰Jingga menatap lekat mata Cia, meyakinkan gadis itu bahwa dia bisa sembuh dari traumanya di masa lalu yang cukup kelam. Jingga menarik tangan Cia, menggenggamnya erat menyalurkan kekuatan pada Cia.
"Ci... Ana tau ini sakit banget buat anti, tapi ana mohon anti mau ya periksa ke dokter habis ini...." Ucap Jingga pelan, agar tidak ada yang mendengar tentang keadaan Cia. Cia memang sengaja menyembunyikan siap dia yang sebenarnya hanya untuk menutupi luka dan traumanya, Jingga sendiri juga ikut menyembunyikan identitas aslinya karena itu adalah cara agar Cia tidak lagi merasakan trauma itu.
Cia melepaskan tangannya yang tadi di genggam oleh Jingga.
"Untuk sekarang, ana cuman mau ke makam ayah sama bang Iko, ana nggak mau ketemu sama dokter Rana" tuturnya, yang di balas anggukan oleh Jingga.
"Ya udah nanti ana temenin anti ke makam ya, biar ana yang izin sama ukhti keamanan" putus Jingga, dari pada ia memaksa kehendak Cia yang berujung sia-sia, Jingga lebih memilih untuk mengiyakan permintaannya.
Kini mereka saling diam, suasana menjadi hening kala tidak ada yang membuka suara. Mereka sibuk dengan pikiran masing-masing, sempat terlintas di pikiran Cia tentang siapa yang membawanya kemari.
"Jingga" panggil Cia.
"Kenapa?" Nada bicara Jingga agak sedikit dingin, itu memang karena Jingga orangnya cuek.
"Anti tau nggak siapa yang bawa ana ke sini?" Cia pun menyuarakan apa yang ada di pikirannya barusan.
"Nggak tau" Jawab Jingga singkat, jawaban itu mengundang rasa penasaran Cia.
"Terus anti tau ana di sini gimana caranya?"
Jingga menarik nafas lalu menghembuskan nya.
"Banyak nanya nih anak lama-lama, temennya Dora,hm?" Tukasnya pada Cia, Jingga sendiri pun tadi tidak sengaja melihat Cia di UKS saat ia akan mengambil obat pereda sakit perut.
"Bukan temannya Dora sih, tapi jiwa-jiwa kepo ini meraja lela" perkataan Cia membuat Jingga melempar pandangannya ke arah lain.
"Udah anti istirahat aja" tegas Jingga, yang di balas anggukan oleh Cia.
Mood Cia memang sangat mudah berubah, itu karena dia tidak dapat mengendalikan dirinya sendiri, karena sebuah memori gelap yang membuatnya seperti ini
Jingga menatap saudaranya itu, ia ingat betul bagaimana Arya- ayah Cia, menitipkan pesan padanya sebelum kejadian mengerikan membawanya pergi. Dia dan Cia waktu masih kecil memang sangat dekat sudah seperti saudara kandung, dan saat mereka beranjak dewasa kedekatan mereka mulai renggang, namun karena Jingga di beri amanah untuk menjaga Cia mereka mulai dekat kembali walau begitu Cia tidak mau hubungan mereka di ketahui oleh siapapun karena ada faktor lain yang membuat Cia seperti itu.
🌻
Jingga bergerak gelisah saat berada di depan pintu kamar pengurus, ia berada di sini untuk meminta izin membawa Cia ke makam orang tuanya.
"Masuk nggak ya? Haduh...." Masalahnya jika ia masuk lalu keceplosan menggunakan bahasa ia pasti kena ta'zir (hukuman).
"Masuk aja lah ya, bismilah..."

KAMU SEDANG MEMBACA
Masyaallah Gus
Teen FictionHazkia Cia Acasya, nama yang bagus untuk santri yang memiliki paras cantik seperti Cia. Namun, tidak dengan hidupnya yang di penuhi oleh trauma berat yang selalu menghantui nya. Trauma itu membuatnya terjebak dalam lubang kesunyian. Masalah di hidup...