VI - Endure

25 7 0
                                    

"Jisung udah bener-bener sakit, kenapa kalian repot urus dia padahal rumah sakit jiwa dikota ini banyak?"

"Jaga omongan kamu!"

Minho menatap sengit Changbin, tak habis pikir dengan jalan pikir pemuda itu. Sebenci apapun Changbin pada Jisung, namun tak seharusnya ia menyuruh untuk memasukan Jisung ke rumah sakit kejiwaan, yang ada mental Jisung makin terganggu karena merasa terbuang.

"Dia aja gabisa jaga dirinya sendiri, lama-lama dia bakal bikin kita malu dengan terus sekolahin dia kaya anak normal."

"Seo Changbin-"

"-Anak normal gaada yang ngomong sendiri bahkan nyuruh kita buat nganggap Felix masih ada, anak normal gaada yang tiba-tiba pergi kesungai buat nyemplungin dirinya sendiri dan bikin repot orang lain-"

Ia menghela nafas dengan kasar.

Sedang Minho terdiam dengan perasaan kesal, ia memang sering melihat adiknya itu berbicara sendiri bahkan menyuruhnya untuk diam ketika mendatangi kamarnya karena Felix sudah tertidur.

Namun tak mungkin juga kalau ia melakukan seperti yang dikatakan Changbin, menurutnya JIsung hanya butuh waktu.

"Chan hyung... seorang dokter juga, jadi tolong untuk lakuin apa yang semestinya dilakuin."

Changbin keluar dari kamar Bangchan dan Minho, meninggalkan kedua kakaknya itu yang tengah dilanda gelisah.

"Seandainya kamu bisa belajar dari kata-katamu sendiri, hyung."

Changbin tersentak, ia mendapati Jeongin yang tengah membawa dua gelas susu jahe, tengah menatapnya dengan sirat kekecewaan.

"Kamu gak akan pernah ngerti, Jeong."

"Yang aku tidak mengerti adalah jalan pikiranmu, hyung. Seorang kakak yang aku mengerti adalah seseorang yang harusnya melindungi adiknya, begitupun sebaliknya."

Jeongin memberikan salah satu gelas itu pada Changbin yang diterimanya dengan ragu. Jeongin kesal, tapi bagaimana pun juga Changbin sebenernya masih tak enak badan dan ia hanya disuruh Seungmin untuk membawakan susu itu untuknya.

"Terlepas dari takdir Tuhan, sebesar apapun kesalahan itu kau memang harus berdamai dengan nurani untuk bisa memaafkan."

═━═

Sedalam samudra Changbin tahu jika hatinya memang masih menyimpan rasa kasih pada sang adik kandung, semua itu terlalu rumit untuk dirinya.

Ketika semakin ia menyadari perasaan itu, semakin membenci pula pada kenyataan bahwa Han Jisung adiknya yang secara fakta adalah keluarga satu-satunya yang ia punya.

Bukannya mau melupakan kehadiran Bangchan, Minho, Hyunjin, Seungmin dan Jeongin. Tapi tak munafik jika Changbin selalu merindukan keluarga utuhnya dulu, sebelum ayahnya ketahuan bersenang-senang dengan wanita lain.

Darisana hidupnya mulai berubah, sang Ayah yang lemah lembut berubah menjadi monster yang selalu menyakiti, dan jika saja Jisung tidak merengek pada Ayahnya untuk mengajaknya bermain, mungkin sampai saat ini ia masih memiliki Ibunya.

Pertengkaran itu membuat mereka trauma.

Setelah meninggalnya sang Ibu dan kaburnya sang Ayah, Seo Changbin dengan kedua adik kembarnya diajak untuk ke Seoul oleh pamannya.

Namun bukan berarti hidup berjalan dengan baik, karena nyatanya, mereka bertiga dipaksa untuk mengamen oleh sang paman.

Beruntung ketiga nya bisa kabur, beberapa hari hidup luntang-lantung akhirnya mereka bertemu dengan Hyunjin dijalanan dan mengajak mereka untuk tinggal dipanti.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 15 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ENDURE - Han JisungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang