30. END

6.4K 308 55
                                    

Happy Reading...












Hari- hari terus berlalu tak terasa sudah seminggu berlalu. Namun, keadaan masih tetap sama tubuh yang masih terbaring kaku,tangan yang tertempel infusan,dan setiap harinya selalu di temani dengan suara monitor.

Dokter telah memberikan penjelasan,bahwa kecelakaan yang dialami oleh Asha cukup serius dibagian kepalanya. Darah yang keluar  dari kepalanya cukup banyak saat mengalami kecelakaan. Dan setelah melakukan pemeriksaan ada sesuatu yang menggumpal di kepalanya diketahui penyebabnya adalah benturan yang terlalu keras di bagian kepala pada saat peristiwa kecelakaan itu.

Dokter belum mengetahui kapan pastinya Asha terbangun dari koma, dokter pun menyarankan untuk mengajak pasien berkomunikasi,agar pasien mendapat renspon yang membuat nya untuk kembali dan tersadar dari koma nya,tetapi itu adalah sebuah keajaiban, tak semua orang mendapat keajaiban.

Setiap harinya ibu Asha selalu menemani,menunggu Asha bangun dari koma nya. Ibu mana yang tega melihat anaknya terbaring koma?hati nya pasti sangat sakit.

Tak hanya kedua orang tua Asha,kakak sepupu Asha a.k.a Haegar pun sering mengunjungi Asha di rumah sakit bahkan sesekali menginap. Ia juga merasa kehilangan sosok Asha yang biasanya selalu ia jahili, kini terbaring lemah tak berdaya.

"Haegar tolong jaga Asha disini,Tante mau pulang sebentar, mau mengambil baju ganti dan masak"ucap ibu Asha kepada Haegar

"Iya tan tenang aja,Haegar pasti jagain"ucap Haegar

"Hati-hati dijalan Tan"lanjut Haegar yang dibalas anggukan dan senyuman oleh ibu Asha.

***

Tak jauh beda dengan keadaan asha, keadaan Bara juga sama mengenaskannya. Setiap hari nya Bara hanya mengurung dirinya dalam apartemen,tak memikirkan sekolah. Jangan kan memikirkan sekolah berpikir untuk mengisi perutnya pun tidak. Ia terus duduk dan memegangi kotak berisi miniatur bulan dan foto Asha. Air matanya terus menetes saat memikirkan Asha,ia sungguh terpuruk menyalahkan dirinya sendiri atas keadaan yang menimpa Asha.

Jangan lupakan kamar yang berantakan, barang-barang yang tadinya tersusun rapi kini sudah tak tersusun di tempatnya. Banyak pecahan kaca yang berserakan di lantai kamarnya. Siapapun yang melihatnya pasti akan merasa kasihan.

Kantung mata yang besar dikelilingi warna hitam menandakan ia kurang tidur,badan nya yang kurus karena memang tak pernah diisi makan,baju yang begitu lusuh dan kusut,rambut yang sedikit panjang dan berantakan. Sudah dipastikan jika Bara keluar dengan kondisi seperti itu orang-orang akan menggapnya gila.

Tes...tes... Air mata menetes membasahi pipinya.

"Semua ini salah gue"ucap bara dengan suara lirih

"Maaf... maaf... maaf..." Bara terus bergumam sembari mengelus kotak itu.

Tok...tok...tok...

"Bar buka pintunya"ucap zeyand mengetuk pintu kamar Bara dari luar

"Gue tau Lo ngerasa bersalah tapi jangan gini bar, Lo menghukum diri sendiri,Lo nyiksa diri sendiri gak menjamin Asha bangun dari komanya"ucap zeyand membujuk Bara agar membuka pintunya

Abarasha [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang