"Cahaya ku mulai redup, bintang ku perlahan hancur tanpa seorang pun mengetahui itu"
Langit gelap dengan taburan bintang sebagai hiasan nya seolah menemani Ni-ki yang bahkan sampai sekarang masih terjaga, ruangan tempat ia berdiam diri sekarang adalah ruang dekat kamar para hyungline, ruang yang biasanya mereka gunakan untuk bercanda ria, jendela besar di sisi kiri nya itu terbuka dengan cukup besar, mengantarkan hawa dingin yang Sangat menusuk sampai tulangnya.
"Entah apa yang terjadi, tapi Riki harap itu tidak lebih buruk dari keterdiaman Hyung pada ku." Mata hitam itu jauh menatap bulan dengan bintang yang sedang menjalankan tugas nya, mengantikan sang Surya untuk menerangi bumi gelap ini.
Lelaki berbibir tebal itu menatap sendu Ni-ki yang berdiam diri di depan jendela besar di ruangan itu
"Demi tuhan, Riki, gue gak benci Lo sama sekali. Gue cuman...cuman bimbang sama diri gue sendiri. Gue takut kalau ternyata yang di bilang dia waktu itu bener, gue takut...kalau ternyata gue salah ambil jalan lagi. Tunggu sebentar lagi Riki, gue bakal cari tau tentang semua itu, dan gue minta maaf kalau cara gue perlakuin Lo bikin Lo sakit hati"
Gumam lelaki itu pelan, sangat pelan bahkan hampir tidak mengeluarkan suara nya sama sekali, pandangan jake-lelaki berbibir tebal itu, lurus kedepan.
"Karna sampai sekarang, Lo masih jadi adik kesayangan gue, maaf."lanjut nya, kemudian ia perlahan pergi dari depan pintu ruangan itu.
Sedangkan objek Gumaman Jake tadi, sekarang tertidur pulas, dengan alas jendela sebagai tempat tempat ia menidurkan kepala nya.
Lampu remang di ruangan itu menjadi saksi, bahkan ternyata kebimbangan lah yang menguasai diri Jake, bukan rasa benci, Ni-ki ku, bintang paling indah yang ku punya, tunggu alur takdir mu yang menyelesaikan ini semua, ya?
•
Jake kembali ke ruangan itu, sekarang ia berani untuk mendekatkan diri ke arah Ni-ki, karna ternyata si empunya nama sudah tertidur pulas, dengan keadaan terduduk di depan jendela yang membuka lebar.
"Tidur nyenyak, maaf untuk semua perlakuan gue ke lo, hari hari lo pasti berat ya, Riki?" Tangan Jake terangkat untuk mengelus surai Ni-ki, reaksi yang Ni-ki berikan untuk elusan itu adalah sedikit bergerak tak nyaman sebelum kembali tertidur pulas.
"Badan Lo bisa sakit sakit kalau tidur dalam keadaan duduk"kata Jake sembari dengan perlahan mengendong badan bongsor Ni-ki, sepelan mungkin agar tak membangun kan si empunya tubuh dari tidur nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sesal
General FictionPenyesalan memang datang di akhir, kan ? "Satu luka yang berakhir duka" [Brothership dengan sedikit bxb !]