BAB 1

30 4 0
                                    

"Bel, udah tahu belum kalau besok tuh ada asisten baru yang nempatin rumah di sebelah Sono?" Tanya Dira pada Bella yang sedang asyik mengetik dilaptopnya sembari berbaring di atas kasur empuk mereka.
"Oh, ganteng gak?" Tanya Bella kembali tanpa mengalihkan pandangannya dari laptop seraya mengemil kue bawang.
"Lah, nih anak malah nanyak begituan, mana aku tahu tuh asisten cewek apa cowok kali bel." Ucap Dira seraya merampas kue bawang yang ada di tangan Bella dan ikut berbaring di sebelah Bella.
"Lah kirain dah tahu, siapa tahu cowok ganteng kan lumayan tuh." Ujar Bella cengengesan.
"Kayak liriknya, Pacarku memang dekat....lima langkah dari rumah..."Alunan Bella yang membuat Dira spontan tertawa.
"Terus apa lagi tuh sambungannya bel? Lupa gue."
"Sama, aduh...efek jomblo lama jadi ngehalu kagak jelas gini." Ucap Bella kekeh setelah memikirkan status hubungannya saat ini, sepertinya malam itu sama seperti biasanya dimana dipenuhi oleh tawa dan kebahagiaan kecil dua sahabat ini. Bagi Bella, Dira merupakan sahabat sekaligus keluarga satu-satunya yang Ia miliki sehingga apapun keadaannya saat ini takkan pernah membuatnya menyakiti hati Dira.
****
  Matahari pagi mulai terbit di atas langit membuat suasana hati menjadi ceria menyambut hari ini, begitu juga dengan kedua sahabat ini yang mana mereka segera bersiap-siap menyambut hari ini, seperti biasanya setiap pagi, Bella sedang sibuk untuk membersihkan rumah dengan sapu dan pel sedangkan Dira yang lumayan jago memasak lantas unjuk bakat untuk bagian dapur mereka setiap pagi dan malam.
"Sapunya yang bersih bel, entar dapat cowok berewokan loh." Tegur Dira yang melihat Bella yang masih memperhatikan siaran di TV.
"Bagus dong, mau dong aku satu." Sambung Bella dengan semangat empat lima.
"Iss....apaan sih, digampar mau bel?" Candanya Dira seraya memegang garpu di tangan kanannya dan menodongkannya ke arah Bella.
"Baik nyonya." Ucap Bella merunduk seketika membuat keduanya tertawa kekeh, ada-ada saja hal yang membuat mereka selalu tertawa baik kecil maupun besar, seperti dua sahabat yang tak terpisahkan.
"Aku nyapu teras dulu ya, beb." Ucap Bella seraya beranjak menuju pintu dan melangkahkan kakinya keluar rumah. Sesampainya di depan teras, karena Ia melihat kalau hari sudah semakin cerah dan takut terlambat segeralah Bella menyapu lantai teras tanpa melihat ke arah manapun karena biasanya setiap pagi Ia selalu memperhatikan sekeliling hanya untuk menegur tetangga-tetangga nya.
"Bella!" Suara seorang pria yang terus-menerus memanggil nama Bella, asal suaranya tidak terlalu jauh seperti Ia sedang berada dekat dengan Bella. Mendengar namanya dipanggil lantas membuat Bella segera menoleh ke sumber suara tersebut yang seakan membuat Bella menyesal karena melakukannya.

Halo Mantan KekasihTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang