1 : Let's Dance With Me

1.2K 119 8
                                    

🌼

14 tahun yang lalu

Disebuah sekolah ternama dan terpopuler di Kota kecil, terlihat banyak siswa-siswi yang tengah berjalan membubarkan diri mereka dibarisan setelah upacara hari senin ini selesai. Dari sebagian banyak orang yang sedang berlalu lalang terlihat satu siswi yang tengah terduduk sendiri dibangku yang berada di depan ruang koperasi dan terlihat kebingungan dengan tas dipundaknya.

Kisah ini diawali dengan cerita dari seorang siswi yang baru saja pindah dari jurusannya yang dulu IPA sekarang pindah menjadi jurusan IPS.

Shania Gracia Harlan, ah hari senin ini dia sudah resmi pindah jurusan, ketika ditanya tentang alasannya pindah dia hanya menjawab

Hasil psikotes saya lebih ke Bahasa bu, jadi dari pada nilai saya jelek kedepannya karena dipaksa belajar hitungan mending saya pindah ke IPS kan?

Guru BK itu sedikit terheran dengan perkataan muridnya ini, ya jika hasilnya lebih mengarah ke Bahasa kenapa milihnya IPS? Tidak habis pikir guru BK itu terhadap murid didepannya ini.


"Hai.. pindah ke jurusan IPS juga ya"

Gracia menoleh kesamping setelah sebuah suara mengagetkannya yang tengah melamun ittu. Gadis berkacamata kotak tengah menatap lurus sambil minum air mineralnya

"Eh i..iyaa hehe" Gracia menjawab agak canggung

"Widya" Gadis berkacamata itu menyodorkan tangannya dihadapan Gracia

"Gracia"

Gracia menjabat tangannya dengan senyuman. Setelah setengah semester yang dilalui di jurusan IPA yang menurutnya bukan lah jurusan yang dia inginkan, dan itu terasa menyiksa, dengan semua pelajarannya.

Dia memang lemah dalam hitungan sedangkan di jurusan IPA terdapat dua pelajaran matematika, matematika wajib dan matematika peminatan. Bayangkan salam seminggu belajar dan bertemu dengan matematika dua kali dengan masing-masing durasi yang cukup lama yaitu 4 jam.

Untung saja sekolah ini memperbolehkan siswa dan siwsi nya untuk bisa berpindah jurusan. Dan tentu saja kesempatan ini tidak disia-siakan begitu saja.

Gracia yang mendengar kabar itu beberapa minggu lalu dengan langkah cepat pergi menuju ruang guru untuk meminta informasi lebih lanjut mengenai perpindahan jurusan ini.

Sejujurnya alasannya untuk pindah bukan hanya sekedar pelajarannya saja. Tetapi karena di kelas sebelumnya dia tidak mempunyai teman, haha sedih sekali bukan nasibnya ini. Dia bisa paham kenapa tidak ada yang mau berteman dengannya, mungkin karena Gracia datang dari pedesaan, sedangkan mereka kebanyakan berasal dari Kota ini, makanya mereka tidak mau berteman dengannya.

"Pindahan dari jurusan apa?"

Gracia mencoba berbicara dengan gadis berkacamata yang kalo tidak salah namanya Widya ini. sedikit canggung dan ada rasa takut juga karena melihat wajahnya yang terlihat datar tanpa ekspresi itu

"IPA 4, kamu IPA berapa" Jawabnya hanya melirik sebentar lalu kembali menatap lurus

"IPA 9" Jawab Gracia yang juga menatap lurus kedapan sama sepertinya

"By the way panggil aja Wid"

Gracia menoleh dan hanya mengangguk. Kembali menatap sekeliling sekolahnya ini yang baru saja dia tempati selama 3 bulan

Sekolah ini begitu luas, bahkan sangat luas untuk ukuran sekolah biasa. Terdapat dua lapangan, satu tepat di tengah tengah dan dikelilingi kelas juga bangunan ruang guru. Satu lagi ada di area depan, setelah parkiran. Lapangan itu berada dibawah, dan akan selalu menjadi pusat perhatian jika sedang ada kegiatan karena letaknya yang memang terlewati jika ingin pulang atau masuk area sekolah.

KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang