🌼
Pagi yang cerah, tidak seperti hari-hari sebelumnya yang mendung dan hujan. Hari ini matahari menampakkan sinarnya yang hangat, sehangat hati Gracia yang sejak pagi sudah memasuki area sekolah. Langkahnya yang pelan seakan tidak ingin menyia-nyiakan apa yang disuguhkan di lapangan utama.
Anak-anak basket sedang berlatih pagi ini, dan itu tentu tidak disia-siakan Gracia yang memang mengagumi salah satu dari pemain basket sekolahnya. Idola semua siswi, tubuh tinggi, mempunyai wajah yang tampan dan tidak banyak tingkah seperti para pemain basket lainnya.
Itu dia, Dean Gema Razka, siswa kelas 12 IPS 4 yang menjadi salah satu incaran semua siswi di sekolah. Beruntung sekali dia hari ini bisa melihat salah satu crushnya pagi ini, mata Gracia tidak pernah lepas dari gerak gerik lelaki itu, keringat yang bercucuran ditubuh Gema sungguh mengalihkan atensi Gracia
Damn!! Gema selalu bisa membuat harinya lebih bersemangat
Langkahnya terhenti saat sebuah tepukan keras menyadarkan Gracia, tepat disebelah kirinya ada Feni yang juga ikut tersenyum kearah lapangan
"Seger ya Gre pagi-pagi gini liatin Gema main basket" Gracia menatap tajam kearah Feni yang masih menatap lurus kearah lapangan
"Wkwkw bener, Gema emang terbaik bikin mood naik pagi-pagi" Gracia tertawa menyetujui ucapan Feni barusan
Keduanya kembali berjalan beriringan menuju kelas, sesekali mereka tertawa saat membicarakan Gema. Feni dan Gracia memang menyukai Kakak kelasnya itu, namun mereka hanya sekedar mengagumi tanpa menaruh harapan besar untuk menjadi pacar seorang Gema, karena keduanya sangat sadar jika itu adalah sebuah hal yang mustahil. Terlebih dengan Gema yang sudah memiliki pacar.
Saat sudah berada di kelas, Gracia dan Feni dikejutkan dengan keadaan kelas yang terlihat sangat serius, bahkan keduanya saling melempar tatapan tanya pada Olla. Situasi macam apa ini? Didepan ada Askara dengan Kania yang sedang saling menatap tajam
"Pokoknya Gue maunya projek ini tentang Tangkuban Perahu!!" Gracia terlonjak kaget saat akan duduk, Suara Kania semakin menggema di kelas yang sudah seperti kuburan ini
"Gak bisa gitu lah Kania, Lo mikir dong, mau? Lo buat perahu segede gunung hah? Jangan ngadi-ngadi dah Lo" Ketus Askara memutar malas bola matanya
"Ya terus Lo pikir cerita yang Lo usulin itu lebih gampang apa? Gak lupa kan Lo kalo cerita Pangeran kornel itu banyak dikenalnya bikin Jalan?" terdengar dengusan dari Askara, lelaki bertubuh besar itu tidak akan pernah mau mengalah jika soal berdebat meski lawannya itu perempuan
"Ya lo think smart dong, kita ambil beberapa adegan yang penting-pentingnya aja, dasar bego"
"Apa lo bilang?" Kania yang tidak terima dikatai bego itu melangkah mendekati Askara seperti menantang lelaki itu
Suasana kelas semakin memanas, bahkan beberapa murid yang ada dikelas sudah meringis mendengarkan perdebatan keduanya
"Udah weh udah gausah berantem, udah mending ambil voting aja biar adil" Sahut Olla dari sudut kelas, semuannyapun menatap kearahnya, sebgian mengangguk setuju dengan usulan dari Olla itu
Setelah mendapatkan penjelasan dari Nadila, Gracia pun akhirnya paham apa yang membuat perdebatan antara Askara dan Kania dipagi hari ini. Ternyata guru Bahasa Indonesianya menyuruh untuk membuat sebuah film dokumentasi, dan guru Bahasa indonesianya memberikan 2 pilihan cerita mana yang akan diambil oleh kelas mereka.
Tak lama mereka mengadakan voting memilih cerita mana yang akan dipilih untuk projek kelas, akhirnya didapati hasil dan yang mendapat hasil voting terbanyak adalah cerita tentang Pangeran Kornel.