🌼
Tepat pukul 7 pagi semua murid sudah
mulai memasuki jalan yang akan membawanya ke pedalaman Suku Baduy. Gracia mendongak keatas dimana terdapat sebuah Gapura bertuliskan selamat datang di kawasan Suku Baduy"Gre jalan buru anjirr malah diem" Gracia menoleh kearah belakang saat mendengar teriakan Nadila
Graciapun hanya tersenyum lalu kembali melanjutkan jalannya, memasuki kawasan Suku Baduy, matanya mengedar ke samping kanan dan kiri yang terdapat beberapa rumah dari bambu dengan beberapa warga yang sedang bertenun, juga beberapa kerajinan gelang dan kain khas Suku Baduy yang sengaja dipajang untuk wisatawan yang ingin membelinya.
Suku Baduy yang merupakan masyarakat adat sub-etnis ini adalah salah satu kelompok masyarakat yang menutup diri dari dunia luar. Suku Baduy ini terdapat tiga kelompok yang di kenal dengan sebutan tangtu (Baduy dalam) biasanya masyarakat Baduy Dalam memiliki ciri khas yaitu memakai baju berwarna putih alami.
Kelompok selanjutnya biasa disebut penamping (Baduy Luar) ciri khas kelompok masyarakat ini adalah pemakaian baju berwarna biru gelap, juga ikat kepala dengan warna yang sama, kelompok ini adalah orang-orang yang telah keluar dari Suku Baduy dalam dan telah mengenal dunia luar dan teknologi. Yang terakhir biasa disebut dangka kelompok ini dikenal sebagai masyarakat Suku Baduy dalam dan luar yang sudah memutuskan untuk keluar dari wilayah Suku Baduy dan lebih memilih menetap diluar wilayah tersebut
Dan yang tadi dilewati Gracia adalah masyarakat yang dikenal sebagai dangka. Perjalanan dari gerbang yang dilewati Gracia menuju tujuan pertama yaitu Baduy Luar menghabiskan waktu selama 2 jam lebih perjalanan
"Gila capek banget anjirr"
Nadila yang tepat berada dibelakang Gracia terdengar ngos-ngosan dengan nafas yang tidak beraturan, perempuan bertubuh gempal itu terdengar mengeluh terus bahkan mereka saja baru berjalan selama 1 jam baru setengah jalan
"Berenti dulu yuk, capek gue juga"
Usulan Gracia diangguki oleh Nadila dan Jinan yang sama terlihat lelah, mereka bertiga pun duduk disalah satu batu besar yang ada di dekat mereka, didepannya terlihat ada sebuah jembatan yang terbuat dari akar yang menjuntai tinggi.
"Eh Nan, Shani mana?"
Tanya Gracia yang baru menyadari jika Jinan sendiri, padahal tadi dirinya melihat Shani berjalan dibelakang Jinan
"Dah duluan tuh anak sama Feni" Jawab Jinan dengan mengibas-ngibas tangan didepan wajahnya
"Bagi tisu dong Gre"
Gracia melepaskan carriernya dan mengisyaratkan Jinan untuk mengambil sendiri tisu didalam tasnya itu
"Gak ada Gre ih, mana"
"Ada Jinan, lo cari yang bener" Balas Gracia malas, padahal tisu itu berada dipaling atas dibanding barang-barang lainnya
"Eh lo bawa sleeping bag?" Gracia mengangguk menjawab pertanyaan Jinan