3 : Heartbreak Girl

595 111 11
                                    

🌼


Menuju akhir tahun cuaca sekarang lebih sering turun hujan dan angin, yang dengan terpaksa Gracia harus naik angkutan umum untuk berangkat sekolah. Seperti pagi ini hujan yang cukup deras mengguyur. Kali ini paginya sedikit menyebalkan, sungguh menyebalkan karena harus melihat pemandangan yang sangat tidak mengenakan saat dirinya baru saja memasuki kelas.

Seasik itukah bahasan yang sedang mereka obrolkan? Gracia tau mereka lebih dahulu dekat dibandingkan dengannya tapi tetap saja melihat mereka yang sedang asik mengobrol dan sesekali di iringi dengan tawa membuatnya sedikit sakit hati dan iri.

Dibarisan kedua, Shani tengah asik berbicara dengan Raka

"Aduhh udah ditempatin semua lagi kursinya" Ucap seseorang yang baru saja masuk kelas dan mengeluh saat tempat duduk yang biasa ia duduki dibarisan tengah sudah ditempati

"Sini duduk sama gue aja"

Gracia menarik kursi disampingnya dan menyuruh Desy untuk duduk. Desy Genova, sahabatnya satu ini memang salah satu orang yang sangat perfeksionis dan well organized, tipe perempuan yang rapi dan berencana. Oh satu lagi dia suka Gracia panggil tiang karena tingginya melebihi tinggi Gracia dan sahabatnya yang lain.

"Tapi gamau di ujung ahh, ini kan pelajaran si Pak Joko"

Keluhnya masih berdiri dan memasang muka dikasihani seakan meminta bertukar tempat dengan Gracia

"Ogah ya Gue gamau pindah titik"

Jam pertama adalah pelajaran sejarah, pelajaran yang semua anak kelas tidak akan mau duduk di ujung, itu karena guru sejarah itu akan dengan semaunya menunjuk orang yang duduk di paling pojok dan menyuruh orang tersebut untuk menjelaskan setiap apa yang sudah dia jelaskan sebelumnya.

"Udahlah sini aja duduk samping Gue, Lo kan udah pinter ini" Ucap Gracia sambil menarik tangan Desy untuk duduk disampingnya dan dengan terpaksa dia pun duduk

"Entar Gue bantu, tenang aja"

Desy yang sedang mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya pun dengan cepat menoleh kearah Gracia dengan kedua alisnya yang berkerut heran dengan ucapan Gracia barusan

"Bantu do'a maksudnya" Gracia menaik turunkan kedua alisnya dan tertawa cukup keras saat Desy memutar bola matanya malas

"Hiliihhh"

Decihnya dan kembali mencari sesuatu di dalam tasnya. Tanpa sadar tawa Gracia itu membuat beberapa orang yang duduk di depan menoleh kearah Gracia, dan tak terkecuali Shani yang sedari tadi tengah asik berbicara dengan Raka pun ikut menoleh, Gracia hanya mengangkat bahunya acuh.

"HALLOOOO GAISS PAGIII"

Teriakan seseorang mengalihkan perhatian seisi kelas pada seseorang yang tengah berdiri diambang pintu masuk, Nadila. Orang paling berisik diantara mereka. Tawa khasnya yang terkadang dapat memekakkan gendang telinga, kadang membuat semua jengkel tapi rindu kalau dia tidak ada

"Berisik genduuttt, apa sih pagi-pagi teriak-teriak"

Nah suara teriakan itu adalah suara Askara, Askara Bayu satu-satunya laki-laki yang ada dalam lingkup sahabat Gracia, dia multi talenta dengan suara emasnya dan sering menjuarai lomba-lomba menyanyi. Selain jago bernyanyi dia juga handal dalam pencitraan, dia bisa bersikap seperti lelaki tegas dengan suara basnya dan badan besar tegapnya itu jika sedang berhadapan dengan orang yang baru dikenalnya atau orang-orang yang tidak dekat dengannya, dan dia akan memunculkan sikap dan sifat aslinya jika sedang berkumpul dengan kami.

"Lo juga sama Aska, teriak-teriak"

Ucap Olla melemparkan tutup pulpen pada Askara yang tengah duduk dibangku paling depan dengan buku novel tebalnya

KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang