HAI!!
GIMANA KABAR KALIAN? SEMOGA SEHAT SELALU YA...
JANGAN LUPA VOTE!
***
Tujuh tahun yang laluBruk
Seorang anak laki-laki berumur tujuh tahun terlihat jatuh dari sepeda yang ia naiki. Sagara, dipanggil Gara.
Sagara Anderson, anak dari keluarga Anderson yang terkenal dengan usaha-usaha elit nya.
Ketika anak-anak pada umumnya belajar menaiki sepeda dengan bimbingan orang tua tetapi lain dengan Gara. Gara bukannya mandiri tetapi ia terpaksa menaiki sepedanya tanpa bantuan siapapun hanya semangat dari diri sendiri.
Saat ini, kediaman rumah Anderson terlihat sepi padahal mamah dan papah Sagara sudah pulang beberapa menit lalu dari Jerman.
"Aduh! Sakit." Lirih nya kesakitan.
Gara terduduk di aspal dan memegang kedua lututnya ia mengusap-usap lutut yang luka itu akibat terkena bebatuan kecil.
Darah yang mengalir membuat anak laki-laki itu menangis, tangisannya semakin kencang membuat salah satu anak laki-laki yang berwajah hampir mirip dengannya.
Kembarannya?
Ia berlari dengan wajah panik bercampur kasihan pada saudaranya itu.
"Tahan sebentar ya, Gara."
"Aku bakal panggil papah sama mamah,"Ucapnya lalu berlari ke dalam rumah sembari memanggil mamah dan papah anak laki-laki dua itu.
"PAPAH! MAMAH!"
"BANG GARA JATUH! LUTUTNYA BERDARAH BANYAK BANGET!" Teriaknya menggelegar.
Anderson dan Amelia keluar dari rumah dan berjalan ke arah anak laki-laki itu.
"Ada apa Raga?" Tanya dari Amelia, sang mamah.
"Itu! Bang Gara jatuh dari sepeda, kakinya berdarah." Jelas Raga.
Andreson mengerutkan keningnya dan mendongak menatap anak laki-laki nya yang sedang menangis sambil mengusap lututnya.
Mereka bertiga berjalan ke arah Gara untuk memberikan obat pada luka nya.
Amelia melipat kedua lengannya di depan dadanya dengan memandang Gara datar.
"Pake jatuh segala!" Gumam nya.
Andreson membungkukkan badannya lalu melihat luka di kedua lutut anaknya itu.
"Bagaimana bisa kamu jatuh seperti ini?" Tanya Andreson dengan aura sedikit marah nya.
"T-tadi aku lagi belajar naik sepeda, pah. Terus kurang keseimbangannya jadi aku jatuh." Jelas Gara dengan sesenggukan.
Andreson menggeleng kepalanya pusing."Buat apa kamu naik sepeda? Mau cari penyakit?"
"Kalau gak bisa naik sepeda tuh, udah gak bisa aja. Pake di paksain!" Sahut Amelia dengan nada marah.
Bukannya menenangkan Gara yang sedang kesakitan bercampur takut tetapi keduanya malah saling menyalahkan dirinya yang ceroboh dalam hal itu.
Sedangkan Raga, kembarannya itu hanya menatap dengan raut wajah sedih pada kakaknya.
"Maaf. Mah, pah." Cicit Gara sembari mengusap matanya yang sedari tadi terus mengeluarkan air mata.
"Lihat adik kamu,Gar. Dia bisa naik sepeda tanpa jatuh kaya kamu." Ucap Andreson.
"Gara kan anaknya lebay, pah." Setelah mengucapkan itu Amelia pergi dari sana.
"Papah lihat kamu naik sepeda lagi dan jatuh, papah bakal kurung kamu di kamar." Ancam Andreson lalu menegakkan tubuhnya setelah itu ia pergi dari sana tanpa mengkhawatirkan keadaan anaknya itu.
Iya. Seperti itulah nasib yang dirasakan oleh Sagara.
Tinggallah Raga, kembarannya yang sangat mendapatkan kasih sayang dari Andreson dan Amelia.
"Gara-gara kamu! Aku di selisih kan!" Teriak Gara dengan tangisnya.
Raga yang terkejut hanya diam dan berkata."Maafin aku, bang."
"Awas!" Gara mendorong tubuh mungil Raga agar menjauh dari dirinya.
Gara berusaha untuk berdiri dengan kaki yang terluka itu karena melihat kakak nya kesakitan Raga membantu memegangi lengan Gara.
Dengan tepisan pelan dari Gara pada tangan Raga yang memegangi lengan nya.
"Tanpa bantuan kamu! Aku bisa berdiri sendiri!" Gara menuntun sepedanya dengan berjalan bertatih karena lutut nya terasa sangat perih.
Raga menundukkan kepalanya dengan air matanya mengalir."Maafin aku, bang." Lagi lagi ia meminta maaf kepada Gara.
***
Next?
Komen dan vote!
KAMU SEDANG MEMBACA
SAGARA: DANGEROUS BOY
Teen FictionKisah seorang laki-laki yang disebut gila dikarenakan laki-laki itu kurang kasih sayang oleh orangtuanya yang sedang asik sibuk pekerjaannya di luar negeri. Sagara Anderson, anak dari keluarga Anderson yang terkenal dengan usaha-usaha elit nya. Enam...