Kisah seorang laki-laki yang disebut gila dikarenakan laki-laki itu kurang kasih sayang oleh orangtuanya yang sedang asik sibuk pekerjaannya di luar negeri.
Sagara Anderson, anak dari keluarga Anderson yang terkenal dengan usaha-usaha elit nya.
Enam...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
***
Beberapa hari kemudian
Kini Skala sudah sembuh tetapi tangan kirinya masih di perban. Tanpa peduli dari rasa sakit itu kemarin ia sempat berantem dengan Gara.
"Masuk lo? Gue kira masih tiduran." Ucap Ryan.
"Gue gak koma." Sahut Skala dengan datar.
Ryan tertawa kecil."Kata Langit, leher lo hampir putus." Langit yang asik nge-push rank melempar pensil yang berada di atas meja.
"Nuduh lo anjing!"
Ryan semakin mengeraskan tawanya.
"Lo kemarin berantem sama Kala, karna apa?" Tanya Bumi pada Gara yang diam.
"Gue yang salah, Kala pantes gebukin gue."Sahut nya.
Bumi menggeleng kepalanya."Kedepannya gue harap lo gak lalai, Gar." Gara hanya melirik sekilas.
"Ohya, kemarin lo di temenin Raga?" Tanya Ryan.
Gara berdehem."Tau dari?"
"Bumi," Gara mengangguk.
"Sekarang adek lo dimana?" Tanya Ryan.
"Pergi lagi ke London." Gara menjawab.
Memang, beberapa hari kemarin Raga sudah kembali ke London ia harus sekolah disana dan juga takut terjadi apa-apa terhadap Amelia dan Andreson.
Gara sempat bicara kepada Raga, kalau nanti atau suatu saat biarkan mereka berdua kembali ke rumah Gara. Agar Gara bisa merasakan betapa indahnya keluarga kecilnya yang hancur karena dirinya.