Kisah seorang laki-laki yang disebut gila dikarenakan laki-laki itu kurang kasih sayang oleh orangtuanya yang sedang asik sibuk pekerjaannya di luar negeri.
Sagara Anderson, anak dari keluarga Anderson yang terkenal dengan usaha-usaha elit nya.
Enam...
HUH DUA PART BANYAK YANG BACA TAPI YANG VOTE GA ADA SAMA SEKALI
FOLLOW+VOTE-KOMEN BUAT AKU SEMANGAT UNTUK LANJUTIN CERITA INI!!
JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN!!
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
***
Suara monitor rumah sakit mengisi sunyi senyap nya ruangan ini. Raga terbaring lemas di brankar rumah sakit.
Amelia dan Andreson, mereka berdua sedang menangis menyesali perbuatannya itu.
Gara pun sudah mengeluarkan air matanya ia mengusapnya berkali agar jejak air matanya hilang.
Amelia beranjak dari duduknya lalu menarik tangan mungil Gara untuk membawanya keluar dari ruangan.
"Sini kamu!!" Amarah dalam Amelia sudah tidak tertahan lagi.
Gara yang di tarik nya hanya pasrah, toh sudah sering juga ia mendapatkan perlakuan kasar ini.
Mereka berdua sudah di luar ruangan, Amelia menyentak tangan Gara dengan kasar membuat Gara bisa merasakan perih dari cengkeraman tangan Amelia.
"Kamu gak perlu ada di ruangan Raga! Kamu tunggu di luar! Gara-gara kamu, anak saya jadi terluka!" Ucap Amelia dan masuk kedalam ruangan itu.
Gara tersentak dengan Amelia yang menutup pintu ruangan itu dengan kasar.
"Apa aku bukan anak mamah?" Tanya Gara dengan nada sesak.
Gara berjalan menjauhi ruangan itu dan duduk di kursi depan ruangan pasien lainnya.
Seorang gadis berumur tujuh tahun menghampirinya dengan kunciran rambut di ikat dua. Memakai baju putih dan celana Lilac, ia tersenyum lebar kearah Gara.
"Hai!!!" Ucap antusias gadis kecil itu dengan melambaikan tangannya di depan wajah Gara.
Gara yang terkejut hanya memasang ekspresi datar.
Gadis itu mengerucutkan bibirnya kala Gara tidak menampilkan ekspresi senang.
"Hai! Buat apa kamu disini?" Tanya gadis itu.
Gara menatap kedua mata bulat gadis itu."Gak," jawabannya.
Gadis itu menggaruk kepalanya yang tidak gatal, ia terasa bingung kenapa anak laki-laki di hadapannya begitu cuek?