Chapter 1

3.1K 47 16
                                    


Naruto Uzumaki, mempunyai sebuah kelainan dalam kehidupannya. Kelainan yang mungkin tak akan diterima oleh orang lain, karena kelainan tersebut tak bisa disembuhkan walaupun kau punya seseorang yang benar-benar merawatmu. Naruto tak bisa membuang perasaan tersebut, dia tak mungkin bisa, karena dia terlanjur jatuh terlalu dalam.

Naruto berharap jika dia bisa menghilangkan kelainannya itu, hal tersebut membuat Naruto gundah gulana, kedua matanya sendiri tak bisa berpaling dari wajah cantiknya. Itu benar, Naruto memang jatuh cinta.

Tapi masalahnya, orang yang dia cintai itu bukan wanita luar ataupun lelaki, terlebih wanita itu sangat dekat dengannya, keinginan dia untuk menjauh dari wanita itu tak pernah bisa dilakukannya. Dia terpaksa untuk hidup satu atap dengan wanita yang ditinggal suaminya meninggal itu.

"Sochi, bisakah kau belikan beberapa bahan makanan? Di lemari pendingin sudah habis."

Naruto berdiri dari tempatnya duduk di sofa panjang, dia hanya diam tak membalas namun tubuhnya bergerak mendekati sosok wanita berambut merah panjang dengan wajah yang cantik rupawan, dia meneguk ludahnya saat itu juga.

"Sochi? Naruto?"

"Ya? Aku mendengarmu kaasan."

Orang yang dipanggil kaasan oleh Naruto itu tersenyum, lalu memberikan beberapa lembar uang serta catatan barang yang dibutuhkan. Naruto mengangguk kecil, dan pergi meninggalkan wanita itu yang sedang berurusan dengan dapurnya, tak ada yang aneh dengan sikap dari wanita itu.

Serta tak ada yang aneh dengan dirinya yang ingin menjauhkan diri dari dia, Kushina Uzumaki.

...

Naruto by Masashi Kishimoto.

Pairing: Naruto x Kushina, slight ... X Kushina.

Warning: Seinen, Mature content, ofc Incest, Lemon, Lime, Smut, Pwp? OOC, AU, typo.

...

Pulang dari minimarket, Naruto merasakan ada yang janggal pada rumah yang dia tempati dengan sang Ibu. Dahinya berkerut tajam saat dia masuk ke dalam rumah tanpa memberikan salam apapun, dia melihat sebuah sandal yang tergeletak di dalam rumah itu.

Tatapan Naruto menajam saat melihat pintu yang menghubungkan dapur serta ruang tamu itu terbuka sedikit, dia segera berjalan ke arah pintu itu untuk meletakkan barang belanjaannya, namun saat dia akan masuk, sebuah suara yang tak asing terdengar oleh telinganya.

Pandangan Naruto semakin menggelap, netra biru itu seolah menunjukkan sebuah dasar dari samudra yang sangat menakutkan. Dia mengintip dari celah pintu ke ruang tamu itu, dan melihat dua orang sosok yang sangat dia kenal sedang melakukan percumbuan.

Rambut merah yang indah itu seolah terlihat menjijikkan saat dia melihatnya sedang berciuman mesra dengan seorang pria berambut putih panjang yang notabenya adalah kakeknya sendiri. Dia adalah mertua dari sang Ibu, Jiraiya Namikaze. Aura kehidupan dari kedua netra biru itu seolah tak terdeteksi lagi.

Hanya ada sebuah kebencian yang mendalam baginya saat melihat orang yang sangat dia cintai itu bercumbu mesra dengan pria tua bau tanah yang berusia enam puluh ke atas.

Dia sekarang mengerti bagaimana perasaan dari seseorang yang dikhianati oleh orang yang dicintainya. Naruto tahu betul, dia sering sekali melihat gerak-gerik dari Ibunya itu, wanita itu seolah menyembunyikan sesuatu dari dirinya, seolah tak ingin dirinya tahu jika Jiraiya berhubungan dengan Kushina.

Heh, orang yang paling dihormati oleh penduduk desa kelahirannya pun bisa menjadi seperti orang menjijikkan. Bermain dibelakang bersama wanita lain, sementara itu istrinya sedang menahan rasa sakit dan ditemani oleh pembantu yang sudah ringkih.

Kau tahu, Naruto benar-benar ingin sekali memukul Jiraiya serta orang-orang yang pernah dekat dengan Ibunya, mungkin jika dia mau, maka dia akan membersihkan tubuh Ibunya itu dari sentuhan menjijikan para lelaki yang hanya menginginkan tubuh seksi itu saja.

"Aku benar-benar tak menyangka akan hal ini." Naruto masuk dengan tiba-tiba, dia mulai bermonolog serta membuat keduanya terkejut setengah mati.

"Na-naruto, apa semuanya sudah kau beli?"

Tatapan Naruto begitu nyalang pada keduanya, netra biru itu seolah menyala di dalam kegelapan. Muak adalah kata yang pantas untuk menggambarkan dirknya saat ini, dia muak dengan semuanya.

Naruto meletakkan kantong plastik yang dibawanya itu tepat disebelah Jiraiya dan Kushina berdiri, sebuah senyuman dingin dia perlihatkan pada keduanya, berdiri tegap di depan kedua orang itu. Tatapan intimidasi terus dia keluarkan.

"Sejak kapan kau bermain dengan dia?" Naruto bertanya.

"Naruto sopan-!"

Pemuda itu langsung membekap mulut Kushina. "Aku tak bertanya padamu, Kushina! Aku bertanya pada orang tua bau tanah yang berselingkuh dibelakang istrinya yang sedang sakit. Bahkan wanita yanh menjadi selingkuhannya pun adalah Ibuku sendiri." Pemuda itu mendorong Kushina hingga pinggulnya terbentur meja dapur.

"Oi, bocah!" Jiraiya yang tahu selingkuhannya diperlakukan kasar seperti itu, langsung bersiap untuk memukul Naruto, tapi yang ada hanya dirinya yang tak sadarkan diri sekarang. Tubuh Jiraiya merosot kebawah, kedua matanya masih terbuka seolah dia masih sadar.

"Beginikah orang yang tengah berselingkuh denganmu, Kushina?"

"..." Kushina terdiam, dia melihat sosok berbeda dari pemuda pirang berusia dua puluh tahun itu.

Kedua bola mata Naruto melirik kebawah, melihat sebuah celana yang sudah terbuka dengan penis yang lemas. Dia menyeringai saat melihatnya, lalu Naruto menginjaknya kuat saat itu juga, matanya menyipit melihat Jiraiya yang membuka mulutnya, namun suaranya tak keluar dari sana.

Dia pun melihat Kushina yang sedang menutup mulutnya terkejut, dia juga menutup sebagian tubuhnya yang sudah mulai terbuka.

"Kupikir lagi, aku salah menilaimu, aku juga salah telah mencintaimu sebagai seorang lelaki, nyatanya kau bermain dengan seorang kakek tua bau tanah dengan penis yang sudah berdarah dan kedua buah zakar itu sudah meledak. Kushina, Kushina, aku tak mengerti apa yang kau pikirkan. Sekarang, jawab pertanyaanku."

"..."

"Kau bermain dengan siapa saja? Aku bisa menebaknya melalui kedua mata violet yang kusukai itu." Naruto menangkup mulut Kushina dengan kedua jarinya, dia menjilati air mata Kushina yang turun melewati pipinya. "Kau tak akan mengerti bagaimana perasaan seorang anak yang melihat wanita yang dia sayangi sedang bercumbu mesra dengan Kakeknya."

"..."

"Well, mari kita mulai. Katakan! Siapa saja yang menjadi pria yang menyentuh tubuh menjijikkanmu itu?! Katakan sekarang! Konsekuensi dari kejadian ini adalah, Jiraiya menanggung malu akibat skandal ini, dia akan diceraikan oleh Istri tercinta yang mewarisi harta Senju, dan menjadi miskin. Lalu kau akan dikenal sebagai seorang wanita simpanan bagi para pria hidung belang di luar sana."

"A...a..."

Naruto pun mengganti senyumannya, kali ini dia lebih kalem daripada tadi. "Mari kita mulai eksekusinya."

...

..

.

TBC/END?

Mungkin, reader yang tahu gw di Fanfiction tahu akan Fict ini.
See you di chapter 9/10 nanti

SeduceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang