MENUNTASKAN HARI

235 15 24
                                    

Kuswanoto menyalakan HP, setelah melepas pengisi daya. Sejurus kemudian melangkah ke dapur untuk meraih ceret.

Kelung!

Kelung! (Notifikasi WhatsApp).

Bergegas Kuswanoto kembali ke kamar, meraih HP.

'Masukkan sandi keamanan, pindai sidik jari, atau pindai mata Anda'. Tertulis di layar kunci. Cara rumit yang sengaja dia pasang untuk salah satunya mengamankan folder video di galeri.

Tut, 0.

Tut, 1.

Tut, 0.

Tut, 1.

Tut, 1.

Tut, 9.

Tut, 7.

Tut, 0.

✔️ Kode diterima.

'Lagi apa, Kang Mas?' Isi pesan WhatsApp dari Sri.

'Mikirno awakmu 💖.' (Memikirkan kamu).

'Ah, gombal 😊. '

'Ginio, Sri. Awakmu gak megawe ta?' (Kenapa, Sri. Tidak kerja?).

'Tidak, Kang.'

'Tak mrono, yo.' (Saya ke situ, ya).

Ting! (💕 )

****

"Ah, mumpung onok jilihan montor, sumpek neng omah, marani gendakan sek ah." (Ah, mumpung ada pinjaman motor, sumpek di rumah, mendatangi selingkuhan dulu ah).

Kuswanoto meletakkan minyak rambut yang beraroma daun salam. Dia sisir rambut sampai klimis.

"Cuh!"

Jempol kanan dia ludahi, dia usap ke alis, lalu merapikan kumis. Cara ampuh untuk memikat janda manis, tanpa harus repot puasa Senin Kamis.

Sejenak dia melirik minyak wangi, botol kecil bening dengan bertuliskan 'Minyak Serimpi.' Dituang ke telapak tangan, digosok perlahan, lalu dioles ke batik yang dia kenakan. Cara mudah untuk menunjang penampilan.

"Mosok iyo mambu balsem terus koyok embah-embah ae. Pisan-pisan teko wangi marani Sri. Hi hi hi." (Masak iya bau balsam terus seperti embah-embah saja. Sekali-kali datang wangi mendatangi Sri. Hi hi hi).

Kuswanoto menyengir kuda di depan cermin lemari.

"Wes bagus, wes wangi, sak onok duite, wah jan ... wes koyok juragan rongsokan nek ngene ki, he he he." (Sudah ganteng, sudah wangi, saku ada duitnya, wah ... sudah seperti juragan rongsokan kalau begini, he he he).

Cepat Kuswanoto menyambar HP, aman bersanding dengan jimat keramat di saku celana.

Klek!

Gembok terkunci, anak kunci dia letakkan di atas celah lubang kisi-kisi gawang pintu.

Brum!

Bruummm!

Melesat menuju Pondok Cinta. "I'm coming, Sri."

****

Nyatanya, motor berhenti jauh dari pelataran rumah. Jantan niat yang dia bawa, seketika loyo akan kebiasaan Kuswanoto yang tak mau kehadirannya di rumah ini diketahui oleh siapa pun.

Dengan mengendap-endap, toleh kanan, toleh kiri. Mengangkat kaki tinggi dalam melangkah serta kedua tangan membentuk kaki kanguru di depan dada.

"Sri."

🎉 Kamu telah selesai membaca 𝗖𝗘𝗥𝗞𝗔𝗞: 𝗘𝗜𝗞𝗘 𝗕𝗨𝗞𝗔𝗡 𝗕𝗘𝗡𝗖𝗢𝗡𝗚 🎉
𝗖𝗘𝗥𝗞𝗔𝗞: 𝗘𝗜𝗞𝗘 𝗕𝗨𝗞𝗔𝗡 𝗕𝗘𝗡𝗖𝗢𝗡𝗚Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang