Terima Kasih

324 43 7
                                    

.

.

.

Masih flashback ya
.
.

Happy Reading
.
.

💎💎💎

Flashback

Lelaki di hadapan Yedam menatap lekat matanya yang sembap, "Astaga kamu menangis lagi???"

"Huweeee....Jae hyung" isak Yedam yang kini memeluk Jaehyuk.

"Yedam tunggu!!!, aku senang dipeluk olehmu, tapi aku rasa kita harus bergegas ke rumah sakit" ujar Jaehyuk yang diikuti dengan anggukan gemas dari Yedam yang menurut layaknya anak kecil.

Jaehyuk segera menuntun Yedam menuju mobilnya dan memastikan bahwa Yedam sudah memakai seatbeltnya.

Melihat Yedam mengeratkan tangannya membuat Jaehyuk tersenyum hangat dan memegang tangan yang lebih muda. "Semua akan baik-baik saja Yedam"

Yedam yang awalnya gugup dan takut sedikit lega mendengar hal tersebut. "Hyung terima kasih, sungguh aku rasa aku bisa menangis seminggu penuh bila hyung tidak menghentikanku.

Jaehyuk yang mendengar hal itu hanya tertawa dan memfokuskan pandangannya ke jalan.

Tidak sampai 30 menit, Yedam dan Jaehyuk sudah sampai di rumah sakit tujuan mereka. Saat Yedam akan membuka pintunya, Haruto yang sudah menunggunya langsung membukakan pintunya.

"Yedam hyung, kau sudah tiba?, ini diminum dulu" cengir Haruto sambil memberikan gelas berisi teh hangat untuknya.

Haruto menatap Yedam yang kini meniup pelan gelasnya dan meminumnya secara perlahan sambil tersenyum.

"Bagaimana hyung? Apa hyung merasa lebih baik??, kalo hyung mau aku sudi dipeluk hyung selamanya hehehe"

Yedam yang baru saja menghabiskan tehnya hanya tertawa membalas senyuman yang lebih muda dan mengangguk.

Melihat Yedam sudah tidak terlalu gugup, Jaehyuk segera menggenggam tangan Yedam dan Haruto juga langsung merangkul lengan Yedam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Melihat Yedam sudah tidak terlalu gugup, Jaehyuk segera menggenggam tangan Yedam dan Haruto juga langsung merangkul lengan Yedam. Merek pun berjalan beriringan menuju tempat Junkyu berada.

Kalo boleh jujur Yedam sebenarnya sangat ingin berlari ke ruangan temannya itu, namun sepertinya 2 orang disampingnya tidak akan membiarkannya. Jadi mau tak mau ia harus berjalan beriringan dengan 2 tiang yang menghimpitnya.

Sesampainya di depan ruangan yang mereka tuju, jantung Yedam berdegup keras hingga membuatnya ragu untuk membuka pintu di hadapannya.

Tangan Yedam sudah memegang kenop pintu tersebut tetapi dia sedikit takut untuk membukanya namun tidak berlangsung lama.

Hurt Inside | Yedam Centric (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang