EPILOG

204 27 3
                                    

.

.

.

.

💎💎💎

Sebuah hari terbahagia seorang pria yang kini menatap kekasihnya dengan buket bunga. Senyum terindah terlukis di wajah Yedam dengan seruan bahagia dari orang-orang sekitarnya.

Senyum yang membuat siapapun ikut bahagia melihatnya. Pria itu tersenyum tipis dan menunggu kekasih mungilnya itu berjalan menuju altar untuk mengikat janji suci dengannya.

 Pria itu tersenyum tipis dan menunggu kekasih mungilnya itu berjalan menuju altar untuk mengikat janji suci dengannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Betapa tidak menyangkanya dia bisa memiliki Yedam yang menjadi penyembuh dalam kegusarannya. Sungguh ia merasa beruntung sekali. Bila dikatakan apakah dia bahagia?

Tentu saja bahkan lebih dari kata bahagia. Ia tidak bisa melukiskannya tapi semua itu bisa ia rasakan dari dalam hatinya. Kini Yedam berdiri di hadapannya dengan senyum gemasnya ia mengambil tangan pria itu dan mengecupnya.

"Aku bersedia..."

Itulah kata yang membuat pria itu berdebar begitu kencang. Yedam yang tersenyum lembut ke arahnya akhirnya terkekeh melihat pria itu tersipu malu.

"You may now kiss the bride" ujar sang pendeta

Yedam yang sedari tadi menunggu perkataan tersebut langsung merangkul kekasihnya dan menciumnya. Ciuman yang hangat penuh drngan senyuman dan air mata kebahagiaan.

Saat Yedam menjauh dan menatap pria itu. Yedam tersenyum dan menatap kekasihnya dengan lembut. "Aku bahagia terima kasih" bisik pria mungil itu.

Pria itu membalas senyuman Yedam dan menarik Yedam ke dekapannya dan balik menciumnya. Walau sedikit agresif dna membuat Yedam kaget tapi pria mungil itu menerimanya dengan baik.

"Aku yang lebih bahagia, bila kau bahagia begitupun denganku"

Yedampun hanya mengangguk dan setetes air mata menjatuhi pipinya. "I know, the only thing that will make you happy is being happy with who you are"

Seruan dari para tamu yang memberikan doa untuk kedua pengantin terdengar begitu heboh. Yedam menatap ke sekeliling sambil melambaikan tangannya. Matanya tertuju kepada keluarganya yang sedang tersenyum dan menangis bahagia. Ia juga melihat bagaimana teman-temannya tersenyum bahagia menatap mereka berdua. 

"AKU GAK RELAAAAAA" isak seseorang yang sedang menangis tersedu-sedu. Siapa lagi kalo bukan Jihoon. Kakaknya menangis meraung-raung dengan Yoshi dan Hyunsuk menahan kakaknya untuk tidak berlari ke altar dan menculik Yedam.

"Heh lu laki kan, beraninya lu culik adek gue. Liat aja pembalasan gue" ucap Jihoon 

PLAKKK....

Ayah Jihoon dan Yedam memukul pundak anaknya tersebut. "Kamu ini bukannya seneng adekmu bahagia, malah ngerusuh. Nanti Ayah suruh kamu business trip luar Korea ya"

"HIIII jangan dong yah kalo aku di luar nanti gak bisa nyamperin Yedam" Tukas Jihoon.

.

.

.

.

.

Walau Yedam tidak bisa mendengar perbincangan antara kakak dan ayahnya tapi dia tau pasti bahwa kakaknya sedang diancam oleh ayahnya tersebut. 

"Kamu kenapa ketawa sendiri?" Ujar pria disebelahnya yang dari tadi sibuk memperhatikan dirinya.

"Gakpapa, hanya gak nyangka aja bahwa kita bisa bertukar janji suci hihihi" celetuk Yedam

"huh???, kamu sebenarnya gak mau nikah sama aku ya?, jangan bilang kamu bahagia itu bohong juga?" tukas kekasihnya tersebut yang mulai terlihat murung.

Melihat tingkah gemas tersebut Yedam hanya tertawa dan menyubit pipi kekasihnya itu. "kalo iya kamu bakal gimana emang?"

"aku bisa gila lah, jangan gitu dong aku overthinking nanti" Pria itu menarik Yedam di pelukannya dan mengusap- usap rambut Yedam tanpa ada tanda ingin melepaskan pelukannya.

"hihihi aku bercanda kok, lagi gemes banget sih kamu" 

"Dih kok kebalik, yang paling gemes di dunia ini ya kamulah sini aku gigit"

"Hahaha jangan nanti kamu di smackdown Jihoon hyung, ahahahhaha" celetuk Yedam yang akhirnya tak bisa menahan tawa karena pasangannya mulai mengelitikinya.

Sebuah lembaran baru dalam kehidupan Yedam pun dimulai, akan banyak rintangan dan juga berbagai hal yang membahagiakan di masa yang akan datang namun itu adalah cerita lain.  

Semua orang berhak untuk bahagia dan satu hal yang pasti Yedam sangat yakin bahwa semua akan baik-baik saja apabila dia percaya dengan dirinya sendiri.

Berani untuk bahagia  memang harus bukan?

The real end

💎💎💎

Masih belum disebut siapa pasangan Yedam, jadi aku biarkan imajinasi kalian yang menentukan ya. Ya aku kasih clue deh yang pasti bukan Jihoon, Yoshi, Hyunsuk, Keita apalagi Doyoung (maaf ya Dodam lovers) hehehe

Thank you sudah mampir ya

Hurt Inside | Yedam Centric (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang